icon-category News

Rupiah Lemah, Penjualan Ponsel Merosot Hingga 70 Persen

  • 14 Sep 2018 WIB
Bagikan :

Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turut berimbas pada bisnis ponsel dan daya beli konsumen. Berdasarkan pemantauan CNNIndonesia.com di salah satu pusat bisnis ITC Kuningan, Jakarta Selatan sejumlah penjual mengatakan daya beli konsumen menurun drastis seiring dengan terkaparnya nilai tukar rupiah.

Nila, salah satu pemilik toko ponsel di ITC Kuningan mengaku cukup terkejut dengan penurunan ini. Dalam beberapa pekan terakhir, bisnisnya harus menelan penurunan penjualan yang cukup signifikan.

"Saya semalam baru liat hasil rekapitulasi grafik toko, hasilnya penjualan harian menurun 50 persen. Padahal biasanya ramai," ujar Nila kepada CNNIndonesia.com di tokonya Jumat (14/9).

Ia menambahkan menurunnya angka penjualan juga terimbas dari kenaikan harga dari distributor. Kendati demikian, Nila mengakui jika ada kenaikan harga dari distributor resmi, pihaknya tidak bisa serta merta melakukan perlakuan serupa.

Pasalnya, ia mengatakan pedagang masih harus memikirkan persaingan antar pedagang. Jika salah menetapkan harga, menurutnya pedagang bisa tidak akan dilirik konsumen yang mencari pedagang dengan harga lebih murah.

Alasan lain yang membuat toko tidak bisa menaikkan harga di tengah-tengah merosotnya daya beli konsumen akibat melemahnya nilai tukar rupiah. Imbasnya, pihak toko harus rela mengurangi keuntungan untuk menahan harga ponsel agar stabil

"Lagi sepi tidak mungkin begini masa mau menaikkan harga. Mau tidak mau kami bertahan di harga stabil. Kalau harga ponsel naik, pendapatan kami akan berkurang agar harga ponsel stabil. Kalau harga naik ya otomatis begitu, tidak bisa naik harga cepat. Harus pelan-pelan menaikkannya," kata Nila.

Sebagai langkah antisipasi, Nila mengatakan pihaknya masih memasok barang-barang untuk memenuhi permintaan konsumen di tengah melemahnya nilai rupiah. Pasalnya dari distributor sendiri, harga ponsel juga belum mengalami kenaikan.

"Barang tetap ambil, stok tetap kita ambil dari pada barang kosong. Kita tetap penuhi permintaan pasar," ujarnya.

Strategi offline-to-online (O2O)

Penurunan penjualan yang lebih signifikan dialami oleh pemilik toko lain di ITC Kuningan, Noer. Noer mengatakan tokonya mengalami penurunan penjualan hingga 70 persen. Senada dengan Nila, ia juga mengatakan lemahnya nilai tukar rupiah belum menaikkan harga ponsel, tapi menurunkan daya beli konsumen.

Oleh karena itu, ia mengatakan dirinya mulai menjual melalui platform online. Ia mengakui bisa gulung tikar kalau hanya bergantung pada penjualan secara offline (toko).

"Biasanya kalau dolar naik, harga ponsel naik. Ini belum naik tapi daya beli konsumen turun. Penjualan bisa turun di angka 70 persen sehari-hari. Bisa mati kalau berjualan di toko saja," kata Noer.

Berita Terkait

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : rupiah ponsel dolar kurs 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini