2 Teknologi Program Makan Bergizi Gratis: Monitoring Real-Time dan AI
Uzone.id — Program makan bergizi gratis sudah mulai di uji coba di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya di daerah Jawa Barat. Salah satu daerah yang menjadi program pilot adalah Tanah Sareal, Kota Bogor.
Menyasar 15 sekolah di daerah sekitar, mulai dari TK/Paud, SD, SMP hingga SMA, program Makanan Bergizi Gratis di Tanah Sareal mulai beroperasi semenjak tanggal 18 November 2024 dengan memperkerjakan 51 karyawan untuk mengoperasikan Dapur Unit Pelayanan di daerah tersebut.Menurut Kepala SPPG Tanah Sereal, Ayu Pertiwi, jumlah makanan yang diproduksi mencapai 3018 porsi per harinya. Jumlah tersebut menyesuaikan kebutuhan dari 15 sekolah yang mereka layani.
Selain menggunakan tenaga ahli termasuk kepala unit dan ahli gizi, program Makan Bergizi Gratis ini juga melibatkan beberapa teknologi untuk kelancaran dan ketepatan distribusi.
Salah satunya adalah sistem informasi yang digunakan untuk memonitoring alur distribusi makanan sehingga tepat dan transparan. Sistem informasi ini diatur untuk terus ter-update secara real time sesuai dengan pendistribusian makanan tersebut.
“Pemantauan program ini juga sangat dekat dengan presiden, di dalam ada sebuah sistem informasi yang dimana sistem ini mencantumkan jumlah anak, berapa makanan yang ready, berapa makanan yang sudah diantarkan, yang sudah diserahkan ke anak, dan itu real time dan itu langsung (terupdate) ke lingkaran kepresidenan,” kata Jubir Kantor Komunikasi Kepresidenan, Dedek Prayudi.
Nantinya, para driver dan asisten lapangan yang bertugas diharuskan untuk melakukan update dalam aplikasi tersebut. Update di dalam sistem ini juga cukup lengkap karena mencakup jumlah makanan yang tidak terkirim ke siswa karena alasan tertentu.
Makanan tersebut akan didistribusikan ke tempat lain dengan jumlah siswa yang sama dengan jumlah makanan yang tersedia.
Tak hanya itu, ahli gizi juga nantinya akan mendapat bantuan dari AI untuk menentukan menu makanan untuk para siswa. Teknologi AI ini nantinya akan hadir dalam bentuk aplikasi atau software dengan tujuan untuk membantu para ahli gizi di unit SPPG dalam menentukan menu makanan bergizi.
“Jadi kami tidak berpikir secara manual, karena kami setiap harinya harus mengubah menu dan menyesuaikan bahan baku makanan juga,” kata Ahli Gizi SPPG Tanah Sereal Bogor, Countessha Nicola Lanauedreuxe Handoko.
Namun, penerapan teknologi AI ini masih dalam pengembangan dan belum diterapkan dalam masa percobaan ini.
Sebagai salah satu kepala ahli gizi, Countessha berharap bahwa aplikasi AI ini nantinya akan membantu para ahli gizi untuk menentukan menu dan meringankan pekerjaan mereka ke depannya.
Sebelumnya, Dirgayuza Setiawan, Editor Buku ‘Strategi Transformasi Bangsa, Prabowo Subianto’ menjelaskan bahwa penerapan AI ini akan dilakukan pada tahun 2025 mendatang.
AI ini dirancang untuk membantu setiap kepala dapur menentukan menu selama seminggu ke depan. AI ini dapat digunakan oleh kepala dapur untuk rekomendasi menu makanan yang sesuai dengan jumlah gizi dan kalori dari dataset Kementerian Kesehatan. Sistem tersebut juga akan menyesuaikannya dengan bahan pangan yang sedang tersedia saat ini.
Cara tersebut diklaim bisa memenuhi 3 target, yaitu target jumlah makanan yang disediakan, kedua target harga per porsi, target nutrisi yaitu kalori dan juga makronutrisi dan mikronutrisi yang dikejar.
Percobaan program makan gratis ini menjadi salah satu uji coba yang dicanangkan pemerintah sebelum melakukan peluncuran resmi pada Januari 2025 mendatang. Tak hanya itu peninjauan yang dilakukan ke unit SPPG di Bogor ini adalah salah satu upaya untuk memastikan bahwa program tersebut telah memenuhi 3 komponen utama, yaitu kecukupan gizi, higienitas, dan keamanan makanan.