Nucleic Acid Test, Teknologi yang Cegah Penularan HIV Saat Transfusi Darah

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

(Foto: Kumparan.com)

Uzone.id- Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (UTD PMI) Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Provinsi DKI telah berupaya mencegah dan menekan penyebaran penyakit menular—terutama hepatitis B (HBV), hepatitis C (HCV), dan HIV—melalui transfusi darah.

Salah satu upaya tersebut, yaitu melalui perangkat transfusi darah dengan alatNucleic Acid Test(NAT).

Ini merupakan teknologi uji saring yang mampu mendeteksi keberadaan DNA/RNA virus denganwindow periodatau masa jendela yang lebih pendek, sebagai upaya untuk meningkatkan keamanan darah secara signifikan.

Baca: Malas Antre Tebus Resep Obat di Rumah Sakit?HalodocBisa Antar untuk Kamu Gratis

““PemeriksaanNATyang dilakukan PMI Provinsi DKI merupakan bantuan penuh dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk seluruh warga Provinsi DKI Jakarta yang membutuhkan darah,” kata Muhammad Ali Reza, Ketua Pengurus PMI Provinsi DKI Jakarta, dalam pernyataan resminya.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, “Dengan alat tersebut,screeningdarah donor dapat menghasilkan darah yang sudah terbebas dari HIV, hepatitis B (HBV) dan hepatitis C (HCV) sejak Februari 2015.”

Sebagai informasi, hepatitis merupakan salah satu penyakit menular berupa peradangan pada sel-sel hati. SedangkanHIVatauHuman Immunodeficiency Virusadalah sejenis virus yang menyerang atau menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan kekebalan tubuh menurun.

Baca:Rutin Konsumsi Kafein Meningkatkan Risiko Stroke, Benarkah?

Kini, uji saringNATtersedia di 12 kota, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Surakarta, Bali, Makassar, Medan, Pekanbaru, Padang, Lampung, dan menyusul di UTD RS. Dr. Sardjito Yogyakarta.

Dalam kesempatan yang sama, Dra. Khofifah Ani, Apt., PLT Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, mengatakan “Saya menghimbau kepada pihak rumah sakit untuk menggunakan darah yang sudah melewati uji saringNAT.”

“Dengan penggunaan uji saringNATdiharapkan dapat mencegah penyakit menular serta mengurangi risiko penyebaran virus melalui transfusi darah,” kata lebih lanjut.