Trump Terkejut Harley Davidson Pindahkan Pabrik ke Luar AS
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkejut ketika mengetahui bahwa Harley Davidson akan memindahkan produksinya ke wilayah lain di luar AS. Perusahaan yang berkantor di Wisconsin tersebut terpaksa memindahkan basis produksinya untuk menghindari bea masuk ke Uni Eropa.
Dalam cicitannya di Twitter, Trump memberikan sebuah seruan agar Harley Davidson tidak boleh keluar dari Amerika. Trump menuduh Uni Eropa terlibat dalam praktik perdagangan yang merugikan ekonomi AS."Harley Davidson tidak boleh pindah ke negara lain, jika mereka pindah, mereka akan dikenai pajak lebih dari sebelumnya," ujar Trump seperti dilansir Reuters, Rabu (27/6).
Akibat pengumuman kepindahannya, saham Harley Davidson turun enam persen. Trump menilai Harley Davidson merupakan perusahaan AS pertama yang mengibarkan bendera putih terhadap perang dagang.
"Awal tahun ini Harley Davidson akan memindahkan pabrik mereka dari Kansas City ke Thailand, itu sebelum kebijakan tarif diumumkan. Oleh karena itu, perpajakan dan tarif hanya alasan mereka untuk pindah," kata Trump di media sosialnya.
Harley Davidson adalah bukti pertama bahwa perang dagang bisa berdampak merugikan terhadap pelaku industri di Negara Paman Sam ini. Menurut manajemen Harley Davidson, perusahaan bisa merugi 100 juta dolar AS per tahun jika tak memindahkan basis produksinya.
"Menaikkan produksi bagi pasar internasional untuk melemahkan pengaruh bea masuk Uni Eropa bukanlah keinginan kami, tapi ini satu-satunya pilihan agar produksi tetap bisa berjalan," ujar manajemen Harley Davidson dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya, Uni Eropa membebankan bea masuk bagi produk AS senilai 3,2 miliar dolar AS, seperti sepeda motor, sari jeruk, bourbon, selai kacang, kapal motor, rokok, dan denim. Ini merupakan balasan Uni Eropa atas pembebanan bea masuk AS untuk produk baja dan aluminium.
Khusus sepeda motor, Uni Eropa menaikkan bea masuk sebesar 6 persen menjadi 31 persen. Ini akan membuat ekspor satu unit motor Harley Davidson ke Eropa lebih mahal yakni sebesar 2.200 dolar AS. Adapun sejauh ini, perusahaan tidak menaikkan harga motor bagi konsumen maupun distributor.
Namun, bea masuk tersebut akan menggerogoti keuangan perusahaan sebesar 30 juta dolar AS hingga 40 juta dolar AS di sisa tahun ini, dan 90 juta dolar AS hingga 100 juta dolar AS per tahun pada tahun-tahun berikutnya. "Jika kenaikan biaya yang luar biasa ini dibebankan ke distributor dan konsumen, maka ini bisa membahayakan bisnis," kata manajemen Harley Davidson.
Harley Davidson adalah produsen sepeda motor terbesar di AS. Adapun Eropa merupakan pasar terbesar kedua bagi Harley Davidson dengan penjualan mencapai 40 ribu unit atau 27,02 persen dari seluruh penjualan Harley Davidson di AS sebanyak 148 ribu pada 2017 lalu.
Baca juga, Dunia Khawatir dengan Perang Dagang AS dan Cina.
Eropa dianggap sebagai pasar terpenting Harley Davidson setelah penjualannya di AS merosot. Penjualan Harley Davidson di AS tahun lalu turun 8,5 persen dari 2016, namun di Eropa penurunannya hanya turun 0,4 persen.
Pada Januari lalu, perusahaan memutuskan untuk menutup pabrik di Kansas City dan mengkonsolidasikannya ke pabrik di York, Pennsylvania. Namun di sisi lain, Harley Davison telah membuka pabrik baru di India dan Brazil. Tak hanya itu, perusahaan juga akan membuka satu pabrik di Thailand tahun ini.
Berita Terkait
- Penjual Asesoris Harley Davidson Palsu Ditangkap
- Harley Davidson Terbaru Hadir di Solo
- Terima Suap Motor Harley, Auditor BPK Jadi Tersangka