icon-category Digilife

Tips Cegah Penipuan dan Peretasan Kode OTP, Catat Ya

  • 03 Oct 2020 WIB
Bagikan :

(Ilustrasi/Pixabay)

Uzone.id -- Kode One-Time Password (OTP) sering dianggap lebih aman ketimbang pengguna hanya mengandalkan password saja yang seringkali bocor dan diretas dengan mudah oleh para hacker. Meski begitu, keamanan OTP pun tidak 100 persen terjamin dan ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk mencegah penipuan dan peretasan OTP.

Pada kesempatan webinar tentang penipuan OTP belum lama ini, Sigit Kurniawan selaku Kasubdit Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional III BSSN mengatakan, pada dasarnya peran manusia, alias para pengguna merupakan faktor penting untuk mencegah terjadinya peretasan atau penipuan siber, dalam hal ini OTP.

“49 persen kerentanan terbesar di sektor keuangan dan perbankan pada 2020 di Indonesia itu minimnya security awareness dari masyarakat. Bisa dibilang, 50 persen faktor dari people, atau manusia itu perannya lebih penting untuk mencegah ketimbang teknologi itu sendiri,” tutur Sigit.

Baca juga: Waspada, Kode OTP Bisa Dibajak Hacker!

Kode OTP kerap digunakan sebagai kode otentikasi jika orang hendak ingin masuk ke akun perbankan, e-commerce, hingga media sosial atau aplikasi mobile apapun.

Meski tampak aman, namun apabila pengguna sedang lalai, maka bisa saja tidak sadar bahwa OTP tersebut telah dibajak oleh hacker.

Demi menghindari hal-hal tidak diinginkan, Sigit membagikan beberapa tips yang dapat dilakukan.

1. Tidak membagikan OTP kepada orang lain

Hal ini adalah paling krusial karena OTP itu sifatnya hanya kita saja yang tahu, bahkan jika ada yang menghubungi mengaku dari lembaga atau institusi terkait dan meminta kode OTP dengan alasan apapun, kita tetap harus menolak untuk memberikannya.

2. Tidak membagikan data pribadi di media sosial

Hacker memiliki banyak kecanggihan dan bisa memata-matai apapun yang kita bagikan di media sosial, sehingga penting untuk tidak mengumbar data pribadi yang dapat dimanfaatkan untuk membobol akun atau informasi penting milik kita.

3. Tidak sembarangan membagikan nomor ponsel yang dipakai untuk transaksi keuangan

Ini juga bisa menjadi bumerang jika ada hacker yang memantau dan membajak nomor kita dengan metode SIM Swap untuk mengendalikan SMS yang masuk.

Baca juga: Phishing Dana Bantuan COVID-19 Kembali Menyebar

4. Mengaktifkan Two-Factor Authentication (TFA) di aplikasi keuangan

Rasanya tidak ada saran yang lebih aman kecuali memanfaatkan layanan TFA pada aplikasi keuangan agar tidak hanya mengandalkan OTP saja.

5. Update OS dan aplikasi di ponsel

Gunanya rajin melakukan pembaruan sistem operasi ponsel serta aplikasi-aplikasi mobile yang kita punya adalah agar mendapat dukungan keamanan atau security patch terbaru, serta terhindar dari bug yang menyebalkan.

6. Tidak pakai WiFi publik saat transaksi keuangan

Sudah jadi rahasia umum kalau WiFi publik itu rentan dari peretasan oleh hacker karena sifatnya yang terbuka dan dipakai oleh banyak orang.

7. Jangan asal unduh aplikasi yang tidak terpercaya

Aplikasi mobile sering disusupi oleh malware, khususnya jenis spyware yang dapat mengendalikan ponsel kita dan mengintip data pribadi seperti SMS dan informasi lain.

8. Aktifkan anti virus pada perangkat mobile

Cari tahu layanan anti virus yang dapat digunakan sebagai lapisan tambahan dukungan keamanan perangkat kita agar terhindar dari serangan hacker.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini