Home
/
Digilife

Waspadai Tren Kejahatan Siber Berbasis AI 2025

Waspadai Tren Kejahatan Siber Berbasis AI 2025

Aisyah Banowati06 January 2025
Bagikan :

Uzone.id – Kecerdasan buatan (AI) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. 


Interaksi yang semakin natural ketika berinteraksi dengan chatbot maupun asisten virtual berbasis AI pun meningkatkan kenyamanan pengguna. 

Kota pintar dengan sensor dan sistem AI untuk mengelola layanan publik juga diperkirakan akan semakin banyak dibangun oleh pemerintah negara-negara berkembang. 



Namun, di balik potensi besarnya, AI turut membawa sejumlah ancaman. Terutama ancaman siber yang memanfaatkan AI akan semakin berbahaya.


Fortinet, pemimpin global dalam keamanan siber, belum lama ini merilis Laporan Prediksi Ancaman Siber 2025.


Laporan ini turut menjadi peringatan kepada dunia terhadap potensi ancaman siber berbagai AI yang akan semakin kompleks, masif, dan destruktif. 



Rantai serangan siber akan semakin efektif dan terukur


Dalam beberapa tahun terakhir, penjahat dunia maya menghabiskan lebih banyak waktu pada fase “booming” atau “left of boom”, khususnya pada tahap pengintaian dan persenjataan dalam rantai serangan siber (cyber kill chain). 


Di sisi lain, layanan cybercrime-as-a-service (Caas) diperkirakan akan semakin tersegmentasi di mana penyedia layanan hanya fokus pada satu elemen tertentu dari rantai serangan. 


Penyerang siber semakin tertarik dengan Cloud 


Dewasa ini, baik organisasi maupun perusahaan semakin mengandalkan infrastruktur cloud untuk menyimpan data. 


Adopsi cloud yang semakin masif membuka celah kerentanan dalam teknologi tersebut yang kerap dimanfaatkan oleh pelaku. 


Untuk itu, kini keamanan cloud menjadi prioritas utama bagi perusahaan maupun organisasi untuk melindungi data dari eksploitasi. 


AI memperkuat alat peretas


AI bagai pedang bermata dua. Bukan hanya memberikan manfaat yang luar biasa, namun resiko yang menyertainya juga luar biasa berbahaya.


Kehadiran AI turut memperkuat alat-alat peretas yang sudah ada, bahkan menciptakan alat peretas baru yang semakin canggih untuk melancarkan serangan siber yang efektif dan sulit dilacak.


AI juga memungkinkan peretas untuk mengotomatiskan berbagai tahap serangan, menganalisis data dalam jumlah besar, hingga mengembangkan malware yang lebih sulit dideteksi. 


Fortnite juga memprediksi bahwa alat peretas berbasis AI akan semakin banyak tersedia di pasar gelap. 


Bukan hanya ancaman siber, ancaman fisik pun perlu diwaspadai


Fortnite menyoroti bahwa pelaku ancaman mulai menggabungkan ancaman dunia nyata dengan serangan siber. 


Batas antara dunia digital dan fisik akan semakin kabur sehingga serangan siber akan berdampak langsung pada dunia fisik. 


Contohnya: Sistem kontrol industri (ICS) yang mengendalikan berbagai infrastruktur penting seperti pembangkit listrik, jaringan air, hingga transportasi kini telah terhubung di internet. 


Karena hal tersebut, para peretas memanfaatkan kerentanan dalam sistem untuk melakukan sabotase, menciptakan gangguan, hingga mengancam nyawa.


Kolaborasi antar pelaku cybercrime 


Fortnite menyoroti peningkatan yang signifikan dalam kolaborasi kriminal transnasional. 


Artinya, kelompok-kelompok kejahatan siber dari berbagai negara akan semakin sering bekerja sama untuk melancarkan serangan. 


Dibutuhkannya keahlian yang spesifik dalam serangan siber modern menjadi salah satu faktor yang menyebabkan para pelaku mulai bekerja sama. 


Selain itu, alasan para peretas berkeja sama dipengaruhi oleh keinginan untuk meningkatkan potensi keuntungan dari tiap serangan. 

populerRelated Article