Tangkuban Parahu, Dongeng Cinta Terlarang di Barat Jawa
Kepopuleran Gunung Tangkuban Parahu tidak lepas dari legenda kisah "cinta terlarang" anak dan ibu, Sangkuriang dan Dayang Sumbi.
Sangkuriang terpisah dari Dayang Sumbi sejak kecil. Ditinggal sang anak membuat sang ibu bersedih. Ia lalu berdoa kepada dewa untuk diberi kecantikan abadi.
Sangkuriang yang bertumbuh dewasa lalu bertemu lagi dengan Dayang Sumbi. Sang anak, yang tak tahu menahu, bermaksud melamar sang ibu.
Dayang Sumbi menolak lamaran Sangkuriang. Salah satu cara untuk menggagalkan hal tersebut ialah permintaan Dayang Sumbi agar Sangkuriang membuatkan perahu serta telaga dalam waktu sehari semalam.
Dayang Sumbi terus berdoa agar usaha Sangkuriang gagal. Mengetahui kegagalannya, Sangkuriang menendang perahu ke dalam telaga yang telah dibuatnya.
Perahu dan telaga tersebut yang dibilang mirip medan Tangkuban Parahu saat ini.
Objek wisata Tangkuban Parahu berada di Cikole Lembang yang merupakan perbatasan antara Kabupaten Bandung Barat dengan Kabupaten Subang. Wisatawan dari Jakarta bisa menjangkaunya dengan perjalanan darat dari Bandung menuju Lembang ke arah Ciater.
Bagi yang ingin naik kereta bisa turun di Stasiun Hall lalu naik angkot jurusan Lembang-Cikole atau Subang. Angkot ini juga bisa ditumpangi dari Terminal Ledeng atau Terminal Lembang.
Tak perlu takut tersesat, karena ada banyak papan arah ke Tangkuban Parahu di sepanjang perjalanan.
Lihat juga:Memahami Gunung Merapi dari Ketep Pass |
Setiap harinya Tangkuban Parahu paling ramai didatangi saat matahari terbit sampai matahari terbenam. Tiket masuknya Rp20 ribu per orang di hari biasa dan Rp30 ribu per orang di hari libur. Bagi yang membawa kendaraan pribadi juga wajib membayar biaya parkir.
Ada empat area utama di Gunung Tangkuban Parahu, yakni Kawah Ratu, Kawah Upas, Kawah Domas, dan Cikahuripan. Di atas ketinggian 2.084 mdpl, turis bisa menyaksikan fenomena alam berupa kawah belerang dengan beragam medan pendakian, mulai dari yang landai sampai terjal.
Dari banyak artikel ilmiah, gunung berjenis stratovulcano ini merupakan gunung purba yang mirip seperti Gunung Krakatau di Selat Sunda dan Gunung Ngorongoro di Tanzania, Afrika.
Gunung Tangkuban Parahu berhawa dingin, jadi sebaiknya turis membawa pakaian hangat saat berkunjung ke sini.
Jangan terkecoh dengan hawa dinginnya, karena matahari bersinar terik di sini. Jadi kenakan juga tabir surya agar kelembaban kulit terjaga.
Bagi yang tak tahan bau belerang juga bisa membawa masker penutup.
Usahakan datang sejak pagi hari, karena objek wisata ini tutup pukul 17.00.
Perhatikan juga imbauan keselamatan dari petugas, seperti tak berada terlalu dekat dengan tebing, karena gunung ini masih aktif bergejolak dan sewaktu-waktu bisa memuntahkan bebatuan atau lava.
Lihat juga:INFOG: Persiapan Pendakian Gunung Berapi |