Test Ride Royal Enfield Chrome, Jadi Pusat Perhatian (Part 2)
Uzone.id—Masih di jalan naik Royal Enfield Chrome 500. Perpindahan gigi Royal terasa ringan, pada gigi 1, 2, dan 3 di putaran bawah, tenaga mesih mengalir cepat dan responsif, tetapi saya merasakan sedikit getaran. Apalagi, ketika mengarah ke Jalan Raya Mampang Prapatan yang lebar dan lurus, saya geber gasnya, getaran mesin semakin terasa. Namun, masuk gigi 4 ke 5, putaran mesin mulai terasa stabil, dan getaran pupus. Saya teruskan melaju hingga di kecepatan sekitar 80 km/jam.
Saya belum merasakan top speed karena di depan tampaknya macet, saya menurunkan kecepatan perlahan dan larut di kemacetan lampu merah di perempatan jalan. Dalam keadaan macet, fotografer saya mengabadikan momen ini.Saat macet, para pengendara motor lain, terlihat memerhatikan Royal Enfield Chrome yang saya kendarai, mungkin tertarik dengan warna Chrome yang kinclong memantulkan cahaya matahari siang, atau mengagumi tampilan oldies Royal yang jadul abis. Kelihatan jelas speedometer masih analog berdesain bulat. Jadi, untuk mengecek masih ada bensin atau engga di dalam tangki ya dibuka tutup tangkinya. Jadul kan ya.
Lebih dari sekadar jadul, Royal Enfield adalah motor besar yang menyimpan sejarah dan kebanggaan tersendiri bagi para penggemarnya. Motor legendaris ini diproduksi perdana pada tahun 1901 di Redditch, Worcestershire, Inggris.
Dalam perjalanannya, RE menjadi armada perang pasukan Inggris (British Forces Motorcycles) pada Perang Dunia I dan Perang Dunia II di era 1930-1945. Beranjak dari literatur tersebut, kebayang dong sudah tuanya motor yang saya kendarai ini.
Di zaman now, Royal Enfield meneruskan tradisi, mewarisi estetika desain yang everlasting. Logo Royal yang terdiri dari gambar meriam, dan mottonya yakni Made Like a Gun (dibuat seperti sepucuk senjata api) mendeskripsikan betapa motor ini tangguh di medan perang.
Sedikit banyak, kalau kita mengetahui latar belakang Royal Enfield, semakin menyenangkan dan bangga berkendara dengannya, laksana menjadi pejuang tangguh !
Royal Enfield Classic 500 tersedia dalam 4 pilihan warna, yang saya test ride ini Classic Chrome seharga Rp96,8 juta, kemudian ada Classic 500 Dessert Strom yang dibandrol Rp90,9 juta, Classic 500 Battle Green Rp90,9 juta, dan Classic 500 Rp89,6 juta yang semuanya on the road Jakarta.
Data Spesifikasi
Royal Enfield Classic Chrome
Mesin
Tipe: Satu silinder, 4 langkah
Kapasitas: 499 cc
Bore x stroke: 84 x 90 mm
Rasio Kompresi: 8,5:1
Daya Maksimal: 27,2 bhp @5.250 rpm
Torsi Maksimal: 41,3 Nm @4.000 rpm
Sistem Pengapian: Pengapian Digital Elektronik
Kopling: Basah, lebih dari satu pelat
Persneling: 5 percepatan
Pelumasan: Basah
Oli: 15W-50 API SL, JASO MA
Pasokan Bahan Bakar: Injeksi Bahan Bakar Keihin
Filter udara: Elemen Kertas
Starter: Elektrik/Engkol
Sasis
Tipe: downtube tunggal
Suspensi depan: Teleskopis 35 mm, jarak main 130 mm
Suspensi belakang: Dua sokbreker berisi udara, 5 tingkat preload, jarak main 80 mm
Dimensi
Jarak sumbu roda: 1.370 mm
Jarak terendah: 135 mm
P x L x T: 2.160 x 800 x 1.050 mm
Berat kosong: 187 kg (dengan 90% bensin & oli)
Kapasitas Bahan Bakar: 14,5 liter
Rem & ban
Ban depan: 90/90–19 52V
Ban belakang: 110/80–18 58V
Rem depan: Cakram 280 mm, kaliper 2 piston
Rem belakang: Teromol 153 mm
Kelistrikan
Sistem Listrik: 12 volt - DC
Baterai: 12 volt, 14 Ah
Lampu Depan: 60 W/55 W, HALOGEN
Lampu Belakang: 21 W/5 W