Home
/
Digilife

Tren Bitcoin di Indonesia Melejit saat Pandemi

Tren Bitcoin di Indonesia Melejit saat Pandemi

-

Birgitta Ajeng22 January 2021
Bagikan :

Uzone.id - Di awal Januari 2021, harga aset kripto Bitcoin sempat mencapai Rp500 juta. Angka ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah. Dibandingkan dengan tahun 2020, ada peningkatan harga Bitcoin sebanyak 400 persen dari sekitar Rp90 jutaan.

Tak cuma harganya yang melejit, jumlah investornya juga bertumbuh dari waktu ke waktu, khususnya di Indonesia. Dalam wawancara khusus dengan Uzone.id, COO Tokocrypto Indonesia, Teguh Kurniawan Harmanda menyatakan investor Bitcoin di tanah air menyentuh angka empat juta.

“Terus terang angka ini tidak terlalu valid, karena pasti setiap associate itu mereka bisa menyampaikan data secara langsung dan akurat atau tidak. Tapi saya bisa menyatakan bahwa estimasinya sekarang hampir menyentuh empat juta trader atau investor dari keseluruhan exist yang ada di Indonesia,” ujar Manda.

Manda berpendapat bahwa ada faktor yang menyebabkan peningkatan jumlah tersebut, yaitu trading aset kripto tidak terbatas pada jam operasional.

“Jadi kalau kita ngomongin Bursa Efek Indonesia, maka kita bicara waktu operasinya dari jam sembilan sampai jam empat sore. Tapi kalau aset kripto atau trading di Tokocrypto, itu 24 jam bisa dilakukan,” tuturnya yang juga menjabat sebagai Chairman at Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO).

Perdagangan aset kripto sendiri mulai efektif di Indonesia pada 2017. Di tahun itu sampai 2018, angka investor Bitcoin sekitar 1,2 juta.

“Itu adalah momentum besar terhadap perkembangan asset kripto. Peningkatan ini yang kemudian direspons oleh banyak masyarakat Indonesia,” ungkap Manda.

Kemudian di tahun 2019-2020, pertumbuhannya mencapai 2,7-2,8 juta. Jadi, angkanya hampir menyentuh tiga juta pengguna. Kini, ada hampir empat juta pemain Bitcoin di Indonesia. Jadi, Manda mengambil kesimpulan bahwa ada lonjakan sekitar 25-40 persen setiap tahun.

“Di tahun 2017, aturannya masih belum ada, tetapi ketika kita ngomongin 2018, 2019 terutama, karena aturan itu baru keluar di Februari 2019, maka di 2019 itu melejit. Karena banyak juga trader atau investor yang ada di Bursa Efek Indonesia, mereka mulai coba trading di aset kripto,” tuturnya.

Sebagai informasi, pada Februari 2019, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) telah memasukkan Bitcoin sebagai komoditas dan bisa diperdagangkan di bursa berjangka.

Dari segi umur para investor, Manda berpendapat bahwa banyak mahasiswa yang turut mencoba trading aset kripto. Ini terjadi, lantaran mereka bisa membeli Bitcoin, khususnya di Tokocrypto, dengan nominal yang tidak terlalu besar, seperti Rp50 ribu.

Namun secara keseluruhan, kalangan milenial yang mendominasi dunia pembelian Bitcoin di Indonesia. Menurut Manda, orang-orang di rentang usia 24-35 tahun senang dengan sesuatu yang berisiko tinggi. Bitcoin masuk dalam kategori itu, tapi dengan return yang termasuk cepat.

“Saya bisa menyampaikan data dari kami di Tokocrypto, itu tetap yang paling besar adalah angka di milenial, ada di besaran 24-35 sampai di 44 tahun, tetap yang paling besari itu di 24-35 tahun,” imbuhnya.

populerRelated Article