icon-category Digilife

Twit Elon Musk Ditawar Rp16 M untuk Dijadikan NFT

  • 19 Mar 2021 WIB
Bagikan :

Uzone.id - Elon Musk telah membatalkan tawaran untuk menjual satu twit miliknya untuk dijadikan non-fungible token (NFT) pada Selasa (16/3/2021), meskipun sudah ditawar lebih dari USD1 juta.

Menurut Valuables, tawaran tertinggi twit Musk adalah USD1.121.000 atau sekitar Rp16,19 miliar (kurs Rp14.450 per USD1) dari pengguna Twitter dengan akun @SinaEstavi.

CEO Tesla dan SpaceX itu mengatakan pada Senin dalam sebuah twit,"Saya menjual lagu ini tentang NFT sebagai NFT."

Postingan nya di Twitter itu dijual termasuk sebuah lagu dengan lirik "NFT for your vanity. Computers never sleep. It’s verified. It’s guaranteed.”

Twit yang dijual juga berisi video loop pendek, yang menggambarkan piala berlabel "Vanity Trophy" dengan istilah "NFT" di bagian atas, dan "HODL" di bagian bawah.

BACA JUGA: Pelapor di Medsos Akan Diberi Badge Awards oleh Polri

HODL adalah sorakan yang dipakai penggemar cryptocurrency dan investor ritel untuk mendorong rekan mereka agar memegang koin atau saham di perusahaan, daripada menjualnya.

Pada Selasa, Musk mengubah rencana penjualan twit miliknya itu, dengan mengatakan dalam sebuah twit,"Sebenarnya rasanya kurang tepat menjual ini. Akan dibatalkan."

NFT adalah token kripto unik yang dipakai untuk mewakili aset digital, termasuk gambar dan klip video. Itu bisa dibeli dan dijual seperti barang koleksi fisik.

NFT bekerja pada buku besar digital terdesentralisasi atau blockchain, yang berarti bahwa transaksi, kepemilikan dan validitas aset apa pun yang diwakili oleh NFT bisa dilacak.

Twit Musk, termasuk teks, video, dan lagunya, terdaftar untuk dijual sebagai NFT di Valuables, sebuah platform yang dirilis oleh Cent, jaringan media sosial yang dibangun di atas blockchain. (CNBC)

VIDEO Samsung Galaxy A32 Hands-On Indonesia

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini