Sejarah Kutai Kartanegara: dari Monarki ke Calon Ibu Kota RI
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) akan menjadi ibu kota baru RI bersama Kabupaten Penajem Paser Utara, keduanya terletak di Kalimantan Timur. Sejarah Kukar bermula dari pemerintahan monarki atau kerajaan sebelum menjadi bagian dari NKRI.
Pada abad 4 Masehi, di Kalimantan Timur berdiri pemerintahan kuno yang seringkali disebut-sebut sebagai kerajaan tertua di Nusantara –berdasarkan prasasti dan bukti-bukti sejarah lainnya yang ditemukan– yakni Kerajaan Kutai Martadipura.Dikutip dari buku Kutai: Perbendaharaan Kebudayaan Kalimantan Timur (1979) terbitan Depdikbud RI, kerajaan bercorak Hindu ini terletak di sebelah kiri hulu Sungai Mahakam atau di seberang Muara Kaman sekarang. Raja pertamanya bernama Kudungga (350-375 M).Selanjutnya, pada awal abad ke-13 Masehi, muncul kerajaan lain yang juga berada di tepi Sungai Mahakam. Peradaban baru ini bernama Kerajaan Kutai Kartanegara dengan rajanya yang pertama, Aji Batara Agung Dewa Sakti (1300-1325 M). Raja Kutai Kartanegara ke-6, Aji Mahkota Mulia Alam (1545-1610 M), memeluk Islam. Sejak saat itu, Kerajaan Kutai Kartanegara beralih menjadi kerajaan bercorak Islam atau kesultanan.Pada era Raja Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa (1635-1650 M), Kesultanan Kutai Kartanegara menaklukkan tetangganya, Kerajaan Kutai Martadipura. Wilayah kedua kerajaan ini kemudian dilebur menjadi Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura (selanjutnya disebut Kesultanan Kutai).Terbentuknya Kabupaten Kukar
Saat Belanda menjajah Nusantara, Kutai termasuk wilayah yang juga dicengkeram bangsa penjajah. Kesultanan Kutai sebenarnya cukup lama melakukan perlawanan dari generasi ke generasi. Namun, lawan lebih kuat, ditambah penerapan taktik adu domba alias devide et impera, Kutai akhirnya harus takluk.
Dikutip dari website Kutai Kartanegara, pihak kesultanan terpaksa bersedia berunding dengan Belanda pada 1863. Dalam perjanjian itu disepakati bahwa Kesultanan Kutai Kartanegara menjadi bagian dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda.Pemekaran Kabupaten Kukar
Setelah tumbangnya Orde Baru atau Reformasi 1998, terjadi perubahan di Kabupaten Kutai. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999, dikutip dari arsip dalam website DPR-RI, Kabupaten Kutai dimekarkan menjadi 4 daerah.
Keempat daerah tersebut adalah Kabupaten Kutai dengan ibu kota Tenggarong, Kabupaten Kutai Barat dengan ibu kota Sendawar, Kabupaten Kutai Timur dengan ibu Sangatta, serta Kota Bontang dengan ibu kota BontangSelanjutnya, Kabupaten Kutai diganti namanya menjadi Kabupaten Kutai Kartanegara. Pergantian nama ini dilakukan agar tidak terjadi kebingungan mengingat ada dua kabupaten lainnya yang juga memakai nama Kutai, yaitu Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Kutai Timur.Selain itu, pergantian nama ini juga dimaksudkan untuk mengenang Kerajaan Kutai Kartanegara yang pernah sangat besar dan berjaya di Kalimantan Timur.Perubahan ini terjadi pada era Presiden Megawati Soekarnoputri (2001-2004) meskipun usulannya sudah ada sejak periode sebelumnya, yakni ketika masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur (1999-2001).Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.
Editors' Picks
Most Popular
Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini