Home
/
News

Surat Gadis Kecil Muslim untuk PM Inggris

Surat Gadis Kecil Muslim untuk PM Inggris

Administrator27 January 2016
Bagikan :
Belakangan PM Inggris David Cameron mengeluarkan ancaman bagi ibu imigran Muslimah yang tak bisa berbahasa Inggris akan dideportasi.

Langkah tersebut merupakan bagian dari upaya penyatuan budaya migran dan lokal.Namun langkah itu memicu kekhawatiran bagi warga Muslim karena bisa memisahkan hubungan keluarga. Kekhawatiran lain bagi warga Muslim adalah diskriminasi yang terus terjadi kepada mereka.

Berikut merupakan surat curhatan gadis Muslim berusia delapan tahun, Sadiya Rahman ke Perdana Menteri David Cameron.

"Nama saya Sadiya dan saya berusia delapan tahun. Pada suatu hari saya dan kakak mendengar mama dan bapak kami berbicara tentang David Cameron soal ibu Muslim. Kami khawatir, mereka akan membawa mama saya pergi. Mama saya tidak berbicara bahasa Inggris dengan kami. Ia merupakan imigran dari India. Ayah saya mengatakan, tidak perlu khawatir karena mama kami memiliki gelar sastra Inggris. Hanya saja ia memilih untuk menggunakan bahasa Urdu agar kami mempelajarinya. 

Ditambah aksen Inggris yang gunakan berbeda seperti terdengar lucu. Ia tidak menyukainya. Ia dulu bekerja membantu di sekolah sampai adik kami lahir beberapa bulan lalu. Papa bilang tidak perlu khawatir karena mama kami orang yang memiliki talenta dan ia suka menolong orang lain. Namun saya merasa sedih dengan ibu dan anak yang lain. Bagaimana rasa menderitanya mereka jika harus hidup berpisah. Saya lihat ibu saya pakai jilbab ketika keluar.

Saya menyukainya karena itu saya pakai. Saya pakai karena saya suka, bukan karena orang tua yang memaksa. Pada suatu waktu ayah saya sempat bertanya, apakah saya merasa terpaksa mengenakan jilab?. Saya katakan tidak. Pada November lalu, kami mengumpulkan uang untuk lembaga amal Poppy Appeal. Foto kami terpampang di surat kabar.

Saya mengenakan jilbab di saat sejumlah orang menyangka Muslim itu buruk. Saya ingin mengatakan kami baik. Tentu saja ada sejumlah Muslim yang berlaku tidak baik. Tapi apakah, banyak orang buruk dimana-mana? Jika saya besar, saya ingin menjadi seorang penulis dan ilmuwan. Saya ingin menolong orang. Saya juga dengar (PM Inggris) Cameron mungkin akan melarang kami mengenakan jilbab. Namun saya ingin tetap tetap tumbuh mengenakan jilbab, bahkan ketika saya menjadi penulis atau ilmuwa. Saya akan sangat sedih jika menolong orang tanpa mengenakan jilbab"

Via http://www.republika.co.id/

populerRelated Article