Test Drive Hyundai Stargazer: Surabaya - Malang - Solo
Uzone.id - Gak salah kalau Hyundai menamakan bintang barunya ini Stargazer. Mobil ini memang diekspektasikan tinggi untuk jadi bintang barunya Hyundai di Indonesia.
Namun, pertanyaannya bakal jadi bintang yang seperti apakah Stargazer? Kami lebih suka menyebutnya bintang pop.Ya bintang pop, dengan skena karakter musik yang sebisa mungkin masuk berbagai kelas dan genre. Mudah di sukai (semoga saja gak juga mudah terlupakan).
Baca juga: Kenapa Shell Gak Jual Bensin Sekelas Pertalite?
Kenapa kami menyebutnya bintang pop? Baca terus ya!
Ada sejumlah faktor yang membuat kami menyimpulkan Stargazer masih terlalu pop sebagai sebuah mobil keluarga.
Itu kami ketahui setelah akhirnya berkesempatan mencoba mobil ini dengan rute yang lumayan jauh. Setengah pulau Jawa, dari Surabaya, ke Malang, lalu finish di Solo. Bagaimana impresinya?
Tampilan secemerlang bintang pop
Gak usah di ragukan kalau Hyundai menyodorkan tampilan low MPV terbarunya ini beda dari bintang-bintang lain di kelasnya.
Stargazer punya tampilan yang gak biasa. Mulai dari bagian depan yang punya desain aerodinamis dan sangat futuristis sekali.
Di tandai dengan tarikan garis LED di depan kap mesin. Kemudian desain lampu utamanya yang juga atraktif.
Selanjutnya ke bagian samping, kita akan menemukan desain spakbor yang juga nyeleneh karena tidak membulat, namun malah mengkotak.
Sebagai sebuah desain, barangkali itu menarik dan karena desain sejatinya soal selera, kami kurang menyukai desain tersebut, karena sepertinya bakal susah mencari tampilan fitmen yang pas nantinya.
Pun begitu di bagian belakang yang punya desain lampu kombinasi yang menurut kami masih terlalu lebay.
Sama dengan di depan, ada tarikan garis lampu dari selebar bodi mobil, namun masih ada lampu-lampu lain di sisi kanan dan kirinya, berbentuk segitiga.
Kalau saja lampu-lampu berbentuk segitiga itu gak ada dan menyisakan satu tarikan garis lurus saja, hmm, bakal menarik sekali tampilan bokongnya.
Interior (mencoba) naik kelas
Seperti bagian luarnya, kabin Stargazer juga menawarkan desain yang atraktif, perpaduan futuristis dan klasik. Nah, nuansa klasik seperti di dasbor ini sebenarnya masih agak kurang harmonis.
Cover layar sentuh yang dibuat menyatu dengan MID misalnya, jadi bagian yang menurut kami mengganggu. Namun urusan menu pada MID-nya, jangan ditanya, lengkaaap!
Kemudian di baris kedua, dengan opsi captain seat, pastinya membuat mobil ini jauh lebih mewah dan nyaman dan terasa lega karena akses di kabin jadi lebih mudah. Ditambah ada ambience lamp pula.
Nilai plus lain di kabin adalah banyak sekali tempat penyimpanan dengan berbagai ukuran dan jenis. Mulai dari dasbor, konsul tengah, sampai door trim depan dan belakang.
Fitur si paling hi-tech
Hyundai sepertinya tau benar kalau bersaing di segmen low MPV itu gak gampang. Pemain-pemainnya buas-buas, karena itu harus ada pembeda dari para pesaingnya itu.
Salah dua sodoran pembeda Stargazer setelah tampilan adalah fiturnya.
Mari kita sebutkan satu persatu, Forward Collision-avoidance Assist (FCA). Fitur ini memperingatkan pengemudi ketika sistem mendeteksi ada risiko benturan dari arah depan, seperti misalnya dengan pejalan kaki atau dengan kendaraan yang tiba-tiba melambat atau berhenti.
Jika risiko benturan terus meningkat setelah peringatan, maka sistem secara otomatis akan membantu dengan melakukan pengereman darurat.
Kemudian Lane Following Assist (LFA) Kamera depan melacak penanda garis jalur dan membantu menjaga kendaraan tetap aman di tengah jalur.
Lalu High Beam Assist (HBA), mengubah kondisi lampu high beam menjadi low beam saat mendeteksi kendaraan yang melaju dari arah berlawanan pada malam hari.
Lane Keeping Assist (LKA). Kamera tampak depan mendeteksi ada jalur (di tepi jalan) untuk memantau posisi kendaraan tetap pada jalur awal.
Sistem akan memperingatkan pengemudi jika kendaraan tersebut meninggalkan jalur tanpa menggunakan lampu sein.
Dan secara otomatis akan membantu mengarahkan kemudi untuk mencegah kendaraan beralih dari jalur yang semestinya.
Blind-spot Collision-avoidance Assist (BCA - Dari parkir paralel). BCA memonitor blind-spot Anda saat berkendara.
Jika ada kendaraan lain yang terdeteksi di sekitar mobil Anda, LED pada kaca spion akan menyala memberikan peringatan.
Jika ada risiko benturan dengan kendaraan di sisi samping dalam kecepatan rendah (0 - 3km/jam), seperti misalnya saat keluar dari posisi parkir paralel, sistem akan berfungsi secara otomatis membantu pengereman darurat.
Rear Cross-traffic Collision-avoidance Assist (RCCA), memperingatkan apabila ada kendaraan di jalur belakang yang mendekat pada saat mundur dan melakukan pengereman darurat jika diperlukan.
Rear View Monitor (RVM), lebih aman saat mundur atau parkir, kamera belakang akan memonitor area belakang mobil. Dan terakhir 6-Airbag.
Belum lagi fitur penunjang kenyamanan seperti wireless charging, konektifitas BlueLink, yang bisa menyalakan mesin dan ac pakai smartphone dan masih banyak fungsi lainnya.
Performa dan handling masih nge-pop
Salah satu faktor yang juga penting pada mobil keluarga adalah performa mesin dan handling. Bagaimana dengan si bintang baru ini?
Hyundai membekali Stargazer dengan mesin berkapasitas 1.500cc, bertenaga 114 Hp dan torsinya 144 Nm. Di atas kertas dan di atas permukaan jalan, performa seperti ini kami rasa cukup pas.
Akselarasinya lembut, tapi berisi dan transmisi CVT-nya juga responsif. Di jalan tol, mudah sekali untuk mencapai kecepatan 120 km perjam.
Urusan handling, mobil ini masih ngepop. Masih mirip-mirip dengan para pesaingnya. Belum ada yang istimewa.
Respon setir masih agak terlalu aneh dan sedikit sekali feedbacknya. Malah feedback sangat terasa justru dari fitur-fitur canggih yang bisa mengintervensi setir.
Kalau gak terbiasa, kemauan kita dan kemauan setir sering berbeda. Meski ujung-ujungnya untuk keselamatan, walau harus mengorbankan kenikmatan.
Redaman suspensinya juga masih terasa mengayun di kecepatan tinggi, tapi asiknya minim gejala limbung. Hyundai masih punya PR untuk lebih meningkatkan lagi rasa redaman suspensinya agar mobil ini benar-benar naik kelas dan jadi bintang baru.
Sementara untuk konsumsi bahan bakarnya, lumayan irit. Dalam kondisi normal, bervariasi antara 12-14 km perliter, tergantung kondisi jalan.
Namun, kami juga sempat melakukan pengetesan seberapa irit mobil ini di tol Transjawa sejauh 100 km. Hasilnya fantastis, di MID tembus 30,2 km per liter.
Kesimpulan
Sebagai pendatang baru, Stargazer punya sejumlah nilai lebih, seperti tampilan dan fitur. Captain seat juga jadi poin tersendiri.
Dan yang gak kalah penting, dengan kombinasi semuanya itu, banderolnya juga masih kompetitif. Jadi, berani membeli Stargazer?