Home
/
Gadget

Review Samsung Galaxy Z Fold6: Bagus, Untung Ada Galaxy AI

Review Samsung Galaxy Z Fold6: Bagus, Untung Ada Galaxy AI
Muhammad Faisal Hadi Putra15 August 2024
Bagikan :

Uzone.id - Dari luar seperti tak ada perubahan yang signifikan. Tapi sejatinya, teknologi pada Galaxy Z Fold Series kian matang lewat kehadiran Samsung Galaxy Z Fold6.

Sekilas, Samsung Galaxy Z Fold6 memang seperti ganti prosesor doang ketika dirilis. Sisanya, seolah sama saja dengan generasi sebelumnya, bahkan konfigurasi kameranya pun dibuat sama persis.

Padahal, harga perangkat ini jadi lebih mahal bahkan hingga Rp2 juta. Kini, Samsung Galaxy Z Fold6 dibanderol dengan harga Rp26.499.000 untuk 12/256 GB, Rp28.499.000 untuk 12/512 GB, dan Rp31.999.000 untuk varian 12 GB/1 TB. Terasa tak worth-it, kan?

Simpan dulu rasa skeptis kalian terhadap perangkat lipat ini, sampai selesai melihat review lengkap kami terhadap Samsung Galaxy Z Fold6 berikut ini. Yuk simak!

Minim ubahan, tapi tetap suka

Preview

Rombakan desain ponsel ini memang minim, tapi dampaknya signifikan. Bentuk Samsung galaxy Z Fold6 lebih mengotak dari sebelumnya, pinggiran bodinya dibuat lurus dan simetris, lebih elegan dan senada dengan desain Galaxy S24 Ultra. 

Form factor bodinya pun jadi lebih slim dan ringan, plus makin gampang mengoperasikannya dengan satu tangan. Bodi ponsel ini punya tebal 12,1 mm saat dilipat dan 5,6 mm saat dibuka dan bobotnya jadi 239 gram saja, lebih tipis dan enteng ketika digenggam. 

Kalau dibandingkan dengan kompetitor lainnya yang tersedia di Indonesia, Vivo X Fold3 Pro dan Oppo Find N3, begini kira-kira:

Vivo X Fold3 Pro

Oppo Find N3

Samsung Galaxy Z Fold6

236 gram

239 gram

239 gram

Unfolded: 160 x 142.4 x 5.2 mm

Folded: 160 x 72.6 x 11.2 mm

Unfolded: 153.4 x 143.1 x 5.8 mm

Folded: 153.4 x 73.3 x 11.7 mm

Unfolded: 132.6 x 153.5 x 5.6 mm

Folded: 68.1 x 153.5 x 12.1 mm

Beralih ke depan, buat kami yang juga pernah menggunakan Samsung Galaxy Z Fold5, Galaxy Z Fold6 lebih enak digenggam. Cover screen-nya agak lebar dan gak panjang lagi, malah sedikit menyerupai ponsel mainstream. 

Kini, cover screen-nya punya aspek rasio 22,1:9 dengan bentangan sedikit lebih lebar dari sebelumnya. Samsung menyematkan panel Dynamic AMOLED 2X seluas 6,3 inci dengan resolusi 2.376 x 968 piksel yang mendukung refresh rate adaptif 1-120Hz, serta telah dilindungi oleh kaca Gorilla Glass Victus 2. 

Preview

Kemudian ke bagian dalam, layarnya masih sama seperti Galaxy Z Fold5. Panel yang digunakan juga sama persis, yakni Dynamic AMOLED 2X sebesar 7,6 inci dengan resolusi QXGA+ atau 2.160 x 1.856 piksel dengan aspek rasio 20,9:18 yang juga mendukung refresh rate adaptif 1-120Hz.

Namanya juga perangkat lipat, engsel jadi komponen paling penting pada Samsung Galaxy Z Fold6. Samsung menerapkan struktur dual rail hinge yang didukung folding age yang diperkuat, sehingga mampu mendistribusikan dampak dari benturan eksternal dengan lebih baik.

Preview

Struktur engsel yang agak baru ini menghasilkan lipatan tanpa celah ketika Samsung Galaxy Z Fold6 dilipat. Itu bagus, terlebih Samsung Galaxy Z Fold6 kini bisa ‘berurusan’ dengan benda-benda kasar seperti debu atau partikel kecil berukuran 1 mm ke atas berkat rating IP48.

Namun kurangnya, layar utama Samsung Galaxy Z Fold6 bukanlah yang paling datar dibanding dua kompetitornya, Vivo X Fold3 Pro maupun Oppo Find N3. Tetap kelihatan jelas jejak lipatan di bagian tengah layar, di-swipe oleh jari pun cukup terasa lekukannya. 

Sedikit bicara warna, sekarang Samsung lebih nyantai soal warna sebenarnya. Kini, Samsung Galaxy Z Fold6 hadir dalam warna Silver Shadow, Pink, Navy, dan dua warna eksklusif pembelian online, yaitu Crafted Black dan White.

Layar masih sama, tapi tanpa cela

Preview

Sektor layar sebenarnya tak berubah signifikan, kurang lebih masih sama dengan Samsung Galaxy Z Fold5. Perbedaan paling terletak pada cover screen yang sedikit lebih lebar, sisanya hampir tidak ada yang berubah dibanding sebelumnya. 

Tapi tetap saja, buat kami layar Dynamic AMOLED 2X besutan Samsung ini memang tak ada cela. Kedua layar sama-sama memiliki intensitas cahaya 2.600 nits pada peak mode, ini lebih tinggi dari sebelumnya dan bahkan dari kompetitornya juga. 

Dengan fitur Auto Brightness yang pintar, layarnya tetap nyaman saat dipandang di dalam ruangan atau malam hari dengan cahaya yang remang-remang. Digunakan di luar ruangan ketika matahari sedang terik-teriknya pun, seluruh konten tetap terlihat secara maksimal.

Preview

Buat kalian yang suka Netflix-an atau streaming YouTube di resolusi tinggi, Samsung Galaxy Z Fold6 sudah kantongi HDR10+ dan Widevine L1. Setidaknya, kalian bisa nonton series Netflix di resolusi minimum Full HD, atau buka YouTube dengan kualitas HDR.

Satu lagi, ponsel sudah mengantongi standar Ultra HDR dari Google yang bermanfaat ketika kalian buka gambar hi-res di Google Photos ataupun Gallery.

Galaxy AI lebih hebat

 

Preview

Samsung sertakan banyak fitur baru di Galaxy AI pada Samsung Galaxy Z Fold6, inilah yang bikin kami bilang kalau ponsel lipat Samsung kian matang. Ya, matang dan siap secara fitur, memanfaatkan kecerdasan buatan untuk memaksimalkan bentangan layarnya yang luas.

Sehingga, layar lipat yang besar bukan sekadar ‘gimmick teknologi’ saja. Bukan asal ada dan mengikuti tren, lalu diluncurkan ke pasaran dengan harga di atas rata-rata. Inilah hebatnya Samsung menurut kami, mereka meluncurkan teknologi yang siap untuk digunakan para penggunanya, terutama user perangkat premium seperti Samsung Galaxy Z Fold6.

Ditenagai Snapdragon 8 Gen 3 for Galaxy dengan neural processing unit (NPU) yang lebih hebat dari sebelumnya, kemampuan pemrosesan AI ponsel ini pun jauh lebih andal dari sebelumnya. Ada beberapa fitur baru yang eksklusif (saat ini) di Samsung Galaxy Z Fold6 dan Galaxy Z Flip6 saja. 

Seperti Sketch to Image, fitur ini cocok buat orang-orang yang gak mahir menggambar. Konsep fitur ini seperti text-to-image, bedanya masukan kepada AI berupa coretan-coretan kasar yang akan diubah menjadi gambar yang lebih serius, profesional, dan terlihat menarik. 

Preview

Fitur ini tersedia di Samsung Notes. Menggambar pakai S Pen atau jari tangan, kemudian tinggal tekan logo ‘AI’ saja pada toolbar di atas. Lalu, lingkari coretan yang ingin kalian ubah jadi gambar, dan pilih model gambar yang diinginkan. Ada Pop Art, Sketch, 3D, dan lainnya.

Setiap model juga menyertakan beberapa opsi desain. Tinggal pilih sesuai keinginan, bisa dimasukkan ke dalam Samsung Notes atau simpan ke Gallery. Namun, setiap gambar yang dibuat Galaxy AI akan ditandai dengan watermark ‘AI-generated content’.

Sketch to Image juga berlaku pada gambar portrait yang kalian ambil. Konsepnya sama, kalian bisa corat-coret di mana saja, dan AI akan membuatkan objek yang sesuai dengan coretan kalian. Misal, membuat coretan seperti topi di atas kepala, Galaxy AI akan membuatkan jauh lebih baik. Seperti ini contoh-contohnya:

Galaxy AI

Lalu Portrait Studio yang masih berkaitan dengan gambar. Bedanya, masukan untuk AI adalah foto portrait atau foto yang menampilkan wajah seseorang. 

Galaxy AI akan mengidentifikasi wajah tersebut, kemudian mengubahnya menjadi beberapa tampilan, ada Comic, 3D Cartoon, Watercolor, dan Sketch. Sama halnya, ada beberapa gambaran yang ditampilkan, tinggal pilih yang kalian suka saja. 

Preview

Lalu, AI Composer. Memang beberapa brand sudah mulai menerapkan fitur AI yang serupa, yakni generator tulisan berdasarkan prompt yang diberikan pengguna. Tapi lagi-lagi, yang paling siap dengan hasil yang maksimal baru Galaxy AI sejauh ini. 

AI Composer mampu memberikan saran teks berdasarkan kata kunci sederhana untuk membuat email, caption di medsos, atau artikel pendek. Kata kunci yang diberikan gak harus berbahasa Inggris atau Korea saja, bahasa Indonesia pun bisa. 

Preview

Ini yang menarik. Fitur AI Composer gak cuma berlaku pada Samsung Notes atau aplikasi bawaan Samsung doang. Fitur ini berfungsi di semua aplikasi yang membutuhkan keyboard, asalkan menggunakan Samsung Keyboard. 

Lanjut, ada Interpreter, fitur lintas bahasa yang kini dirancang untuk memaksimalkan dua layar pada Samsung Galaxy Z Fold6. Bukan lagi menampilkan user interface (UI satu layar dibagi dua, sekarang masing-masing pihak bisa melihat hasil terjemahan dengan nyaman pada layar utama dan cover screen untuk interaksi yang lebih natural. 

Preview

Di fitur ini juga menawarkan terjemahan satu arah melalui Listening Mode, sehingga pengguna bisa dengan mudah mendengarkan pemaparan kuliah atau presentasi lainnya.

Fitur Galaxy AI lainnya yang baru, seperti Live Translate untuk menerjemahkan panggilan telepon secara langsung dan real-time pada device, baik di aplikasi telepon bawaan atau aplikasi pihak ketiga, seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, dan Google Duo.

Lalu Suggested Replies yang akan menganalisis beberapa pesan terakhir yang dikirimkan untuk memberikan pilihan respon yang tepat. 

Benchmark Snapdragon 8 Gen 3 for Galaxy

Preview

Samsung Galaxy Z Fold6 ditenagai Snapdragon 8 Gen 3 yang spesial, karena diberikan embel-embel ‘for Galaxy’. System on chip (SoC) ini memiliki clock-speed pada prime-core yang lebih cepat, dari 3,3 GHz pada model reguler menjadi 3,39 GHz.

Akan tetapi, walau prime-core diset lebih cepat, core lainnya justru di downclock sebesar 100 MHz. Sehingga, 3x performance-core Cortex A720 menjadi 3,1 GHz, 2x performance-core Cortex A720 menjadi 2,9 GHz, dan 2x efficiency-core menjadi 2,2 GHz. 

Menaikkan prime-core tapi menurunkan core lainnya, mungkin menjadi cara dari Samsung (dan juga Qualcomm) untuk menjaga performanya tetap tinggi dan tidak mengalami masalah termal. Hal ini didukung pula dengan vapor chamber yang ukurannya 1,6 kali lebih besar dibandingkan sebelumnya.

Samsung mengombinasikan chipset yang kencang dengan RAM LPDDR5X 12 GB dan memori UFS 4.0 dengan pilihan ruang mulai 256 GB, 512 GB, sampai 1 TB. 

Berikut ini hasil benchmark yang kami lakukan:

  • AnTuTu Benchmark v10: 1.508.700 poin
  • 3DMark Wild Life Stress Test: 11.966 poin (best loop), 7.241 poin (lowest loop)
  • PCMark: 18.845 poin

Skor AnTuTu-nya memang tidak terlalu impresif dibanding ponsel serupa dengan chipset yang sama, atau setidaknya Samsung Galaxy S24 Ultra. Bahkan dibanding Vivo X Fold3 Pro, skornya tertinggal lumayan jauh. Kalian bisa lihat review lengkap ponsel lipat Vivo tersebut di bawah ini:

Preview

Namun setelah melakukan beberapa pengujian, akhirnya kami menarik kesimpulan kalau Samsung memang tidak ingin memprioritaskan kinerja sintetis seperti gede-gedean skor benchmark. Jelas terlihat dari PCMark dimana sebagian besar simulasi dijalankan pada core yang rendah.

Preview

Samsung lebih memprioritaskan user experience (UX) yang maksimal. Dan hal ini memang sangat terasa ketika menggunakannya langsung, seperti One UI 6.1.1 yang lancar dengan bloatware yang minim, beralih antar aplikasi yang sat set, hingga fitur-fitur multitasking yang mulus tanpa kendala. 

Preview

Preview

Bicara soal baterai, memang jadi salah satu kekurangan Samsung Galaxy Z Fold6. Kapasitasnya masih 4.400 mAh dan hanya didukung fast charging 25W serta wireless charging 15W, jelas sangat tertinggal dari kompetitornya.

Daya tahan baterainya hanya sekitar 11 jam untuk pemakaian normal, dan kecepatan charging-nya kurang lebih 90 menit dari 5 persen sampai penuh. Bukan catatan yang bagus, dibanding kompetitor yang sudah kami coba sebelumnya, Vivo X Fold3 Pro dan Oppo Find N3.

Konfigurasi kamera masih sama, kualitasnya?

Preview

Entah apa yang dipikirkan Samsung, kok bisa-bisanya Galaxy Z Fold6 masih pakai konfigurasi kamera yang tidak berubah selama tiga generasi berturut-turut. Dari Galaxy Z Fold4, sistem kameranya masih serupa, tak ada yang berubah signifikan. 

Samsung masih menyertakan kamera utama dengan sensor 50 MP ISOCELL GN3 yang dibantu stabilisasinya dengan OIS atau optical image stabilization.

Kamera ini punya teknologi tetrapixel, berarti memampatkan empat piksel menjadi satu (populer dengan teknologi Quad Bayer), sehingga menghasilkan gambar yang jauh lebih baik, plus disertakan dukungan Dual Pixel AF.

Kemudian ada kamera telephoto dengan sensor 10 MP dengan bantuan OIS dan mendukung 3x optical zoom. Ada pula kamera ultrawide 12 MP yang sayangnya berjenis fixed focus, kalian gak bisa motret makro pakai kamera ini. 

Jadi secara hardware memang tak ada peningkatan. Demikian juga di bagian depan, Samsung menyematkan sensor 10 MP, sementara di layar bagian dalam masih ada under display camera 4 MP.

Preview

Walau sistem kameranya sama, tapi kualitasnya meningkat dari sebelumnya. Hal ini berkat image signal processor (ISP) Qualcomm Spectra yang baru, serta sistem pencitraan pada One UI 6.1.1 yang ditingkatkan. 

Samsung Galaxy Z Fold6 dapat mengambil foto yang sangat bagus, baik menggunakan kamera utama, ultrawide, atau telephoto dengan 2-3x perbesaran gambar. 

Fotonya memiliki detail yang bagus, warnanya pun relatif natural dan yang terpenting, minim noise. Memotret ‘melawan’ sinar matahari, hasilnya tidak over brightness, tetap terlihat dengan sangat baik. 

Mengambil gambar landscape, seluruh scenery dapat ditangkap dengan maksimal. Birunya langit, dan hamparan bukit hijau ditampilkan dengan begitu bagus oleh kamera Samsung Galaxy Z Fold6. Rentang dinamis dan tingkat saturasinya natural, tak ada cela soal kualitas gambar.

Yang kami senang, kami bisa mengambil selfie menggunakan kamera belakang. Viewfinder dapat di-mirroring ke cover screen. Secara default, tampilannya agak wide, jadi seluruh latar belakang terlihat secara maksimal.

Tentu saja, selfie dengan kamera utama hasilnya sangat berbeda bila swafoto dengan kamera belakang apalagi under display camera. Berikut ini beberapa hasil gambar yang kami ambil dengan Samsung Galaxy Z Fold6:

Samsung Galaxy Z Fold6

Kesimpulan

Preview

Tiga hal upgrade yang kami rasa membuat Samsung Galaxy Z Fold6 memang layak disebut foldable phone yang bagus. Pertama desain dan struktur engsel yang membuatnya dapat dilipat tanpa celah, dan tentu saja rating IP48 yang tak cuma tahan air saja, tapi juga partikel kecil seperti debu.

Kedua, Snapdragon 8 Gen 3 for Galaxy yang tak berpengaruh saja pada kinerja keseluruhan, tapi ISP dan NPU pada chipset ini memang meningkatkan performa kamera dan AI jauh lebih bagus lagi dari sebelumnya.

Dan ketiga, tentu saja Galaxy AI. Penambahan fitur-fitur baru oleh Samsung bikin smartphone ini lebih layak disebut AI Phone. Kayaknya, sampai sekarang, belum ada fitur AI selengkap Galaxy AI di Samsung Galaxy Z Fold6.

Masalahnya, bila Samsung memutuskan menghadirkan fitur-fitur AI yang baru ini ke ponsel premium lainnya, atau bahkan Galaxy A Series seperti yang dibocorkan beberapa waktu lalu. Bila benar, entah apalagi yang ‘spesial’ dari Samsung Galaxy Z Fold6 selain inovasi layar lipatnya yang memang jauh lebih canggih dari ponsel mainstream. 

Beberapa kekurangan yang harus kalian pertimbangkan, terutama pada sistem kamera yang terus bertahan sejak Samsung Galaxy Z Fold4 yang rilis tahun 2022 atau dua tahun lalu. Setidaknya, masukkan kamera telephoto berlensa periskop seperti Vivo X Fold3 Pro atau Oppo Find N3, toh Samsung sudah sering membawa kamera periskop ini di Galaxy S Series, ya kan?

Baterai berkapasitas yang sama dengan fast charging tanpa peningkatan juga jadi ‘cacat’ ponsel ini. Ditambah, harga yang lebih mahal dari sebelumnya.

populerRelated Article