Sponsored
Home
/
Sport

Timnas U-19: Merayakan Gol, Merayakan Keberagaman

Timnas U-19: Merayakan Gol, Merayakan Keberagaman
Preview
Okky Ardiansyah10 July 2018
Bagikan :

Keberagaman sejatinya bak pisau bermata dua. Jika dirawat dengan baik, bakal menjadi kekuatan yang positif. Akan tetapi, apabila tak dikelola dengan benar, akan menjadi daya yang merusak. Inilah yang terjadi di arena politik Indonesia. 

Isu perihal keberagaman, yang didasari oleh isu mengenai perbedaan keyakinan, menjadi aroma menyengat jelang Pemilihan Umum 2019. Dengan target menduduki kursi kekuasaan, banyak elite politik Indonesia yang melakukan pendekatan identitas. 

Namun, isu liar yang terus bergulir itu haram masuk ke tubuh Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-19 yang saat ini tengah berjuang dalam ajang Piala AFF U-19 2018. Tak percaya?

Skuat yang dibawa Indra bukanlah skuat serampangan. Berisikan 23 pemain muda berbakat dari berbagai latar belakang, eksistensi mereka sebagai unggulan tak bisa terbantahkan. 

Ada nama Egy Maulana Vikri yang berasal dari Medan. Ada juga M. Rafli Mursalim yang lahir di Tanggerang. Tak boleh dilupakan juga pemain-pemain dari Indonesia bagian Timur macam Todd Rivaldo Ferre asal Jayapura dan Rifad Marasabessy dari Tulehu. 

Singkatnya, skuat Timnas U-19 saat ini berasal dari suku yang berbeda-beda, keyakinan yang beragam, dan lahir dari keluarga dengan strata ekonomi yang tak sama. Kendati begitu, mereka menyatu dalam balutan bendera merah-putih dan menjadi tim yang kuat.

Jika tak demikian, pasukan Indra tersebut tak mungkin mengalahkan Vietnam, Singapura, Filipina, dan Laos di babak penyisihan grup serta menjejak babak semifinal. Dengan kata lain, mereka cuma butuh dua kali melangkah untuk merengkuh trofi dan mengantarkan sepak bola Indonesia menjejak kejayaan di Asia Tenggara. 

Di atas lapangan, seluruh perbedaan itu melebur menjadi satu guna meraih satu tujuan: kemenangan. Saling menghargai dan toleransi menjadi hal yang paling ditekankan oleh Indra. 

Tengok saja selebrasi Nurhidayat cs saat Valdo --demikian Todd disapa-- menggetarkan jala gawang Singapura dalam partai kedua Grup A di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Selasa (3/7/2018). 

Preview

Sepersekian detik usai mencetak gol, Valdo langsung berlari ke arah bench Timnas U-19. Ketika sudah berada tepat di garis tepi lapangan, Valdo lantas berlutut, mengepalkan kedua tangan dan menengadahkan wajahnya ke langit. Tak berselang lama, David Rumakiek melakukan hal serupa. 

Di sebelah kedua pemain tersebut, ada Nurhidayat dan M. Rafi Syahrial tengah bersujud. Mereka melakukannya dengan berbeda sesuai dengan keyakinan masing-masing. Akan tetapi, selebrasi itu dilakukan berdampingan. Seakan tak ada sekat memisahkan, apalagi saling sikut. Ah, betapa bermaknanya selebrasi mereka.

Selebrasi itu lantas menjadi ciri khas dari Timnas U-19. Wajar memang karena Indra selalu menegaskan kepada pemain bahwa dalam sepak bola kemenangan tak melulu menyoal skema permainan dan kerja keras, tetapi juga ada kekuatan tak kasamata yang bisa memengaruhi hasil pertandingan. 

Timnas U-19 era Evan Dimas dan Bali United --saat diarsiteki Indra- selalu merayakan gol dengan cara yang serupa. Jika ditilik lebih detail, selebrasi yang selalu ditekankan oleh Indra tak cuma menyoal rasa syukur, tetapi juga menampilkan wajah Indonesia yang sesungguhnya. 

***

Sekilas perayaan seperti itu merupakan hal yang lumrah dalam sepak bola karena banyak pesepakbola dunia yang melakukan hal serupa: merayakan gol dengan mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan. 

Namun, jika melihat kondisi politik dan sosial Indonesia yang riuh dan terbelah oleh perbedaan, apa yang dilakukan Timnas U-19 dalam Piala AFF U-19 2018 seperti oase di padang pasir. Mendinginkan dan mententramkan di tengah situasi panas. 

Sepakat?

populerRelated Article