Yang Membuat Demi Lovato Selamat dari Overdosis
Seminggu setelah dilarikan ke rumah sakit karena diduga overdosis heroin, penyanyi pop Demi Lovato, seperti diberitakan oleh CNN, masih dirawat secara intensif. Di balik masa kritis yang berhasil dilewati Demi, ada peran sahabatnya yang tanggap memberi Narcan saat menemukan Demi tak sadarkan diri.
Keadaan Demi bisa saja menjadi lebih buruk apabila sahabatnya tak memberi pertolongan pertama sesegera mungkin. Di Indonesia, memberikan pertolongan pertama pada individu yang mengalami overdosis narkoba seperti dilakukan sahabat Demi bukan hal lazim. Ada kecenderungan rekan atau orang di sekeliling korban enggan pergi ke rumah sakit karena takut ditindak pihak berwajib.“Cara pandang kita masih menganggap korban harus diperangi, kendala hukumnya banyak,” kata Wan Traga Duvan Baros, Koordinator Treatment Center, Rumah Cemara, komunitas yang memiliki program untuk peningkatan kualitas hidup orang dengan HIV-AIDS dan korban narkoba. Selama ini, lanjutnya, korban overdosis narkoba baru bisa diberi pertolongan pertama seperti dilonggarkan pakaiannya dan diberi bantuan pernapasan. Dokter spesialis kedokteran jiwa dengan minat khusus adiksi narkoba, Benny Ardjil, Sp.KJ, mengafirmasi pernyataan Baros. Menurutnya, korban overdosis narkoba harus segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan tepat.“Penanganan overdosis narkoba sangat tergantung pada jenis narkobanya, jadi ini memang masalah medis dan butuh kewenangan medis untuk mengatasinya,” tegasnya. Saat ini, ia menambahkan, yang paling banyak membikin korban gara-gara overdosis di Indonesia adalah alkohol oplosan dan sabu.Secara garis besar, korban overdosis harus segera diberi tambahan oksigen karena banyak jenis narkoba terutama heroin bersifat menekan fungsi pernapasan. Setelahnya, baru tim medis membersihkan lambung dan tubuh dari cemaran narkoba serta memberi obat antidotum guna menghilangkan racun narkoba.Dimuat laman resmi CPR Certified, ada beberapa ciri yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi overdosis pada seseorang. Gejala paling umum adalah napas pendek, tidak teratur, atau malah tak bernapas. Korban overdosis juga sering mengalami disorientasi atau halusinasi, hilang kontrol motorik, dan limbung.Nalokson si Penyelamat Nyawa
Baros menceritakan potret korban overdosis narkoba di Indonesia yang masih termarginalkan. Di negara maju seperti Amerika Serikat, korban overdosis dapat mengakses layanan medis dengan mudah. Bahkan orang-orang terdekatnya dibekali obat antidotum. Di Indonesia, mereka hanya bisa bergantung pada pertolongan di rumah sakit.“Informasi pertolongan pada korban overdosis saja banyak yang tidak tahu,” ujar Baros.Narcan, merek obat antidotum nalokson yang diberikan oleh sahabat Demi Lovato sebagai pertolongan pertama overdosis tak bisa diakses sembarang di negara ini. Petugas medis di lapangan pun tak banyak buka suara soal penanggulangan overdosis opioid termasuk heroin dan pil nyeri yang diresepkan seperti morfin, kodein, oksikodon, metadon, dan Vicodin menggunakan nalokson.“Mereka [awam] enggak mungkin pegang karena nalokson juga masuk golongan narkotika, ada pembatasan,” tambah Benny.Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat mengizinkan penggunaan nalokson untuk umum. Kebijakan ini didukung oleh hasil penelitian Coffin dan Sullivan pada 2013 yang mengungkapkan bahwa distribusi nalokson untuk awam mengurangi 6 persen probabilitas kematian akibat overdosis opioid. Overdosis narkoba jenis ini menjadi penyebab utama kematian tidak disengaja di Amerika Serikat.“Satu kematian dicegah untuk setiap pendistribusian 227 nalokson kit,” tulis penelitian tersebut. Nalokson bekerja dengan cara mengikat reseptor opioid, menariknya, dan memblokir efek opioid dari reseptor di otak. Laman Stop Over Dose mengungkapkan semakin cepat nalokson diaplikasikan pada korban overdosis opioid, akan semakin kecil kerusakan otak yang diderita korban. Kerusakan otak dapat terjadi hanya dalam beberapa menit dari overdosis opioid sebagai akibat kurangnya suplai oksigen ke otak. “Bereaksi dalam waktu sekitar 5 menit, mulai mereda dalam waktu sekitar setengah jam sampai 1,5 jam,” tulis keterangan dalam laman itu. Nalokson memberi jeda dan waktu cukup bagi tim medis datang dan memberi pertolongan medis lanjutan pada korban. Aplikasi obat antidotum ini dapat dilakukan dalam dua cara. Pertama, diinjeksi ke otot besar seperti paha, pantat bagian atas atau luar, dan pundak, lalu dilanjutkan bantuan pernapasan 2-3 menit setelah injeksi. Lalu, tipe kedua adalah nalokson jenis semprotan yang diaplikasikan ke hidung, dilanjutkan bantuan pernapasan sampai obat tersebut bereaksi sekitar 3-5 menit kemudian.Penggunaan nalokson pada individu tanpa opioid dalam dosis standar, sejauh ini tidak menimbulkan efek farmakologis. Sayangnya, sekali lagi, ia tak bisa dimiliki awam. Jika Anda mendapati seseorang tampak mengalami overdosis, upayakan agar korban sadar dengan memiringkan tubuhnya, dan berilah ia pertolongan medis. Baca juga artikel terkait HEROIN atau tulisan menarik lainnya Aditya Widya PutriBiar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.
Editors' Picks
Most Popular
Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini