Sponsored
Home
/
Telco

Tanggulangi Perubahan Iklim, Telkom dan Siswa SMK Kelola Sampah Elektronik

Tanggulangi Perubahan Iklim, Telkom dan Siswa SMK Kelola Sampah Elektronik
Preview
Hani Nur Fajrina13 December 2022
Bagikan :

Uzone.id – Terlepas inovasi teknologi serba canggih untuk memperluas skala bisnis, Telkom Indonesia tetap memperhatikan aspek inovasi yang berdampak pada lingkungan. Tak heran jika Telkom juga bergerak untuk berkontribusi dalam penanggulangan perubahan iklim, salah satunya dengan mengelola sampah elektronik.

Setidaknya ada tiga program yang dijalankan Telkom demi menekan pemanasan global dan perubahan iklim, yaitu Electronic Device Donation for Education (Eduvice), Konservasi Hutan Binaan Digital, dan Penanaman Mangrove.

Sesuai namanya, Eduvice ini program Telkom yang menaruh perhatian pada sampah elektronik sebagai salah satu penyumbang tertinggi kenaikan emisi karbon yang dapat menyebabkan perubahan iklim.

Untuk itu, Telkom menjalankan program bantuan penyaluran sampah elektronik yang akan dipilah dan diperbaiki oleh siswa SMK Telkom agar perangkat dapat digunakan kembali menjadi media pembelajaran digital oleh sekolah atau para siswa yang membutuhkan.

Sampah elektronik ini dapat disalurkan melalui dropbox yang ada di empat titik lobby kantor Telkom, yaitu Graha Merah Putih Gatot Subroto Jakarta Selatan, Menara Multimedia Telkom Kebon Sirih, Kantor Witel Jakarta Barat, dan Graha Merah Putih Telkom Japati Bandung yang akan didistribusikan kepada sekolah/siswa yang membutuhkan terutama di daerah 3T.

Baca juga: Ini 5 Strategi Utama Telkom Sambut 2023

Sepanjang tahun 2022, 192 dari 200 perangkat yang terdiri dari 71 smartphone, 18 laptop, 14 tablet, dan 97 uncategorized devices telah diperbaiki dan akan segera didistribusikan kepada penerima manfaat di sekitar wilayah operasional Telkom dan di daerah 3T.

Program selanjutnya adalah Konservasi Hutan Binaan Digital. Program ini merupakan pemberian bantuan restorasi dan konservasi hutan pada lahan kritis di Indonesia yang saat ini luasnya mencapai 14 juta hektar.

Selain fokus pada penanggulangan perubahan iklim, program ini juga memiliki tujuan untuk mengembalikan fungsi alam sebagai media pengatur tata air, perlindungan banjir atau sedimentasi di wilayah hilir, memulihkan dinamika populasi, serta keanekaragaman hayati dan ekosistemnya.

Program ini dijalankan menggunakan sistem GIS (Geographic Information System) guna meningkatkan data inventarisasi hutan sehingga memudahkan perbaikan kondisi hutan, merencanakan secara memadai untuk jangka pendek dan panjang, memperkirakan pertumbuhan hutan, pendataan jumlah dan jenis pohon, serta report tumbuh kembang hasil reboisasi secara berkala.

Preview

Program ini telah terealisasi seluas 64,25 Ha yang tersebar di 8 titik lokasi konservasi seluruh Indonesia. Sepanjang tahun juga, program ini berhasil menghasilkan total 7.656 ton karbon yang membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.

Terakhir, program Penanaman Mangrove. Sebanyak lebih dari 30.000 bibit telah berhasil ditanamkan melalui program ini di beberapa kota yaitu Semarang, Karimunjawa, Cirebon, Banten, dan Magelang.

Baca juga: Antares Telkom Digitalisasi Peternakan, Apa Saja Manfaatnya?

Tanaman Mangrove mampu menyerap karbon 4-5 kali lebih tinggi dan mampu menyimpan karbon hingga jutaan tahun melebihi kemampuan hutan tropis di daratan. Dengan demikian, realisasi program penanaman Mangrove secara berkelanjutan yang dilakukan oleh Telkom diharapkan dapat berkontribusi dalam mengurangi efek rumah kaca guna mendukung penanggulangan perubahan iklim.

Dengan target konservasi seluas 4 hektar, komitmen Telkom dalam program penanaman Mangrove juga bertujuan untuk menjaga ekosistem terumbu karang setra meningkatkan digital eco-tourism dengan program bantuan Mangrove Conservation to Build Sustainable Eco Tourism.

Preview

“Melalui ketiga program ini, Telkom terus fokus untuk mencapai tujuan berkelanjutan yang juga sejalan pada Sustainable Development Goals (SDGs) terkait penanganan perubahan Iklim. Tak hanya pencegahan, namun pemulihan serta pemeliharaan lingkungan hidup juga harus selalu diperhatikan dengan baik,” tutur SGM Community Development Center Telkom, Hery Susanto dalam keterangannya yang diterima Uzone.id.

Diketahui, climate change atau perubahan iklim mengacu pada perubahan suhu dan pola cuaca yang terjadi dalam jangka panjang. Meskipun bersifat alami, namun dorongan dari aktivitas manusia menjadikan perubahan iklim terasa kian ekstrem dari hari ke hari.

Berdasarkan data yang diperoleh dari United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), terdapat 7 aktivitas manusia yang menjadi pendorong utama dalam perubahan iklim, yaitu penebangan hutan, manufaktur barang dan pertambangan, pengubahan energi, penggunaan alat transportasi, produksi makanan, suplai energi untuk ruangan, dan pemakaian berlebihan pakaian hingga sampah dan plastik.

populerRelated Article