icon-category Sport

Sindir Pelatih Hipster, Mourinho: Apa Gunanya Filosofi Tanpa Gelar Juara?

  • 24 Mar 2019 WIB
Bagikan :

Jose Mourinho memang masih belum menangani sebuah klub saat ini, tetapi pelatih berpaspor Portugal berusia 56 tahun tersebut tampaknya tak sedikit pun kehilangan kemampuannya dalam mengeluarkan komentar pedas nan kontroversial, yang memang menjadi ciri khasnya selama ini.

Seperti diketahui, Mourinho saat ini tengah "menganggur" setelah dipecat Manchester United pada 18 Desember 2018 lalu, lantaran performa buruk The Red Devils sejak awal musim 2018/2019 ini.

Sebelum kehilangan pekerjaannya di Man United, Mourinho sendiri tercatat telah puasa gelar selama 18 bulan tanpa gelar, semenjak terakhir membawa The Red Devils kampiun Liga Europa 2016/2017.

Well, pemecatan tersebut sendiri rupanya tidak memengaruhi mindset Mourinho serta keyakinan akan metode-metodenya dalam melatih, yang telah menghasilkan 25 trofi di sepanjang karier manajerialnya.

Berbicara kepada beIN SPORTS Arab Saudi, Mourinho mengkritik para pelatih 'hipster' alias pelatih-pelatih 'zaman now' yang lebih menekankan filosofi, tetapi tidak sekali pun berhasil memenangkan gelar juara.

Well, pernyataan teranyar Mourinho ini nampaknya merupakan sebuah sindiran kepada pelatih Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino, yang memang digadang-gadang sebagai kandidat utama pelatih permanen Man United pada musim depan, bersaing dengan Ole Gunnar Solskjaer yang saat ini masih berstatus caretaker The Red Devils.

"Beberapa pelatih suka menjual ide filosofi, tetapi Anda harus menjual filosofi setelah Anda menang. Bila Anda tidak memenangkan apa pun, apa gunanya?" ketus Mourinho.

"Filosofi menjadi penting bila tim Anda bermain dengan sangat baik, namun di sisi lain tim Anda juga menang dan tim Anda jadi juara. Jadi, saya tidak suka kontradiksi yang kita miliki di sepakbola saat ini," celoteh eks pelatih Chelsea, Inter Milan dan Real Madrid itu dengan nada nyinyir.

Sebelumnya, Mourinho juga pernah mengkritik beberapa pelatih termasuk juru taktik Liverpool, Jurgen Klopp, yang banyak mempublikasikan pendekatan 'heavy metal football' tetapi belum sekali pun meraih gelar juara bersama The Reds meski telah menangani klub Merseyside itu sejak Oktober 2015 silam.

 

Berita Terkait:

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini