Home
/
Music

Wawancara Eksklusif Tulus: Di Balik Lagu Labirin

Wawancara Eksklusif Tulus: Di Balik Lagu Labirin

-

Susetyo Prihadi15 December 2018
Bagikan :

Tulus (Susetyo-Uzone.id)

Uzone.id - Tulus beberapa bulan lalu merilis Single baru, salah satunya adalah Labirin. Banyak yang mendengarkan, lagu ini berbeda dari lagu pria asal Bukittinggi ini.

Uzone.id berkesempatan melalukan wawancara dengan Tulus sebelum tampil di program Lets Talk LangitMusik.

Dalam perbincangannya, Tulus bercerita banyak soal Labirin, album baru dan fansnya.

Simak hasil lengkap wawancaranya berikut ini.

Seperti apa kisah di Labirin itu?

Kisahnya gamblang ya ada di lirik. Kisahnya sederhana, seseorang yang sedang jatuh cinta, dia mencari-cari apa yang disukai oleh orang disukainya itu.

Dalam pencariannya kemudian menjadi kompleks, makanya saya namakan Labirin.

Inspirasinya dari mana?

Tidak ada inspirasi khusus. Karena saya menulis lagu itu yang saya yakini bisa dirasakan oleh orang lain juga.

Ada yang berbeda ya dari lagu Labirin?

Ada perbedaan dari pendekatan arrasemen sehingga suasananya berbeda. Bukan soal ada instrumen gitar elektrik saja.

Karena satu instrumen tidak mewakili arrasemen. Di lagu sebelumnya, banyak yang pendekatannya lebih akustik, karena rekamannya analog.

Suasana yang berbeda ini sebenarnya yang hanya bisa didengarkan.

Ada Petra Sohimbing di situ, alasannya?

Petra menulis lirik bersama-sama di Labirin.

Tapi, tidak ada alasan khusus ketika saya bekerjasama dengan musisi lain (termasuk Petra Sihombing).



Awal kerjasama itu, hampir 2 tahun lalu, pernah ikutan suatu forum bernyanyi lagi, di forum itu tidak sekadar menyanyi saja, tapi diisi kegiatan lain kolaborasi.

Saya klop dengan Petra Sihombing.

Kapan Album terbaru keluar?

Hingga akhir Desember 2018 saya banyak kegiatan, sehingga pulang ke rumah hanya dua hari sekali, yang benar-benar santai.

Saya sih tidak  mau terburu-buru, karena nantinya tidak puas. Karena kalau bagus, tergantung pendengar juga bagus atau tidak.

Awal-awal tahun, di kuartal kedua mungkin mencoba masuk dapur rekaman lagi membuat album.

Lagu Labirin sukses, ya?

Kalau dilihat dari tanggapan di media sosial sih begitu. Sedangkan dari sisi statistik, manajemen saya yang tahu.

Patokan saya pribadi sih, kalau dibawakan di atas panggung, terus banyak yang ikut bernyanyi. Nah, itu tandanya sukses.

Sering ya ketemu fans fanatik banget, bahkan beberapa menganggapnya menganggu?

Sering. Ada beberapa fans yang menghargai kita secara lebih dari yang lainnya.

Tapi saya selalu berpikir pasti ada alasannya. Pernah di suatu kota ada fans itu, saya tanya.

Preview


Ternyata dia itu ketemu saya butuh waktu hingga berjam-jam untuk sampai di tempat konser. Bagi saya itu jadi masuk akal, kenapa mereka jadi begitu.

Kalau kita berpikir jernih, fans yang seperti itu adalah energi untuk penyanyi, energi untuk lagu Indonesia. Kalau gak kan, siapa lagi yang menyenangi lagu Indonesia?

Musik digital makin berkembang, tanggapannya?



Tidak ada masalah. Karena ya perkembang zaman. Itukan etalase bagi karya musisi.

Namun, bagi saya pribadi, tidak akan bisa mengalahkan romantisme saat membeli CD, membaca bukunya dan ke konser untuk ditandatangani.

Bagi saya, semakin maju peradaban di suatu negara semakin romantis penduduknya.

Musik digital akan semakin maju, tapi CD itu tidak akan mati.


populerRelated Article