icon-category Lifestyle

Takhayul Jadi Salah Satu Faktor Jepang Meluncurkan Program Rumah Murah

  • 20 Nov 2018 WIB
Bagikan :

Pemerintah Jepang sedang menjalankan salah satu program yang menarik. Yaitu, program membeli rumah dengan diskon besar bahkan gratis.

Program ini muncul lantaran banyak rumah di Jepang dalam kondisi ’terbuang sia-sia’. Yang artinya ada banyak rumah tidak digunakan, tidak jual dan tidak disewa.

Untuk itu, lewat terobosan ini pemerintah Jepang berharap dapat mengurang jumlah rumah yang terlantar di seluruh negeri.

Hal ini terjadi lantaran banyak anak muda menunda menikah sementara jumlah orang yang berusia lanjut lebih banyak. Menurut The Culture Trip ada 6,6 persen populasi di Jepang berumur 65 hinggga 74 tahun, lebih besar 0,1 persen dari yang berusia remaja.

Kemudian faktor lain yang mempengaruhi karena alasan sang pemilik rumah sudah tua atau meninggal. Selain itu, orang Jepang juga percaya terhadap takhayul. 

Menurut mereka, jika sebuah properti yang pernah menjadi tempat kasus pembunuhan, bunuh diri hingga yang tinggal mengalami kesepian maka akan sulit dijual. Takhayul ini begitu kuat, hingga ada sebuah situs bernama Oshimaland yang membuat daftar properti yang harus dihindari.

Dilansir dari This is Insider, menurut laporan pemerintah tahun 2013 silam, ada delapan juta rumah kosong yang ada di Negeri Sakura. Bahkan beberapa di antaranya berada di kota-kota besar.

Fenomena Akiya atau rumah kosong memang tengah menjadi masalah yang cukup besar di Jepang. Banyak pemilik rumah yang tidak punya pilihan lain selain memberikannya secara gratis. Dan pemerintah daerah ikut turun tangan untuk menyelesaikannya, dengan memberikan subsidi.

Sementara program rumah gratis yang disebut Okutama lebih menyasar kepada keluarga muda. Selama 22 tahun mereka harus menyewa rumah dengan biaya sekitar 50 ribu Yen atau setara dengan Rp 6,4 juta. Barulah setelah itu, rumah yang mereka huni bisa dimiliki secara total.

Tapi ada beberapa ketentuan untuk ikut program ini. Misalnya, pemilik harus berusia di bawah 43 tahun dan memilliki anak yang belum mengenyam pendidikan yang setara dengan SMP.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini