Home
/
Digilife

Twitter Larang Iklan Politik Mulai 22 November

Twitter Larang Iklan Politik Mulai 22 November

-

Tomy Tresnady31 October 2019
Bagikan :

Ilustrasi Twitter (Foto: Sara Kurfess / Unsplash)

Uzone.id - Twitter berencana akan menolak iklan politik dari layanannya secara global. Perusahaan telah umumkan pada Rabu (30/10/2019) melalui cuitan berseri dari CEO Jack Dorsey. Larangan akan diberlakukan mulai 22 November mendatang.

Dorsey mengatakan, larangan itu akan mencakup iklan tentang kandidat dan masalah tertentu. Beberapa iklan akan dibiarkan tetap ada, termasuk yang mendorong orang untuk ikut dalam pemilihan kandidat.

Baca juga: Siap-siap, Ponsel BM Diblokir 6 Bulan Lagi

Menurut juru bicara Twitter, seperti dilaporkan Buzz Feed, organisasi berita saat ini dikecualikan dari aturannya tentang iklan politik, dan perusahaan akan merilis rincian lengkap tentang pengecualian bulan depan.

"Kami telah bikin keputusan untuk menghentikan semua iklan politik di Twitter secara global. Kami percaya jangkauan pesan politik harus diperoleh, bukan dibeli," tulis Jack Dorsey memulai cuitannya.

Ini jadi perubahan besar dalam kebijakan Twitter. Menjelang pemilihan umum Amerika Serikat pada 2016, Twitter menjual opsi penargetan baru untuk kampanye dan mempromosikan tagar sebelum debat.

Baca juga: Loh, Nadiem Makarim Gak Punya Medsos

Tetapi selama kampanye, Twitter dilanda informasi hoax yang dikoordinasikan oleh troll farm, sebuah organisasi yang karyawan atau anggotanya berupaya menciptakan konflik dan gangguan di komunitas daring dengan memposting komentar yang secara sengaja membangkitkan semangat atau provokatif. 

Rusia dituding telah menjalankan troll farm sehingga Twitter tak ingin mengulangi tahun ini.

Terobosan Twitteri ini dilakukan karena Facebook telah menghadapi banyak kritik untuk iklan politik. Hal itu memungkinkan kandidat untuk berbohong sesuai dengan kebijakan perusahaan yang diklarifikasi awal bulan ini.

CEO Mark Zuckerberg dan eksekutifnya telah membela langkah ini dengan mengatakan bahwa mereka tidak ingin perusahaan menjadi hakim. Sebaliknya, akan memungkinkan publik dan media untuk menilai kebenaran klaim.

"Sementara saya khawatir mengenai lunturnya kebenaran, saya tidak berpikir kebanyakan orang ingin hidup di dunia di mana Anda hanya bisa memposting hal-hal yang menurut perusahaan teknologi 100% benar," kata Zuckerberg dalam pidatonya awal bulan ini di Universitas Georgetown.

VIDEO Review Realme XT

populerRelated Article