Tanpa Sanksi AS, Huawei Bisa Jadi ‘Raja’ Pasar Smartphone?
Ilustrasi foto: Dmitry Rodionov @knuckles_echidna/Unsplash
Uzone.id - CEO Huawei, Richard Yu membagikan pendapatnya soal keadaan pasar komunikasi mobile di tahun 2022 ini, khususnya apabila AS tidak memberikan sanksi pada perusahaannya.
Dilansir dari Gizchina, menurut Mr. Yu, jika bukan karena intervensi dan penindasan dari AS, Huawei dan Apple mungkin sudah jadi produsen ponsel terbesar di dunia.Sang CEO bahkan dengan percaya diri menyebut kalau Samsung adalah perusahaan kecil.
“Yang lain adalah produsen kecil, termasuk perusahaan Korea yang mungkin sebagian besar dijual di pasar AS dan Korea Selatan,” katanya. Perusahaan Korea yang ia maksud tak lain adalah Samsung.
Baca juga: Huawei Dorong Ekosistem Ekonomi Syariah Indonesia Lewat Teknologi
Walaupun Mr. Yu mengatakan kalau Samsung adalah perusahaan kecil, nyatanya tidak demikian. Huawei bahkan butuh bertahun-tahun untuk mengejar ketinggalan dari perusahaan Korea yang mereka maksud.
Sayangnya, tepat saat Huawei sudah hampir menyalip Samsung, sanksi AS datang dan membuat perkembangan perusahaan China ini tersendat.
Pada April 2020 lalu, pabrikan China ini secara singkat pernah menyalip Samsung berkat penjualannya di China daratan. Bahkan dalam catatan riset Counterpoint, Huawei pernah memiliki pangsa pasar ponsel global sebesar 19 persen sedangkan Samsung hanya 17 persen.
Baca juga: Tentang Startup Lokal PHK Karyawan di Tengah Pemulihan Ekonomi
Walaupun tersendat dan harus berusaha menyusul kembali ketertinggalan akibat adanya sanksi AS, Huawei baru-baru ini menorehkan prestasi dengan mengumpulkan lebih dari 200.000 paten di seluruh dunia.
Perusahaan ini juga mengkonfirmasi bahwa selama lima tahun terakhir, lebih dari 2 miliar smartphone telah menerima lisensi untuk paten Huawei terkait dengan teknologi komunikasi 4G dan 5G.