Tol Bocimi: antara Konglomerasi Minuman & Upah Murah di Sukabumi
“Sukabumi itu punya semuanya: geopark, pantai, gunung. Masalahnya, perjalanan ke sana macet. Maka perlu jalan tol. Kemarin, Jalan Tol Bocimi ruas Ciawi-Cigombong sejauh 15,35 km saya resmikan”
Presiden Jokowi mencuit ihwal kegiatannya pada 1 Desember 2018 meresmikan proyek Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) di Gerbang Cigombong. Proyek Tol Bocimi mangkrak bertahun-tahun ini akhirnya sudah bisa dioperasikan 15,35 km dari total target sepanjang 54 km. Proyek Jalan Tol Bocimi merupakan proyek yang sudah ada gagasannya sejak Orde Baru. Proyek itu sudah ditetapkan pada 1997. Namun dalam perjalanannya, pengerjaan jalan tol itu justru tersendat karena krisis ekonomi dan pembebasan lahan. Para investor dan kontraktor proyek ini berganti-ganti. Awalnya, PT Trans Jabar Tol—selaku pengelola tol Bocimi—dikuasai oleh tiga perusahaan. Ketiga perusahaan itu antara lain PT Bukaka Teknik Utama Tbk. milik keluarga Jusuf Kalla dengan kepemilikan saham 35 persen, PT Graha Multitama Sejahtera sebesar 32,5 persen dan PT Karya Perkasa Insani sebesar 32,5 persen. Namun, konsesi malah dijual ke Grup Bakrie pada 2011. Melalui Bakrie Toll Road, mereka menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 60 persen. Sisanya, dipegang PT Marga Sarana Jabar 25 persen dan PT Bukaka Teknik Utama 15 persen.Tol dan Konglomerasi Industri Minuman
Kehadiran Tol Bocimi seolah menjadi keharusan di tengah geliat Sukabumi sebagai pusat pertumbuhan industri di sekitar Jabodetabek. Sukabumi punya potensi lahan yang masih luas, ketersediaan air yang melimpah, hingga upah tenaga kerja yang masih rendah menjadi keunggulan kawasan ini.Soal lahan industri, Pemda setempat juga sudah menyiapkan ruang untuk perkembangannya. Sebanyak tujuh kawasan industri dibangun di Kabupaten Sukabumi dengan luas lahan sekitar 2.096 hektare. Ketersediaan air, Sukabumi adalah surga air. Hasil penelitian Direktorat Geologi Tata Lingkungan bersama Bagian Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi menemukan 37 mata air di Kecamatan Cicurug dan Cidahu dengan total debit 1.335 liter per detik. Kondisi ini membuat Sukabumi jadi "surga" industri minuman skala besar, banyak pabrik yang dibuka di sana, terutama pabrik minuman kemasan dengan produk yang cukup familiar. Ada nama Aqua yang mayoritas sahamnya dimiliki perusahaan multiinternasional Danone Grup. Juga ada Indomilk dan Asahi milik konglomerasi Salim Group. Asahi diproduksi oleh perusahaan joint venture antara PT Indofood Asahi Sukses Beverage dan PT Asahi Indofood Beverage Makmur.Nama produk minuman terkenal seperti Kratingdeng yang berasal dari Thailand dan dimiliki TCP Group juga punya kegiatan produksi di Sukabumi. Di Indonesia, Kratingdeng diproduksi oleh PT Asia Healthy Energy Beverages. Nama lain yaitu Yakult diproduksi oleh PT Yakult Indonesia Persada.Produk You C 1000 digarap Keluarga Djojonegoro pada 2004 dan berdiri atas PT Djojonegoro C-1000. Produk ini berasal dari Jepang di bawah perusahaan makanan House Wellness Foods Corporation dari Jepang, juga punya pabrik di Sukabumi. Danone Indonesia menyambut positif beroperasinya sebagian Tol Bocimi. Menurut mereka, perbaikan infrastruktur atau dibangunnya Tol Bocimi akan berdampak baik terhadap kinerja bisnis dan operasional perusahaan. “Karena akan membantu dalam memperlancar distribusi barang dan mengurangi kemacetan, yang berarti mengurangi penggunaan BBM dan gas buangan karbon,” kata Arif Mujahidin, Direktur Komunikasi Danone-Indonesia kepada Tirto.Sebagai industri yang menghasilkan minuman, sangat rentan pada biaya distribusi yang akan mempengaruhi biaya bila jalur logistik terus didera kemacetan. Adanya tol tentu akan memangkas biaya pengiriman barang. Keberadaan tol dapat menurunkan biaya logistik sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Ridwan Anas, Ofyar Z. Tamin dan Sony S. Wibowo dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Penelitian mereka yang berjudul “Pengaruh Investasi Infrastruktur Jalan Terhadap Sektor Industri Pengolahan” (2017) menyebutkan biaya transportasi barang menjadi lebih murah setelah dibangunnya jalan tol. Konteks penelitian itu adalah untuk menilai rata-rata biaya transportasi barang dari sektor industri pengolahan di Kabupaten Bandung ketika sebelum dan sesudah beroperasinya Jalan Tol Cipularang. Dari hasil pengumpulan data diketahui rata-rata biaya transportasi barang dari sektor industri pengolahan di Kabupaten Bandung sebelum beroperasinya jalan tol adalah sebesar 5,9 persen dari total biaya produksi. Setelah jalan tol beroperasi, rata-rata biaya transportasi barang tersebut menurun menjadi 1,1 persen dari total biaya produksi. Dengan demikian, kehadiran tol memiliki dampak terhadap penurunan biaya transportasi barang.Dalam konteks Sukabumi dan keberadaan industri minuman di sana, beroperasinya sebagian Tol Bocimi tentu akan memberi dampak efisiensi bagi industri. Seharusnya, efisiensi industri karena keberadaan tol itu juga berefek pada kesejahteraan buruh industri di Sukabumi. Saat ini, upah pekerja di Kabupaten Sukabumi terbilang kecil di antara kawasan industri lainnya di sekitar Jabodetabek. Pada 2018, UMK Kabupaten Sukabumi hanya sebesar Rp2,58 juta per bulan, memang sedikit lebih tinggi dari Kabupaten Cianjur yang hanya Rp2,16 juta. Juga lebih tinggi dari UMK Kota Sukabumi Rp2,158 juta.Namun, UMK (Kabupaten dan Kota) di Sukabumi jauh lebih kecil ketimbang kawasan lain, seperti Kabupaten Bekasi yang memiliki UMK sebesar Rp3,83 juta per bulan. UMK Sukabumi juga jauh di bawah Kabupaten Serang sebesar Rp3,58 juta, Kabupaten Purwakarta Rp3,44 juta, Kabupaten Karawang Rp3,91 juta. Tol Bocimi dibangun untuk melayani siapa saja, termasuk pelaku industri di Sukabumi. Namun, infrastruktur yang dibangun pemerintah semestinya juga dirasakan oleh masyarakat terutama pekerja industri sebagai berkah dari kehadiran tol yang melintas di wilayahnya. Ini persis yang sering diucapkan Presiden Jokowi saat meresmikan infrastruktur termasuk tol, yang muaranya adalah kesejahteraan masyarakat dan ekonomi yang berkembang, bukan? Baca juga artikel terkait TOL BOCIMI atau tulisan menarik lainnya Ringkang GumiwangBiar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.
Editors' Picks
Most Popular
Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini