Warga Rusia Terbelah Usai Penemuan Patung Stalin
Penemuan patung diktator Uni Soviet, Joseph Stalin di dasar kolam memunculkan perdebatan antar warga Rusia. Warga yang tinggal di wilayah Kusa, di pegunungan Ural melaporkan bahwa upaya perbaikan patung Stalin telah mengakibatkan penurunan permukaan air di daerahnya.
Sebagian warga menginginkan agar patung itu dikembalikan ke tempat awal ia berdiri puluhan tahun lalu. Sedangkan warga lain yang tinggal di kota berpenduduk 18 ribu jiwa itu memilih agar peninggalan bersejarah tersebut diletakkan di museum.
Kepala wilayah kota Kusa, Yury Lysyakov, mengatakan bahwa pejabat setempat ingin agar warga dapat melihat patung tersebut di dalam museum daripada ditinggalkan di jalanan.
"Museum akan menjelaskan sejarah tentang Stalin dan cerita di balik penemuan dan pembetulan (patung) itu," ujar Lysyakov.
Penempatan patung Stalin di dalam museum juga akan menjaganya dari kerusakan yang lebih parah. Hal ini dikarenakan iklim kota yang sangat ekstrem dengan suhu mencapai -40 hingga 104 derajat Fahrenheit yang dapat merusak kondisi patung.
Sejumlah warga setempat pun berharap patung Stalin dapat kembali didirikan agar mereka dapat mengenang masa kepemimpinan sang diktator Soviet tersebut.
"Mungkin ini berhubungan dengan masa muda saya, ketika Lenin dan Stalin adalah dua orang pemimpin. Saya mendukung (patung Stalin) untuk diperbaiki," ujar seorang warga bernama Maria Tarynina yang sekarang berusia 69 tahun.
Namun, warga lainnya menganggap penindasan oleh Stalin yang telah menewaskan jutaan penduduk menjadi alasan kuat patung itu tidak boleh dijadikan sebuah monumen. "Saya menentangnya," tegas Irina Aksyonova (39).
"Dia (Stalin) melakukan banyak hal bagi negara, bagi Uni Soviet. Tapi ada banyak bukti yang menunjukkan dirinya bertindak kejam terhadap rakyatnya sendiri," tambahnya.
Wilayah Kusa sebelumnya telah memiliki patung Lenin di pusat kotanya, sama seperti kebanyakan kota lain di Rusia.
Patung Stalin saat ini sedang dalam perbaikan akibat kerusakan karena terlalu lama berada di dalam air.
Kabar penemuan patung Stalin itu awalnya beredar setelah seorang pengguna media sosial mengunggah sebuah foto patung yang tergeletak di tepi pantai pada musim panas lalu.
Hingga akhirnya, seorang aktivis Komunis bernama Stanislav Stafeyev menemukannya dan membawa pulang patung itu. Bersama dengan aktivis lain dari gerakan patriot sayap kiri "Essence of Time," Stafeyev mengumpulkan dana untuk memperbaiki kerusakan patung Stalin.
Menurut Stafeyev, dengan mengembalikan kondisi patung seperti semula akan meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan sejarah. Ia juga mengatakan bahwa dirinya sempat menerima "tekanan luar biasa" dari pejabat setempat karena mereka memiliki rencana lain terhadap patung Stalin.
Sebelumnya, patung Stalin sendiri sempat diruntuhkan di seluruh Uni Soviet pada 1956 silam setelah Pemimpin Soviet, Nikita Khrushchev secara terang-terangan mengecam sang diktator dalam sebuah pidato khusus yang ditujukan kepada Partai Komunis.
Lihat juga:Indonesia Masih Jadi 'Rumah' bagi 'Annabelle' |