Unggah Selfie Saat Vaksin Corona di Medsos, Etis Gak Sih?
-
Ilustrasi (Foto: UC Health)
Uzone.id - Program vaksinasi COVID-19 telah bergulir di sejumlah negara di seluruh dunia, tentu saja termasuk Indonesia. Menariknya, banyak orang ‘merayakan’ vaksinasi ini dengan selfie di media sosial. Etis gak sih?Beberapa orang mendukung saja selfie vaksinasi kemudia dibagikan melalui media sosial. “Silahkan, bagikan selfie vaksin anda,” tulis kolumnis asal Amerika Serikat, Brit Trogen di Atlantik Post.
Trogen menyebutkan posting "layanan publik" karena momen emosional yang ditangkap dalam selfie vaksin layak diilustrasikan untuk melawan cerita pribadi yang dibagikan oleh kelompok anti-vaksin yang mengurangi kepercayaan.
Baca juga: Pentingnya Satu Data Untuk Program Vaksin
"Ribuan foto petugas kesehatan yang berseri-seri ke lensa kamera atau meneteskan air mata kegembiraan dan kelegaan menawarkan perasaan emosional yang mendalam untuk statistik pandemi yang luar biasa," kata Trogen.
Sisi positifnya, menurut pakar kesehatan masyarakat berharap foto orang yang divaksinasi dengan aman akan mendorong pengikut media sosial mereka yang ragu akan vaksin untuk melakukan hal yang sama.
Namun, beberapa orang membenci selfie ini, karena virus yang telah menewaskan lebih dari 2,5 juta orang di seluruh dunia terus merajalela. Dan kebanyakan orang Amerika masih tidak bisa mendapatkan vaksin ini.
“Mengeposkan selfie saat vaksin ketika banyak yang masih tidak masuk dalam daftar prioritas adalah tindakan sombong dan pada akhirnya dapat meningkatkan ketakutan orang akan kehilangan atau diidentifikasi secara online sebagai ‘FOMO’ (Fear of missing out)”, kata jurnalis Miles Howard dalam editorial Globe.
“Rayakanlah vaksinasi COVID-19 ini, tapi rayakanlah secara pribadi,” ujar Alan Drummond, seorang dokter darurat Kanada.
“Hanya saja, jangan melakukannya secara terbuka ketika banyak kolega Anda yang berurusan dengan masalah ini sedang menghadapi kecemasan dan ketakutan mereka sendiri. Kami mengerti - kami senang untuk Anda. Hanya saja, jangan menggosok garam di luka kita,” tambahnya.
Baca juga: Andalkan Big Data, Telkom Bantu Vaksinasi Covid-19 Indonesia
Menariknya, Chief Executive American Board of Internal Medicine Richard Baron menyarankan orang-orang ini agar memposting dan berbagi cerita pengalaman vaksin Corona mereka, karena mereka memiliki kekuatan untuk membujuk orang lain agar ikut divaksinasi.
"Saya pikir kami perlu menggunakan setiap saluran yang tersedia. Itu membuatnya terlihat normatif dan membuatnya menjadi hal yang harus dilakukan," kata Baron seperti dikutip dari The Washington Post.
Sejumlah lembaga bahkan sengaja menyediakan spot atau ruang khusus yang sedemikian rupa untuk mendorong para peserta vaksin ber-selfie ria dan membagikannya ke media sosial.