Home
/
News
Seribu Angklung Hipnotis Warga Osaka
Suara31 August 2016
Bagikan :
Preview
Di antara pasar pariwisata Asia Pasifik, seperti Cina, Hongkong, Taiwan, Macau, dan Korea, Negeri Sakura Jepang dinilai paling alot. Tidak mudah menaikkan jumlah kunjungan wisman dari Negeri Matahari Terbit itu ke Indonesia, meskipun sudah dimasukkan dalam top lima list pasar utama oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar).
“Jepang adalah pasar utama, dengan capaian 2014, sekitar 500.000 wisman, dan proyeksi 2015 naik menjadi 525.000,” kata Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, saat membuka pagelaran Indonesia Week Osaka 2016, di Umeda Sky Building, Osaka, Jepang, beberapa waktu lalu.
Mantan Dirut PT Telkom ini bercerita tentang bambu, bahan pembuat angklung yang sudah akrab dengan tradisi bangsa Asia. Masyarakat Cina menggunakan bambu untuk sumpit, tirai, bahan bangunan rumah, sementara orang Korea dan Jepang pun begitu.
Pohon bambu juga menjadi tema banyak lukisan di negara-negara Asia, termasuk Indonesia.
“Karena itu, Pesona 1.000 Angklung Indonesia Pusaka menjadi relevan untuk mengetuk hati, mengajak masyarakat Jepang berwisata ke Indonesia. Bambu bermakna kuat, tegar, tangguh, namun lentur. Itu punya makna yang dalam, bahwa pondasi hidup manusia memang harus kuat. Semua negara Asia, seperti Cina, Jepang, Korea, Hong Kong, Macau, India, punya sejarah khas dengan pohon bambu,” kata Menpar.
Menurutnya, bambu melukiskan keseimbangan dalam hidup, kelenturan dan fleksibilitas kehidupan. Manusia hidup harus memegang pondasi dan akar budaya yang kuat, namun juga harus bisa luwes di tengah kehidupannya yang penuh romantika.
“Saya berharap keindahan nada, irama, dan gita harmoni 1.000 angklung Wonderful Indonesia ini dapat menggugah warga Jepang untuk berkunjung ke Indonesia,” jelas laki-laki yang asli Banyuwangi itu.
Indonesia-Jepang Punya Kedekatan Emosional dan Sejarah
Masyarakat Indonesia dan Jepang, kata dia, punya kedekatan emosional dan sejarah yang amat panjang. Hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang dimulai dengan diplomasi budaya.
Jepang mengenalkan diplomasi hati ke hati kepada Indonesia melalui bidang ekonomi, politik dan budaya. “Jak Jepang Matsuri (JJM) setiap tahun adalah bentuk kolaborasi dan persaudaraan antara Indonesia dan Jepang,” katanya lagi.
Dalam peresmian Indonesia Week Osaka 2016 di Osaka, hadir Konjen RI Osaka, Wisnu Edi Pratignyo, Kepala Pusat Promosi Perdangan Indonesia di Osaka, Hotmida Purba, perwakilan Wali Kota Osaka, Aya Wada, perwakilan Gubernur Osaka, Hinorori Harimoto, dan Bupati Manokwari Selatan, Markus Waran.
Dalam pembukaan yang berlangsung di salah satu kawasan gedung pencakar langit tertinggi di dunia sekaligus landmark paling terkenal di Osaka tersebut, suara angklung mengalun serentak, menghipnotis pengunjung yang antusias.
Bersama pemain angklung dan warga yang hadir, Menpar Arief, beserta jajaran tamu VIP turut memainkan alat musik tradisional khas Jawa Barat itu dengan penuh suka cita.
“Kami berharap, kemolekan irama dan harmoni 1.000 angklung Wonderful Indonesia ini dapat menggelitik rasa ingin tahu masyarakat Jepang untuk datang ke Indonesia,” ujarnya bersemangat.
Selain dalam rangka merayakan HUT kemerdekaan RI ke-71, Indonesia Week Osaka 2016 juga bertujuan untuk menyuguhkan beberapa destinasi wisata menarik di Indonesia, sehingga diharapkan dapat mendorong peningkatan jumlah wisatawan Jepang ke Indonesia.
“Pada 2019, jumlah tersebut diharapkan menembus 1 juta orang,” kata Menpar.
Arief mengatakan pesona Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke merupakan magnet tersendiri bagi setiap orang yang berkunjung ke Indonesia. Ia mengajak seluruh warga Jepang dapat turut menikmati keindahan alam Indonesia.
“Kekayaan dan keindahan alam Indonesia yang dibalut dengan keberagaman budaya dan adat tradisional sungguh tidak ternilai dengan materi,” ujarnya.
Indonesia Week Osaka 2016, yang digagas oleh majalah BUMN, Track dan PT Kinarya Cipta Kreasi berlangsung selama empat hari, yakni 25-28 Agustus 2016. Selain mengajak bermain angklung, kegiatan ini juga diramaikan oleh stan pameran usaha kecil menengah (UKM) binaan BUMN, di antaranya PT Angkasa Pura II (Persero), PT BNI Tbk, Perum Jamkrindo, Perum Askrindo, PT Telkom Tbk, PT Pertamina, PT PNM, dan Pemda Manokwari Selatan.
Kegiatan ini juga dimeriahkan oleh pagelaran budaya lokal Indonesia, seperti tari-tarian dan lagu daerah, serta perlombaan khas 17 Agustus.
Preview
Berita Terkait:
Sponsored
Review
Related Article