Mozilla Firefox Pangkas 250 Karyawan, Fokus Cari Untung
Uzone.id - Pengembang browser Firefox, Mozilla mengumumkan akan memutuskan hubungan kerja dengan sekirat 250 karyawannya. Angka itu sama dengan seperempat dari total karyawan Mozilla di dunia.
Pihak Mozilla mengatakan jika mereka cukup terdampak oleh pandemi Covid-19 yang membuat keuntungan perusahaan menjadi semakin turun. Mereka juga mengatakan akan fokus untuk menciptakan produk baru guna menghasilkan uang dan keuntungan bagi perusahaan."Kondisi ekonomi yang terjadi akibat dari pandemi global ini telah mempengaruhi pendapatan kami secara signifikan. Sebagai hasialnya, rencana-rencana perusahaan yang telah dirancang sebelum Covid muncul tak lagi bisa dijalankan," ujar CEO Mozilla Corp, Mitchell Baker, seperti dikutip dari The Register, Rabu, 12 Agustus 2020.
Dalam memo internal perusahaan, Baker mengatakan jika Mozilla telah menutup kantor operasional mereka di Taiwan. Lalu, sekira 60 lebih karyawannya akan ditempatkan di divisi yang berbeda. Selanjutnya, sebanyak 25 persen karyawan akan di PHK.
Baca juga: Firefox Lite Klaim Punya Pencarian Cerdas
"Mereka yang terkena program PHK ini adalah Mozilla Sejati, bukan karena kualitas seseorang. Mereka adalah orang-orang profesional dengan tingkat keahlian yang tinggi, ahli dan berkomitmen. Kontribusi mereka sangat berharga dan penting bagi Mozilla," ujar Baker.
Baker berjanji akan tetap menggaji para karyawan ini sampai akhir tahun. Bahkan sebagian dari mereka juga akan mendapatkan bonus dari hasil kinerja mereka sebelumnya.
Mozilla mengaku akan fokus membuat produk yang berbeda berdasarkan pengalaman pengguna. Mereka juga mengurangi investasi di beberapa area, seperti developers tools, internal tooling, dan lainnya. Termasuk produk seperti Moz App Pocket yang memungkinkan pengguna mengkompilasi artikel yang disimpan untuk dibaca nanti, juga aplikasi meeting virtual bernama Hubs, dan layanan VPN berlangganan.
"Kami menciptakan sebuah produk baru di luar Firefox yang lebih cepat dan bisa menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Kami telah membuat tim baru untuk fokus pada desain dan machine learning," ujar Baker.
Baca juga: Mozilla Masih Upayakan Perbaikan Bug di Firefox
Mozilla selama ini bisa bertahan karena telah mendapatkan pendanaan besar dari Google, Yandex dan Baidu. Pendanaan itu sejatinya sebagai bayaran agar Firefox menjadikan produk mesin pencari itu sebagai default di wilayah mereka masing-masing. Misalnya, mesin pencari Yandex jadi default di browser Firefox di Rusia, demikian juga Baidu di China.
Mozilla mendapatkan pendanaan pada 2018 sebesar USD451 juta. Total 95 persen dari angka itu, sekira USD430, berasal dari perusahaan-perusahaan besar itu. Sayangnya, kesepakatan ini akan kedaluarsa pada November 2020, kecuali jika perusahaan-perusahaan tersebut melakukan pembaruan kontrak atau negosiasi ulang.
Saat ini pasar browser masih didominasi oleh Google Chroma, baik desktop maupun mobile. Net Marketshare menyebut pangsa pasar Chrome di desktop mencapai 71 persen, sedangkan Firefox hanya 7 persen. Sedangkan di mobile browser, Chrome menguasai 63 persen sedangkan Firefox kurang dari 1 persen.