Home
/
Digilife

2021, Dunia Mengalami 11 Juta Serangan DDoS

2021, Dunia Mengalami 11 Juta Serangan DDoS

Siti Sarifah11 October 2021
Bagikan :

Uzone.id - Serangan siber menggunakan sistem DDoS atau Distributed Denial of Service dipercaya akan meningkat cukup pesat tahun ini. Pasalnya, di awal tahun saja, serangan DDoS telah mencapai anga 972 ribu.

Hal ini terungkap dari data yang dipaparkan Netscout dengan tajuk Threat Intelligence Report Issue. Dikutip dari Venture Beat, sampai akhir tahun nanti diprediksi akan ada sekitar 11 juta serangan DDoS.

Serangan DDoS di awal tahun diprediksi sudah masif sejak Januari 2021. Lalu setiap bulannya, jumlahnya terus meningkat. Pada Juni lalu, serangan DDoS mencapai angka terendah, dengan penurunan sampai 759 ribu.

BACA JUGA: TikTok Viral Prabowo "karena Kita Tidak Punya Uang", Ngomongnya Pas Momen Ini

"Pada pertengahan tahun ini, serangan DDoS naik sampai 11 persen jika dibanding pertengahan tahun lalu. Total jumlah serangan mencapai 5,4 juta. Jika kondisi ini terus berlanjut, serangan DDoS akan berjumlah sampai 11 juta akhir tahun ini," tulis laporan Netscout tersebut.

Pada Juni, penjahat siber melayangkan serangan berfrekuensi terabyte yang menargetkan penyedia layanan internet di Jerman. Mereka menyebarkan refleksi DNS atau vektor amplifikasi. Serangan tersebut memiliki bandwidth 1,5Tbps. Frekuensi ini sama dengan kenaikan 169 persen dibanding serangan yang terjadi di paruh pertama 2020.

WFH diyakini telah membuka peluang baru bagi penjahat dunia maya. Sejak awal pandemi, dunia menjadi semakin bergantung pada konektivitas dan layanan web, menjadikannya target yang menguntungkan bagi pelaku ancaman.

BACA JUGA: Navigasi Lite pada Google Maps akan Tersedia untuk Pesepeda

Dengan 283.516 serangan DDoS, operator telekomunikasi kabel termasuk di antara industri yang paling terpengaruh, diikuti oleh bisnis pemrosesan data, hosting, dan layanan terkait (195.258 serangan) dan operator telekomunikasi nirkabel (84.151 serangan).

Serangan DDoS menggunakan botnet (jaringan komputer yang disusupi) untuk membanjiri infrastruktur TI korban dengan banyak permintaan, sehingga mengganggu layanan korban. Penjahat dunia maya dapat menginfeksi komputer atau perangkat pintar apa pun, menjadikannya bagian dari botnet. Seiring bertambahnya jumlah perangkat IoT di dunia, serangan semacam itu menjadi lebih mudah dilakukan daripada sebelumnya.

populerRelated Article