Tua-Muda Bisa Jadi Korban Penipuan Online, Ini Cara Hindari Modus Bahaya
Foto: Sara Kurfeß (Unsplash)
Uzone.id - Penipu di internet emang gak pandang bulu kalau soal memilih target, dari anak-anak muda yang up to date hingga yang paling mudah adalah orang tua yang gaptek soal teknologi.
Modus yang paling mudah diketahui adalah ketika ada chat atau SMS berisi ‘Selamat kamu mendapatkan hadiah 100 Juta dari…” lalu disertakan link di bawahnya. Hampir semua bisa mengetahui kalau ini adalah penipuan. Tapi, orang tua dan orang yang gaptek biasanya jadi target empuk penipuan ini.Modus lain adalah lewat panggilan tak dikenal dengan nomor ‘tak biasa’, biasanya mereka meng-custom nomor agar terlihat lebih meyakinkan. Setelah itu, mereka akan mengatakan bahwa kalian memenangkan hadiah undian, atau menawarkan program dari pihak resmi tertentu.
Modus ini banyak memakan korban, mereka lihai manipulasi dan melumpuhkan insting korban dengan metode social engineering. Mereka sangat jago meyakinkan dan membujuk calon korbannya, maka dari itu kita perlu berhati-hati. Boro-boro orang tua, anak muda dan yang paham soal teknologi pun kerap kali ketipu gara-gara metode ini.
Baca juga: 4 Tips Wejangan Ampuh Saat Orang Tua Gaptek Internetan
Selain harus sadar kalau itu adalah panggilan penipuan, kalian juga bisa melakukan pencegahan dengan segera menutup panggilan ketika mereka memperkenalkan diri sebagai pihak tertentu.
Untuk memastikan, kalian bisa menelepon kembali pihak resmi melalui kontak yang disediakan di website resmi mereka lalu memastikan apakah benar bahwa mereka telah menghubungi kalian atau tidak.
Modus lain, adalah lewat email. Biasanya mereka akan berpura-pura mengirim email yang menyebutkan kalau targetnya telah mendapatkan hadiah sebuah produk smartphone dari sebuah e-commerce lalu mereka akan diminta untuk mengklik sebuah tautan. Sekilas, ini terlihat meyakinkan karena mirip dengan email-email yang dikirim pihak resmi sebelumnya.
Tapi, yang membedakan adalah alamat emailnya. Domain email yang mereka gunakan berbeda dengan domain yang dimiliki oleh situs resmi pihak tersebut. Jika tidak hati-hati dan gegabah, bukan tidak mungkin target akan menjadi korban phising pelaku siber.
Maka dari itu, baik anak-anak muda ataupun orangtua perlu berhati-hati ketika mendapat pesan dan panggilan dari orang tak dikenal. Kalian yang muda harus banget memberitahu orang tua atau keluarga kalian yang gaptek soal teknologi mengenai modus penipuan dan cara menghindarinya.
Kalau bukan kita yang lebih paham soal teknologi dan kejahatan siber, siapa lagi yang mau mengajari orang-orang di sekeliling kita?
Baca juga: Waduh, 70an Juta Orang Indonesia Masih Belum Tersentuh Internet
Seperti yang disampaikan Google dalam pernyataannya pada momen Safer Internet Month, ada 3 hal yang perlu dilakukan untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang tercinta ketika menghadapi situasi digital yang beresiko.
Pertama, jangan gegabah. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ketika mendapat pesan baik ataupun buruk, alangkah baiknya agar tidak tergesa-gesa dan tetap berhati-hati ketika mendapat permintaan yang terkesan menyudutkan dari pihak tak dikenal. Mintalah penjelasan untuk menghindari jebakan mereka.
Kedua, periksa dulu. Periksa dahulu orang, nomor, atau pihak yang mendekati kalian. Jangan mudah terpedaya oleh mereka yang lihai memanipulasi perasaan korban. Jika kalian mendapat panggilan telepon tak dikenal yang mengaku dari pihak tertentu, segera tutuplah. Lalu cari informasi tentang bank, agen, atau organisasi yang mungkin menelepon Anda itu dan hubungi mereka secara langsung melalui kontak di website resmi mereka.
Ketiga, stop! Jangan kirim/bagikan. Pihak resmi atau agen yang memiliki reputasi baik takkan pernah meminta segala jenis pembayaran secara tiba-tiba. Biasanya, penipu meminta kalian membelikan gift yang seharusnya diberikan sebagai hadiah, bukan pembayaran dengan ancaman. Jika kalian curiga dengan permintaan pembayaran yang diminta ke kalian, kemungkinan besar feeling kalian benar bahwa itu adalah usaha mereka untuk menipu kalian.