icon-category Sport

Sudah Waktunya City Bersiap Melawan Liverpool

Tadinya membayangkan Manchester City menutup Premier League 2018/19 dengan mahkota juara bukan perkara sulit. Toh, mereka memasuki melangkah di musim ini dengan menyandang status juara bertahan. Di edisi lalu saja, perolehan 100 poin hasil dari 32 kemenangan, empat hasil imbang, dan dua kekalahan sudah cukup untuk menggambarkan seperti apa kehebatan mereka. 

Namun, serupa arah gelinding bola yang kerap tak tertebak, siapa-siapa yang menjadi superior di musim ini juga lari dari perkiraan. Bukan City, bukan pula Manchester United--tapi Liverpool yang musim lalu hanya finis di posisi keempat dan tertinggal 25 poin dari sang juara.

Kenyataannya, skuat didikan Juergen Klopp itu menutup 20 pekan Premier League tanpa kekalahan satu pun. 'The Reds' memang bukan tim yang membukukan gol terbanyak, tapi tim yang kemasukan gol paling sedikit. Lantas, bercokolah mereka di puncak klasemen sementara.

Di kompetisi tertinggi sepak bola Inggris ini, City sudah terjungkal tiga kali: 0-2 dari Chelsea, 2-3 dari Crystal Palace, dan 1-2 dari Leicester City. Berawal dari hitung-hitungan peringkat inilah, Josep Guardiola mengakui Liverpool sebagai tim terbaik Eropa. Superioritas Sadio Mane dan kawan-kawannya ini menjadi ancaman serius bagi siapa pun yang berkompetisi di Premier League, termasuk City.

"Jika kami kehilangan poin lagi, maka tamatlah semuanya. Tentu saja saya juga berpikir bahwa Liverpool akan kehilangan poin, tapi bukan kehilangan yang signifikan. Dan jika kami memang ingin ada di puncak, kami harus memenangi setiap laga," jelas Guardiola dilansir The Guardian.

"Sialnya, kami kalah di dua laga beruntun--Palace dan Leicester--dan rival kami sekarang adalah tim terbaik di Eropa atau satu dari empat tim terbaik dunia. Tim itu adalah Liverpool. Itulah sebabnya pertandingan pada Kamis besok (Jumat, 4/1/2019 dini hari WIB -red) adalah tantangan yang harus kami menangi. Jika kami dapat mempertahankan posisi kami selama mungkin, kami masih layak ada di perburuan gelar juara," ujar Guardiola.

Laga yang bakal dihelat di Etihad Stadium itu tidak menjadi pertemuan pertama City dan Liverpool di musim ini. Pada 7 Oktober 2018, keduanya sudah berlaga di Anfield Stadium. Laga itu berakhir dengan skor 0-0, hasil akhir yang sepintas terlihat sebagai anti-klimaks dari segala macam gembor-gembornya.

Tapi, dua tim tangguh tidak akan bertanding dengan ceroboh. Setelah berkali-kali bertemu di atas lapangan yang sama, Klopp dan Guardiola sudah mengenal karakter permainan satu sama lain. Dan tak sulit untuk mengatakan bahwa formula gegenpressing Klopp adalah anti-taktik dari juego de position yang diusung Guardiola. Artinya, tekanan konstan dan sesering mungkin menjadi cara paling mujarab untuk menumpulkan efek dominasi penguasaan bola City. 

Keputusan Guardiola untuk mewaspadai permainan Liverpool beralasan. Dalam tiga pertandingan terakhir sebelum laga di Anfield pada Oktober 2018 itu, City selalu kalah dari Liverpool. Itulah sebabnya, Guardiola tak mau gegabah dan tak mau berlama-lama larut dalam euforia kebangkitan di laga melawan Southampton ini.

"Kami ada di sini bukan untuk menyampaikan pesan kepada Liverpool. Mereka tahu apa yang harus mereka lakukan dan kami pun tahu apa yang harus kami lakukan. Saya tahu jarak antara kami cukup jauh, tujuh poin. Itu ganjaran yang pantas untuk kesolidan dan konsistensi mereka. Tapi, ini adalah laga kandang dan saya harap, kami dapat menerima pertolongan ekstra dari supoter kami di Etihad," tutup Guardiola.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini