icon-category Sport

Timnas U-22: Mau Sampai Kapan PSSI Pakai Sistem Kebut Semalam?

  • 18 Dec 2018 WIB
Bagikan :

Pada awal 2019, Timnas U-22 Indonesia akan menjalani Piala AFF U-22 di Kamboja. Jadwal turnamen sepak bola se-Asia Tenggara ini sejatinya telah dirilis oleh Konfederasi Sepak Bola ASEAN (AFF) yakni 17 Februari hingga 2 Maret 2019.

Jika dihitung mundur, hajatan tak kurang dari dua bulan. Lantas, sejauh mana persiapan yang sudah dilakukan?

Sayangnya, tak jauh-jauh amat, jika tak ingin dibilang jalan di tempat. Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) hingga detik ini masih belum ketok palu terkait pelatih yang akan memimpin skuat 'Garuda Muda'. Jika pelatih saja belum, maka tak usah bertanya siapa pemainnya, bukan? 

Cukup mengherankan memang langkah yang diambil PSSI. Per 7 hingga 20 Desember 2018, Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria, mengatakan federasi sepak bola Tanah Air tengah menggelar evaluasi selama 2018 ini. Ada lima aspek utama yang dibahas yakni evaluasi organisasi, kompetisi, football development, aktivitas media pendukung, bisnis dan baru Timnas Indonesia. 

Pembahasan evaluasi Timnas Indonesia sepanjang 2018 saja baru dibahas akhir tahun. Sementara, hajatan Piala AFF U-22 sudah di depan mata. Kalau sudah begini, PSSI tak ubahnya seperti mahasiswa yang doyan menggunakan Sistem Kebut Semalam (SKS) saat hendak menghadapi ujian. Besoknya tes, belajar baru semalam sebelumnya.

Ambil contoh termukhtakhir adalah penetapan pelatih Timnas Indonesia di Piala AFF. Usai tak menemui titik temu dengan perpanjangan kontrak pelatih Timnas U-23 yakni Luis Milla, sang asistennya terdahulu, Bima Sakti, dititah untuk menjadi suksesor Milla.

Bima ditunjuk pada 21 Oktober 2018. Jika menilik jadwal Piala AFF, hajatan dwitahunan ini terselenggara pada 9 November. Jadi, jika dikalkulasi masa persiapan, sosok pelatih yang pernah membela PSM Makassar dan Persema Malang semasa menjadi pemain ini, hanya punya tak kurang dari tiga pekan untuk bersiap.

Lantas bagaimana hasilnya? Hancur lebur. Jangankan merealisasikan target juara, lolos dari babak grup saja tidak. 

Mundur sedikit ke Timnas U-19. Pada tahun ini, ada dua ajang yang diikuti skuat 'Garuda Nusantara' yakni Piala AFF U-19 dan Piala Asia U-19.

Berbicara pencapaian dua ajang ini, anak-anak asuh pelatih Indra Sjafri memang gagal memenuhi target PSSI. Mereka menempati peringkat ketiga dari target juara di Piala AFF U-19 dan terhenti di perempat final dari target tembus semifinal Piala Asia U-19 finis agar otomatis lolos Piala Dunia U-20. 

Nah, kasus yang dialami Timnas U-19 juga tak jauh berbeda dengan seniornya. PSSI menunjuk Indra pada 25 April 2018 lalu, sementara Piala AFF U-19 digelar 1 hingga 14 Juli. 

Pada waktu yang tak kurang dari tiga bulan, sosok pelatih asal Sumatera Barat harus mencari komposisi skuat, mulai dari pemilihan pemain pemusatan latihan dan beberapa jadwal uji coba. Akan tetapi, sebelum membahas persiapan, mari telusuri dulu mengapa Indra yang dipilih. 

Indra datang untuk kali kedua bagi Timnas U-19. Pada 2017 lalu, kontraknya menukangi Timnas U-19 resmi berakhir pada 31 Desember. 

Setelah kursi pelatih kosong, PSSI lantas tak segera menentukan pelatih kepala dan secara mengejutkan Bima Sakti yang kala itu masih menjadi asisten pelatih Luis Milla diminta rangkap jabatan mendampingi Timnas U-19.

Setelah penunjukkan Bima dan vakumnya turnamen yang diikuti Timnas U-19 membikin skuat 'Garuda Nusantara' mati suri. Barulah saat penunjukkan Indra, tim kembali terbentuk.

Untuk mempersiapkan sebuah timnas yang tangguh, PSSI semestinya bisa berkaca kepada kompetitor. Tengoklah Thailand dan Vietnam dalam mempersiapkan Timnas U-22 mereka.

Thailand misalnya. Pada November lalu, tim 'Gajah Putih' sudah sibuk menggelar laga uji tanding dan turnamen. Paling nyata adalah keikutsertaan mereka di CFA U-21 2018 yang terselenggara di China. Pada turnamen ini, selain bersua China selaku tuan rumah, anak-anak asuh pelatih Alexander Gama juga bersua dengan Meksiko dan Islandia.

Tak melulu berbicara hasil. Malahan, saat melakoni turnamen ini, Federasi Sepak Bola Thailand (FAT) mempersiapkan bukan untuk ajang Piala AFF U-22 melainkan persiapan menyongsong Olimpiade 2020 dan SEA Games 2019. 

Persiapan tak kalah gencar disiapkan Vitenam. Selama medio Desember ini, sudah empat agenda uji coba yang telah dan akan dijalani. Beberapa negara macam Myanmar dan Malaysia sudah mereka lawan. Tak hanya itu, kekuatan klub Jepang U-21 yakni Yokohama dan klub Korea Selatan U-21, Gimhae, juga dijajal.

Bagaimana dengan PSSI? Dalam kasus Timnas U-22, ibarat mahasiswa, mungkin mereka mahasiswa yang tergolong malas tetapi ambisius. Tak mau belajar, tapi giliran ujian maunya dapat nilai paling tinggi. Dari mana rumusnya?

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : Timnas Sepakbola PSSI 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini