Wajib Tau, Ganjil Genap dan Contraflow Mudik 2024 Berlaku Situasional
Ilustrasi arus mudik lebaran (Foto: Istimewa)
Uzone.id - Mudik Lebaran 2024 kerap menjadi tantangan bagi para pemegang kepentingan agar dapat berjalan lancar. Sejumlah rekayasa lalu lintas seperti ganjil genap dan contraflow pun sudah dijadwalkan.
Tetapi masih banyak yang belum tahu, kalau ternyata dua rekayasa lalu lintas tadi sifatnya masih situasional.Hal ini disampaikan oleh Adita Irawati selaku Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia. Adita mengatakan, ganjil genap dan contraflow akan kembali diandalkan oleh regulator untuk mengurai kemacetan dan kepadatan lalu lintas.
Namun berdasarkan penuturannya, operator jalan tol saat ini memiliki mesin yang bisa memprediksi pergerakan pemudik. Mesin ini bisa mengetahui titik kepadatan di jalan tol, bahkan sebelum terjadi.
"Jadi udah enggak ada rumusnya di kilometer sekian kepadatannya seperti ini, apa yang akan terjadi di titik-titik krusial. Itu sudah ada mesinnya dan sudah diimplementasi sejak tahun lalu," ujar Adita, kepada tim Uzone.id.
"Jadi yang namanya rekayasa itu sudah dijadwalin. Jadi sama pemerintah suah dijadwalin, tapi pelaksanaannya akan sangat tergantung pada situasi di lapangan sesuai prediksi real time tadi," lanjutnya.
Adita menjelaskan, jadwal yang dibuat oleh pemerintah merupakan upaya agar setiap pemudik dapat melakukan persiapan. Namun jika pada saat jadwal dua rekayasa lalu lintas tersebut keadaannya masih normal, maka ganjil genap dan contraflow tidak akan dilaksanakan.
"Sekali lagi itu jadwal yang kita persiapkan yang didesain saat ini. Contoh kasusnya Nataru (Natal dan Tahun baru) kemarin, di peraturannya tanggal 12 dimulai, tetapi ternyata di beberapa jam sebelumnya kelihatannya kosong, jadi kalau dibikin ganjil genap malah kontra produktif. Maka akhirnya dibiarkan saja enggak ada ganjil genap," jelasnya.
Adita juga menyebutkan, jika kepadatan terjadi di luar jadwal maka bisa saja ganjil genap dan contraflow diberlakukan.
"Makanya dalam surat keputusannya itu ada disclaimer bahwa itu situasional dan ada diskresi Polisi. Tapi sebaliknya juga gitu kalau ternyata di luar jadwal terjadi kepadatan, sangat mungkin di luar jadwal dilakukan rekayasa itu. Kembali lagi semua situasional ya," pungkasnya.
Sebenarnya model rekayasa lalu lintas seperti ini sudah dilakukan sejak tahun lalu. Pemerintah pun menganggap sistem ini sangat membantu para petugas di lapangan.
Meskipun dalam kenyataannya tetap terjadi kepadatan yang tidak bisa dihindarkan. Namun untuk pengurai kepadatannya tetap menjadi lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.