icon-category Digilife

Tips Promosi Dagangan Online Biar Laris ala Direktur Milenial Telkom

  • 25 Nov 2020 WIB
Bagikan :

Uzone.id -- Tak cuma soal pandemi yang dinilai berhasil mempercepat transformasi digital, peran UMKM di Indonesia memang sangat krusial dalam menyumbang perekonomian negara. Tak heran jika UMKM didorong agar bisa terus berkembang di platform digital untuk berjualan sampai proses pemasaran dan promosinya.

Dalam acara Festival UMKM Bloom yang digelar oleh Telkom Regional Kalimantan, Direktur Bisnis Digital PT Telkom Fajrin Rasyid membagikan beberapa masukan soal pemanfaatan platform digital bagi pelaku UMKM, khususnya strategi pemasaran dan promosi agar produk yang dijual sesuai dengan target pasar.

Menurut Fajrin, di era modern seperti sekarang, bukan lagi persoalan tentang bagaimana memasarkan produk di ranah offline versus online.

Baca juga: Kembangkan UMKM, Telkom Regional VI Kalimantan Gelar BloomFest

“Semuanya itu pada dasarnya follow the customers. 15 sampai 20 tahun lalu belum ada profesi influencer, YouTuber, selebgram di Instagram. Platformnya sendiri bahkan belum ada. Tapi biasanya orang-orang itu akan mengikuti media mana yang efektif dan sesuai apa yang digunakan oleh calon konsumen,” tutur Fajrin saat sesi webinar pada Rabu (25/11).

Dia kemudian bercerita singkat, sekitar 100 sampai 200 tahun lalu orang-orang beriklan di media cetak seperti koran. Tak lama kemudian muncul radio yang semula dipakai untuk berkomunikasi oleh pihak militer, dan bertransformasi menjadi sumber berita.

“Lalu radio tiba-tiba menjadi alat advertising. Orang-orang banyak yang mempertanyakan, memang bisa beriklan lewat suara? Selama ini iklan ya secara cetak atau printing, tapi ternyata efektif. Lalu muncullah televisi, sampai platform digital seperti sekarang,” papar Fajrin.

Dia melanjutkan, “di digital iklan berupa gambar atau display ads, lalu berevolusi menjadi video di YouTube hingga Instagram Stories. 10 sampai 20 tahun lagi mungkin bentuknya akan beda lagi. Tapi hal yang ingin saya tekankan adalah fokus di konsumen.”

Fajrin sadar betul jika berbicara soal ranah digital, tentu akan diisi oleh berbagai platform populer seperti Instagram, Facebook, TikTok, dan Twitter. Belum lagi tools promosi yang diadakan oleh tiap platform e-commerce untuk para merchant.

Baca juga: Tantangan UMKM Go Digital

“Kita harus tahu dulu target pasar kita, dari usia sampai kebiasaan mereka di dunia digital. Misalnya, kalau anak-anak milenial biasa pakai Instagram, ya coba fokus promosi di Instagram. Kalau menargetkan anak remaja yang ternyata aktif di TikTok, kita bisa bereksperimen di sana. Target pasar orang dewasa, mungkin bisa pakai Facebook,” terang Fajrin.

Pria yang dulunya dikenal sebagai co-founder Bukalapak ini mendorong para pelaku UMKM agar terus mencoba dan bereksperimen di ranah digital untuk memanfaatkan segala fiturnya agar produk yang dijual dikenal lebih luas sesuai dengan target pasar.

“Riset pasar dan mengenali target pelanggan menjadi hal penting, dan beruntungnya, di ranah digital itu semua dapat terukur sesuai data yang ada. Jadi dari hasil eksperimen pemasaran dan promosi yang sudah kita lakukan, nanti akan terlihat mana yang efektif. Misal lebih efektif pakai TikTok, nanti kita bisa maksimalkan bujet promosi lebih banyak di platform tersebut,” lanjut Fajrin.

Tips berikutnya yang dibagikan oleh Fajrin adalah manfaatkan ulasan dari orang-orang terdekat agar dapat meningkatkan kualitas produk yang lebih baik saat dijual ke konsumen umum, serta pentingnya estetika tampilan produk.

Menurutnya, penting bagi penjual online untuk memaksimalkan tampilan produk yang menarik serta diferensiasi produk itu sendiri.

"Diferensiasi dan kualitas produk menjadi hal krusial juga agar calon pembeli itu tertarik sejak awal. Buat uji coba awal, bisa manfaatkan keluarga dan teman terdekat untuk memberikan masukan dan ulasan dari produk yang akan kita jual. Dan jangan lupa untuk memperhatikan tampilan atau foto produk yang tampak menarik juga, foto jangan sampai pecah, serta deskripsi produk sejelas dan selengkap mungkin. Kita berjualan online, di mana pembeli tidak bisa melihat atau memegang barang secara langsung. Detail seperti ini perlu diperhatikan," tutup Fajrin.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini