Sponsored
Home
/
Digilife

TikTok Pernah Larang Promosikan Konten Orang Jelek

TikTok Pernah Larang Promosikan Konten Orang Jelek
Preview
Siti Sarifah18 March 2020
Bagikan :

Uzone.id - Aplikasi TikTok memang sudah semakin tak terbendung dan diminati banyak anak muda. Namun siapa sangka, platform tersebut dulu pernah membuat kebijakan yang diskriminatif untuk para penggunanya.

Dilansir melalui The Guardian, Selasa, 17 Maret 2020, TikTok pernah membuat kebijakan untuk para moderator agar tidak mempromosikan postingan yang memperlihatkan pengguna dengan wajah jelek, atau pengguna yang merekam video di pemukiman kotor atau kumuh.

Promosi memang kerap dilakukan TikTok dalam sesi bertajuk For You. Namun seleksinya cukup ketat karena tak hanya gembel dan orang jelek yang dilarang dipromosi tapi juga LGBTQ dan pengguna yang memiliki disabilitas.

Baca juga: Temuan Kominfo Hoax Virus Corona, Termasuk Jokowi Positif

Hal ini diungkap oleh The Intercept yang mendapatkan informasi dari nara sumber di dalam TikTok. Namun sumber tersebut mengatakan, kebijakan itu tidak lagi digunakan saat ini dan hanya digunakan di awal-awal kehadiran TikTok untuk mencegah bullying.

The Intercept mengaku memiliki dokumen rahasia itu. Di dalamnya juga dijelaskan larangan untuk mempromosikan video pengguna yang memiliki bentuk tubuh tak normal, seperti perut buncit atau wajah yang terlalu banyak kerut dan jerawat. Termasuk juga tak menampilkan orang miskin, atau rumah yang jelek.

"Jika karakter atau background yang muncul di video itu jelek maka video tersebut akan tidak menarik untuk ditonton, tidak layak untuk direkomendasikan ke pengguna, bahkan tidak akan bisa menarik pengguna baru," tulis panduan TikTok yang ada di Intercept.

Baca juga: Telkom Terapkan Standar Kerja Sesuai WHO untuk Mengurangi Penyebaran Virus Corona

Juru bicara TikTok mengatakan kepada The Verge jika dokumen kebijakan yang dipegang Intercept itu hanya berlaku untuk regional China dan tidak berlaku untuk pasar di Amerika. Kebijakan itupun sudah berubah beberapa tahun lalu. Malah TikTok telah menyewa orang hukum untuk mengembangkan dan mengubah kebijakan moderasi tersebut.

Selain kebijakan moderasi konten, TikTok juga memiliki kebijakan untuk memoderasi live streaming, termasuk larangan menyiarkan protes Tiananmen Square, Tibet dan Taiwan, atau kritik terhadap polisi, politikus sampai pemimpin agama. Namun lagi-lagi, juru bicara TikTok dari ByteDance mengatakan jika aturan itu sudah tak berlaku lagi sejak Mei 2019.

populerRelated Article