Home
/
Music

Riwayat Hubungan Benci-Cinta Jhonny Iskandar dengan OM PMR

Riwayat Hubungan Benci-Cinta Jhonny Iskandar dengan OM PMR

-

Muhammad Andika Putra22 May 2018
Bagikan :

Sosok Jhonny Madu Matikutu alias Jhonny Iskandar tak lagi terlihat kala Orkes Moral Pengantar Minum Racun (OM PMR) tampil selama dua bulan terakhir. Posisi vokalis yang biasa dihuninya kini tambal sulam, kadang diisi musisi lain, kadang personel OM PMR.

Saat beberapa minggu lalu OM PMR merilis lagu berjudul Engkong pun, Jhonny tidak hadir.

Ketidakhadiran Jhonny menjadi pertanyaan besar, lanataran ia dapat dikatakan sebagai ikon OM PMR. Selain memiliki suara yang khas, batu akik di jemari tangannya dan sisir berbalut plastik yang ia tiup bak harmonika selalu mewarnai penampilan OM PMR.


Rupanya Jhonny kini memang tak lagi bersama OM PMR. Ia disebut mundur dari grup itu.

Grup orkes yang terbentuk pada tahun 1977 itu pun tinggal menyisakan lima personel. Mereka adalah Boedi Padukone (gitar), Yuri Mahippal (mandolin dan cuk), Imma Maranaan (bass), Adjie Ceti Bahadur Sjah (perkusi), Harry Muka Kapphour (gendang).

Budi menjelaskan ketidakhadiran Jhonny saat jumpa media pada Jumat (11/5) lalu.


Menurut Budi, permasalahan antara Jhonny dengan OM PMR sudah berlangsung sejak Januari lalu. Namun itu bukan yang pertama yang membuat mereka 'retak.' Jauh sebelum itu, Budi mengatakan, Jhonny sudah bermasalah dengan OM PMR sejak 1988.

"Kami dari tahun '77 sampai '86 ikut Warkop, Jhonny sendiri asuhan Warkop itu pernah tidak aktif, keluar masuk lah istilahnya. Setelah tahun '88, dia menyatakan diri [solo karier] sebagai Jhonny Iskandar bukan Jhonny Madumatikutu," kata Budi kepada awak media.

Madumatikutu memang merupakan nama panggung Jhonny saat OM PMR terbentuk. Personel lain pun punya nama tambahan masing-masing yang membuat OM PMR lebih hidup dan kocak, seperti Padukone, Mahipal, Maranaan, Ceti Bahadur Sjah, dan Muka Kapphour.


Pertama bersolo karier, Jhonny merilis lagu Pengemis Cinta. Sejak saat itu personel OM PMR mulai berbenturan dengannya. Mulai latihan terhambat, sampai jadwal tampil bentrok.

Bagai hubungan benci tapi cinta, Jhonny rujuk dengan OM PMR pada 2013. Mereka lalu 'merayakan' itu dengan merilis single berjudul Topan (Tato atau Panu) pada Mei 2014.

Lagu itu sendiri merupakan hasil gubahan dari lagu Posesif milik Naif.


Mereka serius rujuk dengan merilis mini album bertajuk Orkeslah Kalau Bergitar pada Juni 2015. Mini album itu berisikan lagu Time Is Money, Topan, Cinta Melulu (gubahan dari karya Efek Rumah Kaca), dan Mengadili Persepsi (gubahan dari karya Seringai).

OM PMR mulai tampil di mana-mana. Tak hanya membawakan lagu baru, mereka juga mengajak bernostalgia dengan karya-karya lawas. Siapa sangka mereka berhasil menggaet penggemar baru dari kalangan muda. Penampilan mereka di Borneo Beerhouse, Kemang, Jakarta Selatan, empat tahun lalu merupakan salah satu penampilan terbaik yang banyak penontonnya.

Rujuk itu ternyata lagi-lagi tak berlangsung harmonis. Menurut Budi, masalah lama bersemi kembali. OM PMR merasa Jhonny lebih mementingkan solo karier. Apalagi ia mendapat bayaran yang lebih besar ketika tampil solo karier dibanding bersama OM PMR.

[Gambas:Youtube]

"Jadi gitu, ya lebih baik lo kan sendiri lebih gede. Ya monggo lah Jhon," kata Budi.

Dihubungi CNNIndonesia.com, Jhonny membenarkan perkataan Budi. Ia memang pernah mendapat Rp100 juta untuk satu kali tampil, walau tidak selalu mendapat bayaran sebesar itu. Tapi ia membantah pernyataan Budi yang mengatakan bahwa dirinya lebih mementingkan solo karier.

Ia justru mengaku sering membatalkan tawaran tampil solo demi OM PMR. Jhonny masih ingat ketika mendapat tawaran manggung solo dan pentas bersama OM PMR di hari yang sama. Tanpa pikir panjang, ia membatalkan tawaran manggung solo karena ingin tampil bersama OM PMR.


Bukan senang, malah kecewa yang Jhonny dapat. Setelah membatalkan penampilan solo karier, Jhonny mendapat kabar bahwa OM PMR ternyata juga membatalkan tawaran manggung mereka.

"Ada juga beberapa kali saya batal manggung solo dan jadi tampil sama OM PMR. Saya sering batal tampil solo demi OM PMR, karena saya kasihan sama personel yang punya tanggungan keluarga," kata Jhonny kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon.

Dengan 'pengorbanan' itu, Jhonny justru merasa 'diusir' oleh OM PMR. Tak hanya sekali, pengusiran itu sudah yang keempat kalinya sejak 1988. Kala itu, Jhonny memiliki karya solo. OM PMR lalu membuat album tanpa mengajaknya. Ia pun merasa diusir secara halus.

OM PMR saat tampil di Music at Newsroom CNNIndonesia.com.
Preview
OM PMR saat tampil di Music at Newsroom CNNIndonesia.com. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Jhonny tidak menjelaskan secara rinci seperti apa kelanjutan duduk perkara tersebut. Sebab seakan memiliki hubungan benci tapi cinta dengan OM PMR, ia memutuskan rujuk pada 1993.

"Kemudian pada tahun 1998 [terjadi] pengusiran yang ketiga kali. Lagi-lagi mereka buat album tanpa saya, mereka sengaja itu," kata Jhonny.

Diusir dari OM PMR tak membuat Jhonny patah arang.


Dengan bersolo karier ia kebanjiran tawaran manggung di berbagai acara musik, di Jakarta maupun kota-kota lain. Seiring berjalannya waktu, nama Jhonny meroket, sementara OM PMR kurang laku sehingga jarang manggung. Ia pun iba dengan kondisi keuangan kawan-kawannya.

Mereka yang sudah berkeluarga dan punya tanggung jawab menyambung hidup tak hanya dirinya sendiri, sampai harus mengamen di pasar Blok M dan menjadi sopir angkot.

Di sisi lain, Jhonny belum merasa kapok untuk bermusik dengan OM PMR.

Jhonny Iskandar identik dengan sisir yang ia tiup seperti harmonika saat manggung.
Preview
Jhonny Iskandar identik dengan sisir yang ia tiup seperti harmonika saat manggung. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Akhirnya ia menghubungi teman-temannya untuk rujuk kembali pada 2013. Kali itu ia mengajukan syarat rujuk yang harus dipatuhi kepada personel OM PMR. Syaratnya, 50 persen dari bayaran manggung masuk ke kantong Jhonny. OM PMR lantas menyetujui syarat itu.

"Syarat itu supaya anak-anak enggak gede kepala. Uang 50 persen dari manggung itu [juga] enggak bener-bener semua buat saya. Saya beli peralatan [untuk OM PMR] dan mentraktir mereka makan," kata Jhonny.

Nama OM PMR berangsur menanjak setelah satu tahun Jhonny kembali. Mereka tampil di berbagai acara musik dan digemari anak muda. Jhonny yang sadar akan popularitas itu mengajak personel OM PMR untuk membahas pembagian bayaran.


"Saya minta honor 25 persen dari setiap bayaran manggung. Sisa 75 persen bagi berlima, kan enggak jauh beda. OM PMR sudah ramai penggemar, saya turunkan permintaan bayaran saya jadi 20 persen. Kemudian saya diusir," kata Jhonny.

Alasan pengusiran kali itu, kata Jhonny, tidak jelas. Ia ingat Adjie berkata, "Jhon, kami berlima udah mampu tanpa lo." Alih-alih kecewa, Jhonny malah bersyukur dan senang.

"Saya bahagia karena kawan saya sudah terangkat lagi dan nama saya enggak kalah. Makanya saya bersyukur. Mereka sekarang punya sayap, terbang tinggi, lampui terbang saya kalau bisa," kata Jhonny.

Tidak mungkin lagi saya kembali ke OM PMR. Sudah cukup, lebih dari tiga kali.Jhonny Iskandar

Musisi berusia 57 tahun itu tidak gentar kembali bersolo karier karena ia punya banyak materi lagu sendiri. Ia pun sudah sempat tampil di Makassar dan Aceh sejak keluar dari OM PMR pada Maret lalu. Kini ia merasa lebih bebas dan tak memiliki pikiran yang bercabang.

"Tidak mungkin lagi saya kembali ke OM PMR. Sudah cukup, lebih dari tiga kali," kata Jhonny.

CNNIndonesia.com mencoba menghubungi manajer OM PMR, Joana untuk meminta klarifikasi terkait pernyataan Jhonny. Namun Joana mengatakan personel OM PMR sedang tidak bisa diganggu lantaran masih dalam masa produksi lagu religi.

"Saya rasa penjelasan Om Indro (Warkop) dan personel OM PMR lainnya sudah jelas banget waktu konferensi pers," kata Joana melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com.

Berita Terkait

populerRelated Article