icon-category Digilife

TikTok Klaim Sever Data Ada di Amerika, Bukan China

  • 21 Jul 2020 WIB
Bagikan :

Uzone.id - Pertentangan terkait aplikasi buatan China yang sedang naik daun, TikTok, semakin nyaring di mana-mana karena kekhawatiran akan data yang bisa diakses oleh pemerintah China. Entah benar atau tidak, TikTok mengaku jika mereka telah menempatkan server data mereka ke Amerika, bukan China.

Pernyataan itu dilontarkan China usai mendapatkan tekanan akibat perseteruan China, Inggris dan Amerika. TikTok pun terseret kisruh internasional dan mendapatkan ancaman pelarangan karena dianggap sebagai aplikasi yang menyediakan data profil pengguna ke pemerintah China. Bahkan di India, TikTok menjadi salah satu dari puluhan aplikasi China yang dilarang untuk diunduh.

Dilansir melalui The Independent.co.uk, Head of Public Policy TikTok untuk Eropa, Theo Bertram mengatakan jika informasi mengenai akses data TikTok oleh pemerintah China benar-benar salah. Malah dia mengungkap jika server data TikTok ada di Amerika.

"TikTok tidak tersedia di China. Data TikTok tersimpan semua di Amerika. TikTok adalah perusahaan yang berbadan hukum di Amerika," ujar Theo Bertram saat berbicara di program Today BBC Radio 4

Menurutnya, semua tuduhan yang mengaitkan pemerintah komunis China dengan akses data pengguna TikTok adalah salah besar dan tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Bahkan Bertram menegaskan bahwa perusahaannya tidak akan pernah mengizinkan siapapun, pemerintah negara manapun, mengakses data pengguna.

"Kami telah memastikan bahwa data pelanggan terlindungi dan tidak bisa diakses, bahkan oleh pemerintah China sekalipun. Tuduhan tersebut benar-benar tidak berdasar," ujar Bertram.

TikTok merupakan platform distirbusi konten video berdurasi pendek yang bernaung di bawah bendera ByteDance. TikTok ditemukan pada 2012 oleh seorang entrepreneur China bernama Zhang Yiming.

Aplikasi tersebut terseret kisruh yang makin memanas antara China dan Inggris. Apalagi saat pemerintah Inggris mengkritik kebijakan hukum dan keamanan Hong Kong, dan juga keputusan Inggris untuk melarang kerja sama dengan perusahaan teknologi Huawei terkait implementasi jaringan 5G.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini