Sponsored
Home
/
Travel

Turis Membludak, Pulau Capri di Italia Terancam Meledak

Turis Membludak, Pulau Capri di Italia Terancam Meledak
Preview
Elise Dwi ratnasari06 July 2017
Bagikan :

Italia dianggap wisatawan sebagai negara Eropa yang aman untuk dikunjungi. Negara ini memang selalu steril dari ancaman teror.

Selain kota-kota besar seperti Milan, Roma hingga Pisa, destinasi wisata di Italia juga merujuk kepada Pulau Capri.

Pulau ini menjadi salah satu lokasi berlibur favorit para pelancong dengan standar kemewahan. Berbagai resor indah pun ditawarkan bagi para wisatawan dengan kantong tebal.

Salah satu objek wisata yang terkenal di sana adalah Blue Grotto, sebuah gua bawah laut yang memancarkan warna biru saat diterpa sinar matahari.


Terancam
Rupanya keindahan pulau ini bisa terancam. Walikota Capri, Giovanni De Martino telah mengeluarkan peringatan bahwa masa depan pulau bisa terancam.

"Ada risiko bahwa Capri bisa meledak. Anda tidak bisa menempatkan 1,5 liter air pada botol berkapasitas satu liter. Kami mempersilakan turis untuk berkunjung, tapi 2 juta dalam setahun itu terlalu banyak," kata Giovanni pada The Telegraph, Kamis (6/7).

Pulau Capri setidaknya menerima kunjungan turis sebanyak 15ribu orang setiap harinya, selama puncak masa liburan musim panas. Biasanya, wisatawan memanfaatkan paket wisata dengan kapal pesiar.

80 persen wisatawan berasal dari Naples dan Sorrento, dua kota di Italia yang lebih kecil dari Roma dan Milan.


Saat ini Giovanni sedang berdiskusi dengan walikota dari Cinque Terre dan Venezia. Kedua kota ini juga menghadapi masalah serupa, yakni membludaknya kunjungan wisatawan yang berbanding terbalik dengan kapasitas kota.

Capri memiliki kebijakan bahwa harus ada jeda 10 menit antara kedatangan tiap kapal feri ke pelabuhan Marina Grande. Namun walikota mengklaim perusahaan kapal feri tidak mematuhi aturan tersebut.

Kapal bongkar muat juga datang saat jam-jam sibuk turis berdatangan. Hal ini membuat wisatawan harus menunggu lama hanya untuk menuju pusat kota Capri.


"Kedatangan kapal terlalu terkonsentrasi dan menciptakan ketegangan dan gangguan bagi warga lokal dan wisatawan. Kami sudah meminta pada perusahaan kapal feri untuk lebih memperluas kedatangan mereka. Sejauh ini mereka tidak melakukan apapun terkait hal ini atau memperbaiki situasi," katanya.

"Orang tak punya kesempatan untuk melihat keindahan pulau. Mereka menghabiskan waktu terlalu banyak untuk menunggu taksi dan bus."

Giovanni mengatakan pihaknya tidak ingin membatasi kedatangan turis. Ia pun enggan bicara soal angka pasti dari jumlah wisatawan yang diperbolehkan mengunjungi pulau setiap harinya.

"Tapi kami ingin orang datang dalam jumlah gila-gilaan," ucapnya.

Berita Terkait

populerRelated Article