Sama-sama Melantai di Bursa, Apa Bedanya IPO Bukalapak dan GoTo?
Uzone.id – Indonesia memiliki beberapa pemain besar di pasar e-commerce, bahkan ada dua di antaranya yang kini melirik lantai bursa untuk menjual saham perusahaan untuk publik, yakni Bukalapak dan gabungan Gojek dan Tokopedia, GoTo.
GoTo telah menandai tonggak baru bagi perusahaannya dengan mengumumkan rencana Initial Public Offering (IPO) hari ini, Selasa (15/3) yang digelar secara virtual. Acara ini dihadiri oleh berbagai tamu penting, mulai dari jajaran direksi GoTo, Gojek, Tokopedia, komisaris, dan lain-lain.Terlepas euforia menyambut peresmian IPO yang akan berlangsung pada awal April 2022, ada hal menarik yang layak disimak terkait perbedaan antara rencana GoTo ini dengan IPO yang telah dilakukan oleh Bukalapak.
Menurut Direktur Celios (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira, strategi diferensiasi yang digunakan Bukalapak pada saat melangkah IPO tidak begitu tepat karena masuk ke segmen warung dan user di luar Pulau Jawa yang ternyata tidak mudah.
Baca juga: GoTo Bersiap IPO, Catat Harga Sahamnya!
“Pemain sejenis cukup banyak, alhasil bisnis e-commerce Bukalapak sebenarnya kalah dari pesaing seperti Shopee dan GoTo, sehingga exit strategy-nya justru keluar dari core business-nya,” ungkap Bhima saat dihubungi Uzone.id, Selasa (15/3).
Ia melanjutkan, “publik wajar skeptis terhadap masa depan GoTo, tapi tidak bisa menyamakan antara Bukalapak dan GoTo. Harga saham IPO Bukalapak Rp850 per lembar, terbilang over value untuk pemain yang tidak termasuk Top 3 platform e-commerce. Sementara GoTo harganya Rp300an per lembar, masih lebih menarik dan jelas Tokopedia dan Gojek adalah pemain tier atas, baik pasar ride-hailing dan e-commerce.”
Di sisi lain, Bhima juga melihat momentum IPO GoTo yang cukup tepat karena pelonggaran mobilitas mulai dilakukan. Artinya, kenaikan permintaan ride-hailing, pesan antar makanan, minuman, dan e-commerce yang tinggi.
Menurut Bhima, hal yang perlu diperhatikan GoTo adalah alokasi dana yang diperoleh dari investor publik dapat digunakan sebagai pengembangan layanan existing.
“Memang ada kekhawatiran kecenderungan IPO perusahaan digital untuk exit strategy investor dan founder. Tapi keraguan itu harus dijawab GoTo lewat transparansi penggunaan dana investasi, karena nanti akan menjadi perusahaan publik, maka investor wajib tahu ke mana arah pengembangan GoTo – apakah berkorelasi dengan kinerja, GMV, dan lainnya,” tutup Bhima.
Baca juga: GoTo Dapat Suntikan Dana Rp5,6 Triliun dari Abu Dhabi
Seperti diketahui, harga penawaran umum GoTo berada di angka Rp316 sampai Rp346 per saham.
Untuk indikasi jadwal masa penawaran umum dimulai pada hari ini, Rabu 15 Maret hingga 21 Maret 2022. Perkiraan tanggal efektif pada tanggal 25 Maret 2022. Kemudian, perkiraan masa penawaran umum perdana saham tanggal 29-31 Maret 2022.
Lebih lanjut, perkiraan tanggal penjatahan akan diadakan pada 31 Maret 2022 dan perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik tanggal 1 April 2022.
Lalu, tanggal pencatatan pada BEI mulai tanggal 4 April 2022.
“GoTo bisa mendapatkan pernyataan pra efektif penyelenggaraan IPO hari ini, dan hari bersejarah ini juga membuat kita semua melihat balik perjalanan yang dilalui dari aspirasi banyak pihak, apalagi di tengah pandemi bahkan krisis global yang sedang terjadi. Solusi yang disuguhkan perusahaan begitu dekat dengan keseharian kita, manfaatnya tak hanya bagi user, tapi mitra driver dan semua ekosistem GoTo,” kata Komisaris Utama GoTo, Garibaldi Thohir dalam acara Public Expose Penawaran Saham Perdana PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk.