icon-category Digilife

3 Faktor Naiknya Adaptasi Smart Home di Indonesia

Bagikan :

Uzone.id - Pandemi Covid-19 membuat gaya hidup masyarakat Indonesia berubah, terutama dalam penerapan teknologi smart home dalam hunian mereka. Harwisnu Pamungkas, Tribe Leader of Consumer Digitalization PT Telekomunikasi Indonesia mengatakan, kini orang-orang mengenal manfaat sesungguhnya dari perangkat smart home.

Selama pandemi Covid-19 berlangsung, orang-orang ‘dipaksa’ untuk membatasi aktivitas di luar ruangan. Tren WFH (work from home) pun jadi populer, dimana karyawan kantoran dapat bekerja secara mobile dan terhubung dengan rekan-rekan kerja mereka melalui berbagai platform online yang ada.

Tren WFH ini juga membuat orang-orang berupaya untuk mempermudah kegiatan sehari-hari mereka di rumah. Se-simple menyalakan lampu lewat smartphone, memantau keamanan rumah secara real-time, bersih-bersih rumah tanpa cape, dan lainnya.

Itulah yang memicu percepatan implementasi smart home di Indonesia.

Baca juga: Gara-gara Pandemi, Smart Home Makin Diburu Masyarakat

“Orang sudah mengenal value dari smart home,” katanya, dalam wawancara bersama tim Uzone.id.

“Tren bekerja dari rumah, jelas dari koneksi internet. Tapi ada juga kebutuhan soal kerja dari rumah, komunikasi secara remote, hingga mengendalikan dan berkomunikasi dengan orang rumah secara mudah,” lanjut Harwisnu yang akrab disapa Wisnu.

alt-img
Harwisnu Pamungkas, Tribe Leader of Consumer Digitalization PT Telekomunikasi Indonesia.

Bukan cuma karena pandemi saja, pengaruh anak-anak muda Indonesia dengan segala rupa gadget yang dipunyai membuat implementasi smart home kian pesat di tanah air.

Ia mencontohkan, smart IP camera yang penjualannya tumbuh sangat tinggi di Indonesia. Menurut analisa Wisnu, perangkat kamera pintar tersebut mendominasi 50 persen dari total penjualan smart home di Indonesia.

“Lainnya seperti sensor, remote berbasis Bluetooth untuk menggerakkan beberapa perangkat, robot vacuum cleaner dan lain sebagainya,” imbuh Wisnu.

Baca juga: Tarif Internet di Indonesia Kelewat Murah?

“Ditambah anak-anak muda sekarang punya gadget yang luar biasa juga perkembangannya. Apalagi sekarang tren tinggal di apartemen juga dimulai, sehingga mendorong kehidupan praktis menjadi sebuah gaya hidup,” tambahnya.

Adaptasi internet fiber yang semakin luas dan koneksi jaringan seluler yang semakin masif juga menjadi salah satu faktor utama kenapa penerapan smart home di Indonesia begitu cepat.

Saat ini, cakupan 4G LTE di Indonesia sudah hampir merata. Di saat yang sama, penyebaran jaringan 5G dengan kecepatan setara internet fiber yang high-speed juga sudah mulai dilakukan di beberapa kota di Indonesia.

“Itu menjadi salah satu faktor pendorong juga untuk penerapan smart home,” ucap Wisnu.

TelkomGroup hadirkan IndiHome Eazy

Dengan market smart home yang besar di Indonesia, TelkomGroup pun menawarkan layanan untuk memaksimalkan potensi perangkat ‘rumah pintar’ tersebut di Indonesia. Layanan ini bernama IndiHome Smart, sebuah solusi aman dan nyaman memonitor rumah dalam satu genggaman.

Melalui aplikasi ini, pengguna dapat mengelola dan mengendalikan banyak perangkat smart home lintas brand dalam satu aplikasi.

“IndiHome Eazy bedanya dengan aplikasi bawaan smart home adalah, kita bisa mengendalikan perangkat dari beberapa brand sekaligus. Value dari sisi pelanggan, saya gak harus beli merek A untuk semua perangkat, jadi bisa membeli beberapa merek untuk melengkapi ekosistem smart home mereka di rumah,” terang Wisnu.

Baca juga: Mungkinkah Smart Home Merakyat di Kalangan Masyarakat Indonesia?

Selain kemampuan untuk mengelola lintas brand, IndiHome Eazy juga punya sistem penyimpanan cloud yang aman dengan server berada di Indonesia. Wisnu menyebut, “Ini sangat penting, karena Telkom patuh dengan aturan perundang-undangan di negara ini, dalam hal ini UU PDP yang harus menjaga rahasia pelanggan jangan sampai keluar.”

“Akan sulit jika server disimpan di luar, dan itu jadi salah satu faktor penguat dari kita sebagai pilihan utama dari masyarakat Indonesia,” lanjutnya.

IndiHome Eazy saat ini tersedia di Google Play Store dan App Store. Untuk mendapatkan fungsi yang penuh, pelanggan bisa berlangganan per bulannya dengan biaya tergantung penyimpanan cloud yang disediakan.

Ada tiga tipe berlangganan yang tersedia, yakni penyimpanan untuk 7 hari ke belakang, 14 hari dan 30 hari. “Tidak ada batasan storage di sini, jadi semaunya hanya jangka waktunya saja yang berbeda,” pungkas Wisnu.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini