icon-category Film

Seminggu Tayang, Apakah ‘Black Panther’ Overrated?

  • 22 Feb 2018 WIB
Bagikan :
Uzone.id -- Kamu bosan di mana-mana membahas ‘Black Panther’ melulu? Bisa jadi kamu salah satu orang yang menganggap film ini overrated.
 
Kebanyakan portal berita sampai blog terkenal mengupas tuntas tentang ‘Black Panther’, yang dibahas pun seperti terbagi menjadi dua bagian.
 
Pertama, pembahasan murni tentang filmnya — dari cerita, plot, karakter, visualisasi, sampai screenplay. Kedua, pembahasan tentang fenomena kehidupan kaum kulit hitam dan relevansi film tersebut ke realita.
 
Untuk ke-sekian kalinya, Indonesia kedapatan rilis film Marvel lebih dulu dibanding Amerika Serikat. Umur ‘Black Panther’ pun udah seminggu di bioskop Tanah Air.
 
Ada alasan kenapa gue mempertanyakan apakah ‘Black Panther’ overrated. Film ini berhasil membagi paling tidak, dua opini besar yang berbeda dari beberapa orang kebanyakan. 
 
Gimana ‘Black Panther’? Bagus gak menurut lo?” 
 
Ketika ditanya pertanyaan itu, hanya akan ada dua jenis jawaban. “Keren, gue suka” dan “overall, gak sesuai ekspektasi gue”.
 
Lalu gue bingung harus memihak yang mana... Gak deng. Gue mau coba bahas pelan-pelan dengan singkat
 
Karakter unik
Sutradara Ryan Coogler ini sejak awal dianggap keren banget. Keren karena dia dinilai jago mengemas film superhero yang, mungkin, tidak semua orang familiar dengan Black Panther. 
 
Ditambah, Black Panther sendiri adalah kisah pahlawan super berkulit hitam bernama asli T’Challa yang berasal dari Afrika. Jadi, yang kulit hitam udah pasti bukan T’Challa aja, tapi semua keluarga dan seluruh set Black Panther.
 
Kita semua tahu, butuh pengemasan cerita yang sungguh-sungguh menarik dan unik untuk membuat film tentang kehidupan orang kulit hitam, karena selama ini identik dengan kisah nyata tentang perbudakan dan drama bertema rasisme. 
 
Ternyata oh, ternyata... Coogler cukup berhasil membuat tiap karakternya menarik dan memiliki personality yang mengesankan, mudah diingat, serta dekat dengan human nature.
 
Contoh, karakter Okoye, jenderal yang harus berada di samping Raja Wakanda — dalam hal ini, T’Challa — untuk melindunginya. 
 
Meski beberapa momen ekspresi Okoye cukup menggelitik, namun ia protektif banget, sangat setia dan mendukung T’Challa menjadi raja yang baik. 
 
Di sisi lain, karakter Okoye diperlihatkan tetap harus sadar diri bahwa perannya sebagai jenderal adalah untuk setia dan melindungi kepada raja Wakanda, bukan T’Challa semata. Hal ini terjadi ketika sang villain Erik Killmonger ditetapkan jadi raja Wakanda.
 
Bahkan ada teman gue mengaku dia suka banget karakter Shuri, adik T’Challa. Katanya, dia cukup membekas karena karakternya yang sedikit sassyplayful, dan tipe adik kekinian yang sering usilin kakaknya sendiri.
 
 
Kalau gue, suka banget sama karakter Killmonger. Dia villain karena nasib hidup dia yang membentuk dia jadi evil dan dia tipe villain yang gak banyak basa-basi.
 
Plot: lambat di awal, cepat di akhir
Storyline ‘Black Panther’ menurut gue sebetulnya udah menarik dan dibikin to the point. Hanya aja, eksekusi di tiap plot itu berhasil bikin banyak penonton merasa film ini bertele-tele di awal.
 
Penjelasan tentang vibranium udah cukup keren. Gue pribadi nikmatin sejak awal film. Tapi, pas udah masuk ke inti masalah ketika Killmonger tiba di Wakanda, baru di situ gue merasa segala sesuatunya jadi dibikin terburu-buru.
 
Terasa lebih banyak porsi tentang masalah jual-beli vibranium ketimbang kelumit T'Challa dengan Killmonger. Tapi, gue somehow berusaha ngerti gitu, mungkin karena Coogler mau memperlihatkan effort besar T'Challa sebagai raja newbie untuk menggagalkan siapapun yang mau mengeksploitasi kekayaan Wakanda, yakni vibranium.
 
 
Penuh politik
Ada beberapa teman gue yang merasa Coogler seperti 'aji mumpung'. Mentang-mentang ini film diisi oleh cast kulit hitam, banyak gesture dan dialog penuh politik bertema rasial. 
 
Sebenarnya gak salah juga, sih... Tapi bagi kebanyakan penikmat film superhero, hal ini dianggap berlebihan. 
 
Bahkan ada juga yang mengira, orang yang memuji 'Black Panther' bagus hanya karena takut dibilang rasis. 
 
So... 'Black Panther' benar-benar overrated kah? 
 
Buat gue, enggak sama sekali. Karena, memang sudah semestinya 'Black Panther' membuat kita sebagai penonton, terhanyut dalam dunia mereka, kaum kulit hitam yang diyakini berasal dari negeri dunia ketiga. Terkadang merasa terisolasi, insecure dengan dunia luar karena takut dieksploitasi, namun deep down memiliki kemauan tinggi untuk mengubah dunia dengan kemampuan mereka.
 
'Black Panther' seakan melampaui standar tipikal film superhero pada umumnya. Karena nuansa yang berbeda inilah yang membuatnya layak dibahas secara meluas. 
 
Meski begitu, gue gak bisa bilang 'Black Panther' adalah film terbaik Marvel Cinematic Universe, atau bahkan film superhero terbaik. 
 
But surely, this movie is unforgettable.
 

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini