Home
/
Sport

Tontowi dan Liliyana Akhirnya Juara di Rumah Sendiri

Tontowi dan Liliyana Akhirnya Juara di Rumah Sendiri
Wina Setyawatie18 June 2017
Bagikan :

Setelah gagal meraih juara Indonesia Open, pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir akhirnya tahun ini berhasil menaklukan BCA Indonesia Open Super Series Premier 2017. Kemarin, Minggu 18 Juni 2017, bertanding di Plenary Hall JCC mereka menang atas unggulan pertama Zheng Siwei/Chen Qingchen straight game 22-20, 21-15. 

Dalam dua gelaran Indonesia Open sebelumnya yang berlangsung di Istora Senayan, 2011 dan 2012 mereka gagal meraih juara. Gagal dua kali, akhirnya muncul istilah kutukan "Istora" untuk mereka berdua. Terlebih setiap bertanding di rumah sendiri, Indonesia, mereka memang belum pernah sekali pun juara. Satu-satunya kejuaraan yang bisa mereka menangkan di Indonesia hanya SEA Games 2011. 

"Lega rasanya karena akhirnya kami bisa juara di rumah sendiri. Ini menjadi gelar pertama yang bisa kami raih di Indonesia. Padahal kami sudah pernah juara di tempat lain, juara dunia, All England, disini baru pertama untuk level super series premier. Kami baru juara di Indonesia pada SEA Games 2011 lalu, tapi rasanya beda, karena itu hanya Asia Tenggara levelnya," kata Liliyana yang akrab dipanggil Butet. 

Hampir sama dengan Liliyana, Tontowi mengungkapkan perasaan leganya. Bahwa hari ini mereka bisa tampil lebih fokus dan mengeluarkan permainan terbaiknya. 

"Kemenangan ini sangat berarti buat saya, karena akhirnya bisa juara di Indonesia. Soalnya sangat sulit untuk bisa juara di rumah sendiri," imbuhnya. 

Menghadapi unggulan pertama, sebenarnya, Tontowi/Liliyana tidak terlalu diunggulkan. Terlebih lawannya merupakan pemain muda yang sedang dalam performa terbaik. Dalam rekor pertemuan pun, sejauh ini dari satu pertemuan sebelumnya, Tontowi/Liliyana memang kalah dari Zheng/Chen.

"Tapi itu sudah lama. Kami kalah satu kali di 2014 lalu, itu sudah lama. Tapi pertandingan tadi saya anggap kedudukan kami kembali 0-0. Saat tahu berhadapan dengan rangking satu, andalan Tiongkok juga, kami berusaha tidak mau memikirkan itu," ucap Liliyana menambahkan. 

Menurutnya, kunci kemenangan mereka kemarin adalah di game pertama. Bagaimana mereka bisa mengambil di poin-poin kritis. 

"Saya banyak memperlajari permainan lawan dari video dan kami tadi juga berhasil menerapkan strategi dengan benar. Kunci kemenangan di game pertama, bagaimana bisa mengambil di poin kritis. Hingga di game kedua, kami bisa bermain lebih enjoy dan komunikasi lebih baik. Lawan yang banyak mati sendiri justru memudahkan kami," tukas Liliyana kemudian. 

Preview

Sementara itu, Zheng Siwei mengatakan jika kondisi mereka dari awal memang tidak bagus. Sebaliknya lawan, dinilainya dalam top performa. 

Kekalahan mereka menurutnya akibat terlalu banyak kecolongan di poin-poin kritis. 

"Kami juga sering kecolongan di poin-poin kritis. Karena kami sedikit terpengaruh dengan riuhnya penonton. Lantai lapangan seperti bergetar, itu sedikit banyak memberikan tekanan bagi kami," imbuhnya. 

Dominasi Tiongkok

Tiongkok masih mendominasi gelaran Indonesia Open 2017 kali ini. Selain ganda campuran, di empat sektor lainnya, Tiongkok berhasil merebut dua gelar lainnya di ganda putra dan putri. Sedangkan dua gelar lainnya di tunggal putra jadi miliki India dan tunggal putri diambil Jepang. 

Di ganda putri, Chen Qingchen/Jia Yifan berhasil merebut title juara setelah menekuk juara All England 2017, Chang Ye Na/Lee So Hee asal Korea dengan skor akhir 21-19, 15-21, 21-10. Ini menjadi pembalasan pasangan Tiongkok tersebut setelah sebelumnya ditundukkan Chang/Lee di Piala Sudirman kemarin. Gelar ini pun menjadi gelar pertama super series premier pertama bagi Chen/Jia. 

Sama dengan ganda putri, di ganda putra Li Junhui/Liu Yuchen juga sukses membayarkan kekalahan mereka atas Mathias Boe/Carsten Mogensen di Singapore Open kemarin. Kemarin, Li/Liu menang 21-19, 19-21, 21-18. Gelar ini bagi mereka juga merupakan gelar pertama di ajang super series premier. 

Preview

Sementara itu, di tunggal putra, pebulutangkis Indonesia Srikanth Kidambi akhirnya kembali dalam persaingan. Cedera yang dideritanya selama tiga bulan, selepas mengikuti Jepang Open, tahun lalu sempat membuatnya terlempar dari Top 10 dunia. 

Namun, gelarnya kemarin yang diraih setelah menang straight game 21-11, 21-19 atas tunggal Jepang Kazumasa Sakai menandai kembalinya dia. Srikanth menjadi pemain tunggal putra India pertama yang mampu berjaya di ajang Indonesia Open ini. 

Kesuksesan Srikanth sendiri tidak lepas dari peranan pelatihnya yang berasal dari Indonesia, Mulyo Handoyo. Mulyo sendiri merupakan mantan pelatih legenda bulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat. 

"Kemenangan ini menunjukkan bila level pemain-pemain Indonesia sudah sama dengan pemain-pemain elite lainnya," imbuhnya. 

Di tunggal putri, Sayaka Sato menyelesaikan pekerjaan rumahnya di Indonesia Open. Tujuh tahun lalu, dia pernah berhasil melaju ke final tapi kemudian harus puas hanya menjadi runner-up setelah dikandaskan oleh Saina Nehwal. Di tahun ini, dia menang setelah menyumbangkan tunggal unggulan asal Korea Sung Ji Hyun, 21-13, 17-21, 21-14.***

populerRelated Article