Sponsored
Home
/
Health

Risiko Kesehatan Memakai Thong

Risiko Kesehatan Memakai Thong
Preview
TEMPO.CO08 January 2017
Bagikan :

Bagi Anda yang menjalankan gaya hidup sehat, selain harus berolahraga secara rutin dan menjaga pola konsumsi, harus peduli terhadap pakaian dalam yang dikenakan sehari-hari. Jangan sampai hanya memilih pakaian dalam yang sekadar nyaman atau indah, tapi membahayakan kesehatan pemakainya.

Juru bicara Rheto -produsen pakaian dalam Indonesia, Martha Silalahi, mengatakan pakaian dalam yang berkualitas penting dalam menjaga aktivitas dan mood seharian. “Pakaian dalam yang dikenakan harus sehat, bahannya nyaman dan aman untuk kesehatan reproduksi perempuan. Ukurannya juga harus pas,” kata dia, Rabu 28 Desember 2016.

Keri Peterson, dokter ahli penyakit dalam ternama di New York, mengatakan ada relevansi antara ukuran pakaian dalam yang pas dan kesehatan organ dalam. Dikutip dari Livestrong, situs penyedia informasi kesehatan, Peterson mengungkapkan berbagai penyakit yang menghantui perempuan penggemar celana dalam ketat.

Menurut dia, celana dalam berpinggang tinggi yang ketat dapat menekan perut dan menyebabkan asam refluks naik menuju kerongkongan. Hal ini dapat menimbulkan sensasi rasa panas dalam perut yang berujung pada rasa mual. Sebaliknya, sering mengenakan celana berpinggang rendah yang terlalu ketat dapat menurunkan sirkulasi darah di daerah paha atas yang mengakibatkan iritasi, kesemutan, atau mati rasa.

Selain ukuran, jenis celana dalam yang digunakan harus mendapat perhatian. Fashion blogger Nuniek Tirta Sari menuturkan perempuan memiliki banyak jenis celana dalam untuk menunjang penampilan. Tapi perempuan terkadang merasa tidak nyaman kalau pakaian dalamnya terlihat ketika menggunakan busana ketat. Sebab itu, beberapa perempuan memilih celana dalam jenis thong atau G-string.

Celana dalam jenis ini ternyata berisiko bagi kesehatan. Dikatakan Jill M. Rabin, Associate Professor di Obstetrics & Gynecology and Women’s Health di Albert Einstein College of Medicine, Amerika Serikat, ketika seseorang mengenakan thong, material kain langsung menempel pada kulit antara anus dengan organ kelamin. “Thong cenderung menggesek-gesek, menyebabkan luka pada kulit yang menjadi celah bagi masuknya mikroba,” kata dia. Selanjutnya, jika mikroba patogen sudah menginfeksi, kesehatan reproduksi perempuan menjadi taruhannya.

Salah satu alasan thong tak disarankan dikenakan dalam waktu lama adalah bahan yang digunakan. Biasanya, menurut Rabin, thong menggunakan bahan yang membuat kulit tak “bernapas”. “Serat yang breathable akan membantu kulit di sekitar organ intim tetap kering, sehingga bakteri tidak punya kesempatan berkembang,” katanya.

Rabin menyarankan perempuan mengenakan pakaian dalam yang seluruhnya terbuat dari material breathable seperti katun. “Ketika pasien mengatakan pakaian dalamnya terbuat dari katun, saya tetap skeptis. Sebab, kebanyakan hanya penampangnya yang terbuat dari katun (kapas) alami, lapisan luarnya tidak,” kata dia. Akibatnya, katun memerangkap keringat dan menyebabkan infeksi.

Sebab itu, Rabin menyarankan perempuan supaya meneliti informasi yang terpasang di label pakaian dalam. Menurut Nuniek, sebisa mungkin, perempuan membeli pakaian dalam yang bahan-bahannya sudah teruji secara klinis dan aman. “Ibarat membeli aset, karena itu yang akan sering kita pakai untuk melindungi organ paling intim kita,” kata dia.

Di Indonesia, label pakaian dalam yang sudah teruji menggunakan bahan aman sangat sedikit. Salah satunya adalah Rheto yang sudah mengantongi sertifikasi Oeko-Tex dari Jerman. “Seluruhnya sudah diuji dan dijamin aman, dari benang sampai karet yang digunakan,” kata Martha. Menurut dia, label ini merupakan sebuah terobosan fashion dari Indonesia, mengingat jarang ada produsen pakaian dalam yang peka terhadap kesehatan reproduksi.

Cara merawat pakaian dalam:
- Pakaian dalam sebaiknya dicuci dengan menggunakan tangan, bukan mesin cuci.
- Rendam pakaian dalam dengan air hangat bersuhu 60 derajat.
- Gunakan detergen secukupnya, jangan berlebih. Bilas hingga betul-betul tak menyisakan detergen.
- Pakaian harus kering sempurna supaya tidak membuat kulit iritasi.
- Jangan menyetrika pakaian dalam.

Bahan yang harus dihindari:
- Nilon
- Lycra
- Acrylic
- Rayon
- Acetate dan triacetate

DINI PRAMITA

Berita lainnya:
Kakak dan Adik Bertengkar Ternyata Ada Manfaatnya
Posisi Jerawat Bisa Menunjukkan Kondisi Kesehatanmu
3 Warna Busana Pembawa Keberuntungan Saat Wawancara

Berita Terkait:

populerRelated Article