icon-category Sport

Timnas U-19 vs Vietnam: Ujian Sesungguhnya bagi Garuda Nusantara

  • 07 Jul 2018 WIB
Bagikan :

Timnas Nasional (Timnas) Indonesia U-19 bakal bersua dengan Vietnam dalam laga keempat grup A Piala AFF U-19 2018. Bagi pasukan 'Garuda Nusantara', laga yang berlangsung di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Sabtu (7/7/2018), itu adalah ujian sesungguhnya. 

Timnas U-19 menjalani tiga laga awal pada fase grup dengan mulus. Di pertandingan pertama, meski ketar-ketir, skuat asuhan Indra Sjafri itu menang 1-0 atas Laos. Sedangkan, pada dua laga selanjutnya, Timnas U-19 melaju kencang. Singapura dihantam empat gol tanpa balas dan Filipina dikalahkan dengan skor 4-1. 

Namun, berkaca pada laga-laga sebelumnya, Vietnam berbeda dengan Laos, Singapura, maupun Filipina. Permainan mereka lebih atraktif dan berbahaya. Sembilan gol yang mereka lesakkan dari tiga laga bisa menjadi dalilnya. Untuk itu, Timnas U-19 kudu waspada. 

Timnas U-19: Pertajam Penyelesaian Akhir

Penguasaan bola, umpan-umpan pendek di area tengah lapangan, dan operan panjang ke tepi lapangan menjadi senjata utama Timnas U-19 untuk menebar ancaman di pertahanan lawan. Lewat hal itu pula, keunggulan Timnas U-19 tak melulu tentang skor pertandingan. 

Merujuk pada statistik yang dirangkum Labbola, dalam tiga laga yang sudah dimainkan, rata-rata penguasaan bola Timnas U-19 menyentuh 75%. Selain itu, Timnas U-19 mencatatkan 87 upaya tembakan dan 28 di antaranya tepat mengarah ke gawang. Akan tetapi, cuma sembilan saja yang dapat dikonversikan menjadi gol.

Fakta-fakta tersebut menggambarkan bahwa Timnas U-19 selalu mendominasi pertandingan. Namun, angka-angka tersebut menjelaskan pula bahwa Timnas U-19 kerap menghamburkan peluang. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, salah satunya adalah pengambilan keputusan yang buruk.

Pengambilan keputusan memang tak hanya menyoal kemampuan maupun kualitas, melainkan kematangan pemain. Pemain inti macam Saddil Ramdani dan Todd Rivaldo Ferre berkali-kali mengambil keputusan yang salah atau kadang terlambat. 

Lihat bagaimana aksi Saddil saat melawan Singapura. Ketika sudah berhadapan satu lawan satu dengan penjaga gawang, pemain Persela Lamongan itu justru menendang bola dengan sekeras-kerasnya ke tiang dekat. Padahal, jika Saddil melepaskan tembakan terukur, besar kemungkinan peluang tersebut dapat menjadi gol. 

Melawan Vietnam, Timnas U-19 diprediksi tak bakal mendapatkan peluang yang melimpah. Sebabnya, lini belakang dan koordinasi pemain belakang Vietnam lebih baik daripada Loas, Singapura, dan Filipina. Untuk itu, Timnas U-19 mesti memanfaatkan peluang yang didapat dengan sebaik-baiknya dan setenang-tenangnya.

Skema Serangan Vietnam yang Berbahaya

Dalam tiga laga di fase grup yang sudah Vietnam jalani, lini depan mereka mendapatkan sorotan lebih. Selain karena materi pemainnya yang bisa dikatakan bagus, skema serangan yang diterapkan oleh pelatih Vietnam, Hoang Anh Tuan, juga terbilang apik.

Ketika menyerang, bola langsung diarahkan ke tepi lapangan. Hal tersebut dilakukan untuk mengakomodir kecepatan dan kelicinan pemain sayap. Setelah memasuki sepertiga akhir, pemain yang memegang bola kerap menari-nari untuk membuka ruang dan memberi waktu kepada bek sayap untuk menyisir lebar lapangan. 

Ada beberapa opsi yang kerap diambil pemain sayap Vietnam untuk membidik gawang lawan. Pertama, menyodorkan umpan terobosan kepada bek sayap yang berlari sampai pertahanan lawan. Kedua, melakukan cut inside dan melepaskan tembakan.

Jika dua opsi tersebut tak membuahkan hasil, operan silang dan umpan tarik ke dalam gawang berkali-kali dilakukan. Opsi terakhir yang kerap dipilih Vietnam untuk mengakhiri serangan itu amat dipengaruhi oleh keberadaan penyerang-penyerang yang tangguh dalam duel-duel udara. Lewat sederet opsi tersebut, Vietnam dapat membenamkan lawan-lawannya.

Redam Vietnam dengan Ketenangan

Entah kenapa, lini belakang Timnas U-19 tak sekokoh dan sepadat biasanya. Melawan tim-tim yang notabane tak punya penyerang tajam, Nurhidayat cs selalu ketar-ketir. 

kumparanBOLA sempat menganalisis bahwa ketergesa-gesaan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pertahanan Timnas U-19 beberapa kali mudah ditembus lawan. Blunder yang dilakukan oleh penjaga gawang Muhammad Riyandi pada laga pertama dan sebiji gol Filipina menjadi buktinya.

Mereka ingin sesegera mungkin mematahkan serangan lawan sejak area tengah lapangan, tak mau menunggu di kedalaman, dan langsung 'menghabisi'. Nah, melawan Vietnam, Timnas U-19 tak boleh melakukan hal serupa. 

Pemain belakang Timnas U-19 mesti lebih tenang dalam mengambil keputusan. Apakah menunggu lebih dulu atau langsung menekel. Jika keputusan tak dipertimbangkan dengan matang, bukan tak mungkin, Vietnam bakal punya banyak ruang untuk mencetak gol. 

Sejatinya, pelatih Indra Sjafri sendiri belum menemukan tandem yang pas bagi Nurhidayat. Dalam tiga laga yang telah dimainkan, eks pelatih Bali United itu selalu menggonta-ganti pasangan Nurhidayat di lini belakang. Pada laga pertama, Indra memainkan Kadek Raditya. Sementara, pada dua laga selanjutnya, Julyano Pratama dan M. Firli, secara bergantian, berduet dengan Nurhidayat. 

Khusus melawan Vietnam, Indra mesti mempertimbangkan dengan sebaik-baiknya pemain yang bakal diturunkan untuk menemani Nurhidayat di lini belakang. 

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini