Tentara Rusia Kirim Bom Cinta ke Cewek Ukraina via Tinder
Uzone.id - From Russia With Love. Yup, di tengah serangan tentara Rusia terhadap teritori Ukraina rupanya ada yang coba-coba mencuri kesempatan.
Dasha Synelnikova melaporkan kalau dirinya mendapat pesan flirting dari tentara Rusia bernama Andrei, Alexander, Gregory, Michail hingga 'Black' yang jauhnya sekitar 20 mil.Wanita cantik asal Ukraina itu mengaku tinggal di Kyiv, namun dia mengubah pengaturan lokasi ke Kharkiv setelah temannya memberi tahu kalau tentara Rusia sudah memenuhi Tinder.
BACA JUGA: Imbas Konflik Rusia-Ukraina, Nilai Bitcoin Dkk Merosot
"Seorang pria berotot berpose dengan senapan agar terlihat seksi di tempat tidur. Yang lain mengenakan perlengkapan tempur Rusia lengkap dan lainnya cuma pamer rompi ketat bergaris-garis," kata produser film berusia 30 tahun itu, seperti dilaporkan The Sun yang dilansir NY Post.
Dia menilai para tentara Rusia itu tak mampu menarik perhatiannya dan tak pernah mempertimbangkan untuk tidur dengan musuh.
"Saya secara otomatis menggeser ke kiri untuk menolaknya, tapi ada begitu banyak (tentara Rusia) sehingga saya penasaran dan bertukar pesan," katanya.
Dasha mencoba bertukar pesan dengan Andrei (31) yang fotonya memperlihatkan sedang pegang senapan Kalashnikov dengan perlengkapan tempur dan helm lengkap.
Dia coba bertanya, apakah Andrei punya "rencana untuk berkunjung?". Andrei menjawab tenang dan mengatakan dirinya tidak diizinkan di Ukraina sejak aneksasi Krimea pada tahun 2014.
BACA JUGA: Rusia-Ukraina: Kecaman Netizen Global Hingga Ancaman Pemutusan Teknologi
Sedangkan tentara Rusia bernama Alexander (29) berpose dengan baretnya. Kemudian, Gregory (25) pamerkan jam tangan militer.
Menurutnya, itu lucu tapi menakutkan pada saat yang sama, apalagi mengetahui pasukan Rusia sudah sangat dekat.
Bom cinta di Tinder itu terjadi sebelum pasukan Rusia diperintahkan untuk mematikan telepon mereka.
"Orang-orang ini sama seperti orang lain di Tinder - mereka menginginkan cinta atau persahabatan," tutur Dasha.
Jadi, kata dia, sulit membayangkan tentara Rusia bisa datang ke negaranya untuk menyerang.
"Saya harap itu tidak akan terjadi," katanya.
Seperti yang kita tahu, Tinder adalah aplikasi layanan pencarian sosial berbasis lokasi menggunakan profil dari Facebook dan layanan fitur GPS di ponsel yang memfasilitasi komunikasi antara pengguna yang saling tertarik, yang memungkinkan kecocokkan (match) pengguna untuk mengobrol.
Aplikasi ini biasanya digunakan sebagai layanan kencan, dan telah bercabang untuk memberikan layanan yang lebih, sehingga lebih umum dikategorikan sebagai aplikasi sosial media.
Tinder mirip dengan MiChat dan tentu saja aplikasi ini rawan disalah gunakan oleh pelaku prostitusi online. Sampai awal 2022, Tinder telah meraup lebih dari 100 juta pengguna.