icon-category Technology

Rudiantara: Traveloka-Tokopedia Bukan Penyelenggara Umrah

  • 22 Jul 2019 WIB
Bagikan :

Kementerian Komunikasi dan Informatika menjelaskan Tokopedia dan Traveloka tidak akan menjadi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh (PPIU) dalam pengembangan Umrah Digital Enterprise antara pemerintah Indonesia dengan Arab Saudi.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan Tokopedia dan Traveloka akan bekerja sama untuk membuat sebuah platform yang memudahkan proses bisnis umrah agar lebih efektif. Dalam pengembangan tersebut, kedua unicorn itu akan bekerja sama dengan perusahaan teknologi asal Arab Saudi Wadi Makkah.

"Traveloka dan Tokopedia tidak akan jadi PPIU. Di sana mereka akan bekerja sama dengan Wadi Makkah untuk membuat proses bisnis penyelenggaraan umrah agar lebih efektif," kata Rudiantara usai rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di kompleks parlemen, Jakarta Pusat, Senin (22/7).

Rudiantara mengatakan hasil kerja sama antara Tokopedia, Traveloka, dan Wadi Makkah adalah sebuah aplikasi yang mendukung proses bisnis penyelenggaraan umrah agar lebih efisien.

Ke depannya, Ia menjelaskan aplikasi ini akan membentuk sebuah ekosistem digital yang terbuka untuk mendukung proses penyelenggaraan perjalanan umrah. Bahkan terbuka bagi para anak muda yang baru mengembangkan bisnis rintisan (startup) yang berkaitan dengan umrah.

"Iya aplikasi, jadi mereka kembangkan proses bisnis untuk umrah. Nanti bisa kerja sama dengan siapa pun yang kembangkan aplikasi yang berkaitan dengan umrah di Indonesia," kata Rudiantara.

Rudiantara mengakui pihaknya sudah berhubungan dengan unicorn lainnya sebelum memutuskan untuk memilih Tokopedia dan Traveloka.

Komisi I DPR RI khawatir terkait isu bahwa Tokopedia dan Traveloka akan menjadi PPIU daring melalui kerja sama antara Indonesia dan Arab Saudi. Anggota Komisi I DPR Sukamta khawatir para PPIU akan mati akibat adanya supremasi Tokopedia dan Traveloka dalam bisnis perjalanan umrah.

Sukamta memberi contoh ketika layanan transportasi daring muncul, penyedia layanan transportasi banyak yang mati akibat tidak siap untuk menghadapi perubahan teknologi.

"Kami tidak ingin biro PPIU yang ada ini mati karena tidak diberdayakan. Jangan sampai tahun depan (misalnya) aplikasi luncur dan mereka tak bisa adaptasi mereka. Karena adaptasi tak mudah, mereka bisa mati," kata Sukamta.

Berita Terkait

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini