Tangis Ribuan Warga Palestina Antar Jenazah Razan yang Ditembak Israel
Nama Razan al-Najjar (21) sedang menggema di seluruh penjuru dunia karena dedikasinya membantu para demonstran yang terluka dalam aksi 'Great March Return'. Razan adalah perawat sukarela asal Palestina yang bertugas di Khan Yunis, Jalur Gaza selatan.
Namun hidupnya harus berakhir dengan tragis saat timah panas dari militer Israel menembus tepat di dadanya. Perempuan muda itupun langsung jatuh tersungkur ke tanah dengan darah merah merembes ke jas putih yang ia kenakan.Pasien yang sempat ia obati dan seluruh warga Palestina geram dengan tindakan Israel itu. Dilansir Reuters, Minggu (3/6), saat ini jenazah Razan telah dimakamkan di Khan Yunis dengan diantar oleh ribuan warga Palestina.
Raut wajah sedih dan tetesan air mata berlinang di wajah mereka yang mengantar jenazah Razan. Saat pemakaman, ayah dari Razan terus mendekap jas putih yang putrinya kenakan saat membantu para demonstran.
Raut wajah sang ayah terlihat tegar meski anaknya telah tewas. Kematian Razan menambah daftar warga Palestina yang tewas oleh peluru Israel, menjadi 123 orang.
Sebelum dimakamkan, ribuan orang turut menyalatkan jenazah Razan.
Menurut informasi, akibat kejadian tersebut, militer Israel akan menyelidiki pembunuhan nyata oleh pasukannya kepada Razan. Meski akan menyelidiki, militer Israel tetap membela diri dengan mengatakan militan Palestina juga menyerang pasukannya di sepanjang perbatasan dengan tembakan dan granat.
Sementara itu dilansir The Guardian, juru bicara Menteri Kesehatan Palestina, Ashraf Al-Qudra, menyebutkan, Najjar masih mengenakan seragam medis saat peluru menembus tepat di dadanya.
Razan dianggap oleh warga Palestina sebagai malaikat. Tindakan militer Israel itu menuai kecaman dari dunia internasional karena menggunakan kekuatan militer yang mematikan saat demonstrasi massa.
Warga Palestina mengatakan sebagian korban tewas dan ribuan orang yang luka oleh senjata Israel adalah warga sipil yang tidak bersenjata. Tetapi Israel dengan kekuatan militer penuh menyerang mereka para demonstran.