Waspada Aquaplaning Saat Hujan, Avanza Kecelakaan Sampai Terbelah Dua!
Uzone.id - Musim hujan, permukaan jalan lebih licin bahkan tak jarang tergenang air. Nah, genangan air di permukaan aspal ini jangan dianggap remeh, salah-salah, mobil tergelincir dan bisa menyebabkan kecelakaan fatal.
Seperti yang terjadi baru-baru ini di Jalan Bandara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatera Barat, dimana sebuah Toyota Avanza Veloz kecelakaan yang diduga disebabkan oleh aquaplaning.Mobil yang sedang ngebut tersebut melibas genangan air, tergelincir, lalu menabrak tiang baliho dan menyebabkan mobil hancur terbelah dua. Sadis!
View this post on Instagram
Lalu apa itu aquaplaning?
Aquaplaning adalah kondisi ban mobil yang kehilangan penapakan (traksi) pada permukaan jalan saat melintasi genangan air di permukaan jalan. Genangan air yang terbentuk tidak perlu terlalu tinggi untuk menyebabkan aquaplaning.
Pada kecepatan pelan, tidak mempengaruhi apa-apa, tetapi pada kecepatan tinggi maka momentum atau terjangan ban akan membuat daya angkat ke atas yang mendorong permukaan ban, sehingga terlepas traksinya dari permukaan jalan tersebut.
Penyebab Terjadinya Aquaplaning
Saat mobil melaju kencang di kondisi hujan, sebagian air yang tidak sempat dipindahkan oleh alur yang dibentuk oleh telapak ban akan tetap tertahan di bawah ban sehingga membentuk lapisan tipis.
Walau tipis, kondisi itu cukup untuk menahan telapak ban mobil untuk tidak menyentuh permukaan jalan. Saat inilah ban mobil mudah terangkat sehingga kehilangan traksi.
Tipisnya lapisan air membuat kita tidak sadar akan potensi bahaya sehingga relatif kurang berhati-hati. Apalagi saat itu mobil sedang dipacu kencang.
Selain perihal kecepatan kendaraan saat melewati jalanan, hal ini juga dapat diperparah dengan kondisi ban mobil yang sudah mulai aus tetapi tidak segera diganti.
Ban yang aus dapat membuat ban kehilangan cengkeraman dengan permukaan jalan dan meningkatkan risiko terjadinya aquaplaning.
Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengungkap, 70 persen pengendara yang kecelakaan akibat aquaplaning terjadi karena tak dapat mengantisipasinya.
Ketika terjadi aquaplaning kendaraan cenderung sulit dikendalikan, karena ban mobil seperti melayang di atas air. Mau melakukan pengereman pun, ban tidak akan bereaksi apapun.
"Jalanan tergenang air, ban botak, kecepatan tinggi, agresif di kondisi hujan pasti pengemudi mudah terdampak aquaplaning. Kunci dari keamanan adalah menjaga kecepatan di kala hujan," sarannya.
Untuk mengantisipasinya, saat turun hujan kurangi kecepatan setidaknya 10 km/jam dari kondisi normal. Semakin deras hujannya, maka sebaiknya kurangi kecepatan semakin banyak.
"Ketika terjebak aquaplaning tahan kemudi ke arah depan dan tidak melakukan koreksi kemudi kasar yang dapat membuat kendaraan selip. Hindari mengerem di kondisi aquaplaning karena saat ban mendapat gripnya justru dapat membuat mobil hilang kendali,” tutup Sony.