Sponsored
Home
/
Health

Wahai Pria, Jangan Anggap Enteng Bahaya Perut Buncit

Wahai Pria, Jangan Anggap Enteng Bahaya Perut Buncit
Preview
TEMPO.CO27 January 2017
Bagikan :

Ada cara universal untuk mengukur perut Anda tergolong buncit atau normal. Ceklah lingkar perut. Jika masih kurang dari 90 sentimeter untuk laki-laki dan 80 sentimeter untuk perempuan, artinya masih aman. Namun, jika lebih dari itu, Anda perlu waspada akan bahaya diabetes.

Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Miftahurachman, SpPD-KEMD. MKes.FINASIM, mengatakan perut buncit berhubungan dengan obesitas. Kondisi ini rentan menyebabkan resistansi insulin, yang merupakan cikal-bakal diabetes melitus tipe 2.

Baca juga: Menurut Feng Shui, Ini Warna Pembawa Hoki di Tahun Ayam Api

Secara umum, dia menambahkan, penduduk Indonesia menderita penyakit diabetes melitus tipe 2 yang disebabkan oleh gaya hidup. “Jadi kenali lingkar perut masing-masing. Jika sudah melebihi ukuran normal, mulailah gaya hidup sehat,” ujar Miftah, kepada Tempo, Kamis lalu.

Pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran ini lalu mengutip penelitian yang menyatakan seseorang yang duduk lebih dari 10 jam sehari berisiko mengalami perut buncit. “Bagi pekerja kantoran, kalau sudah terlalu lama duduk, berdirilah. Bergerak, naik-turun tangga.”

Selanjutnya, berdasarkan survei kesehatan rumah tangga oleh Kementerian Kesehatan pada 2013, 12 juta orang Indonesia menderita diabetes. Jumlah ini diperkirakan bakal meningkat dua kali lipat menjadi 30 juta orang pada 2030.

Peningkatan itu disebabkan oleh perubahan pola makan anak-anak masa kini. “Mereka sudah jajan cilok, batagor, dan mie lidi,” kata dokter yang berdomisili di Bandung ini. Akibatnya, terbuka kemungkinan generasi muda Indonesia didiagnosis menderita diabetes pada usia 20-an.

Miftah menegaskan, hingga saat ini, belum ada obat atau tindakan medis yang bisa menyembuhkan diabetes. Penyakit ini, tutur dia, hanya bisa dikendalikan dengan menjalankan gaya hidup sehat, makan seimbang sesuai dengan jadwal, serta berolahraga teratur minimal 150 menit sepekan.  

Grace Judio-Kahl MSc, MH, CHt, pemilik Light House Indonesia, mengatakan terlalu banyak mengkonsumsi gula, mengalami obesitas, dan berperut buncit bisa membuat tubuh buta alias resistan terhadap insulin. “Sehingga badan tidak bisa memasukkan gula ke dalam darah,” kata dia.

Seseorang yang belum menderita diabetes, tutur Grace, tapi perutnya sudah buncit dan kadar gulanya mulai tinggi disarankan agar menjaga pola makan. “Energi yang dikeluarkan dalam aktivitas sehari-hari harus lebih banyak dibanding asupan makanan.”

Ia menuturkan, jika dilihat secara gender, didapati bahwa perempuan lebih peduli terhadap kadar lemak di perutnya ketimbang laki-laki. Sebab, pada perempuan, ada tuntutan untuk berpenampilan menarik, sehingga mereka menjadi lebih bersemangat menurunkan berat badan.

“Sedangkan pria by nature tidak peduli. Karena berpikir baju-baju masih muat,” kata konsultan penurunan berat badan ini.

Menurut Grace, pemicu perut buncit pada perempuan berbeda dengan laki-laki. Perut buncit pada perempuan umumnya disebabkan oleh fase hidupnya, yakni melahirkan, menyusui, dan menopause. Perempuan yang mengalami fase-fase itu cenderung mengalami pelebaran bagian panggul.  “Ada lemak di bagian bawah kulit, bisa dicubit,” ucap dia.

Adapun pria secara genetika memiliki perut buncit yang bulat dan keras. Pemicunya adalah timbunan lemak di dalam rongga perut yang dibungkus oleh otot. Akibatnya, bila timbunan lemak ini belum kempes, sulit untuk membentuk perut yang six pack.

Ia menuturkan, seseorang yang ingin merdeka dari perut buncit harus mengatur pola makannya. “Makan secara tertib. Berpantang gula, tepung, dan minyak.”

MARTHA WARTA SILABAN

Baca juga
Hati-hati, Makanan Di Sekitar Anda Bisa Memicu Osteoporosis!
Bahaya Rokok Elektrik: Bisa Meledak dan Berisiko Kanker

 

Berita Terkait:

populerRelated Article