10 Teknologi yang Mendukung Hidup New Normal

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Ilustrasi (Foto: Alex Knight / Unsplash)

Uzone.id- Faizal Rochmad Djoemadi, Chief Digital and Innovation Officer PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., menjadi salah satu nara sumber dalam webinar bertajuk 'Peran Teknologi Mempersiapkan Bangsa Indonesia menuju New Normal' pada Kamis (22/5/2020).

Mengutip tulisan dari pakar marketing Yushohady, Faizal memaparkan akan ada 4 Megashift akibat pandemi Covid-19. 
Apalagi, krisis akibat Covid-19 sendiri telah merevisi pertumbuhan GDP Indonesia yang awalnya sekitar 5,3 persen menjadi 1,3 persen dan akan mengubah kebiasaan:

1. Gaya hidup diam di rumah

Faisal mengatakan, pada akhirnya orang akan kembali ke rumah. Rumah menjadi pusat aktivitas bekerja, menjalani hidup dan bermain. Akibat dari adanya social distancing (WFH, memasak, hiburan, online shop, dan lain-lain). Begitu juga menjalankan ibadah terawih selama bulan Ramadan dilakukan di rumah. 

Masalah yang akan dihadapi: 

- Konsumen: Aktivitas akan berpusat di rumah. Diusahakan jasa/layahan bisa jalankan di rumah

- Perusahaan: Proses bisnis dan kultur yang mendukung kerja jarak jauh belum siap

- Manufaktur: Industri konvensional belum memiliki analisa dan monitoring proses secara online

BACA JUGA:Inikah Gambaran Kehidupan New Normal Era Pandemi Covid-19?

2. Bottom of the Pyramid

Menurut Faizal, orang akan kembali ke dasar. Jadi, bagaimana kita hidup sampai wabah ini selesai.

"Jadi bisa hidup saja sudah syukur. Boro-boro mikirin bisnis untung," tutur dia.

Saat ini, orang memilih untuk bertahan hidup. Jadi, semua sumber daya akan difokuskan ke situ. "Punya uang pun prioritasnya ke makan, kesehatan dan keamanan. Apalagi banyaknya PHK kriminalitas meningkat," katanya.

Masalah yang akan dihadapi:

- Konsumen: Pengeluaran akan penuh pertimbangan dengan memperhatikan kebutuhan dasar

- Perusahaan: Bisnis yang memproduksi barang/jasa kebutuhan tersier harus menyesuaikan

- Manufaktur: Bagi lini manufaktur penyedia kebutuhan sekunder, tersier akan terganggu

 

3. Go Virtual

Ketika orang-orang melakukan social distancing, PSBB, maka semuanya dilakukan virtual. itu dilakukan siapapun, businessman, ibu rumah tangga,

Masalah yang akan dihadapi:

- Konsumen: Melakukan pengalaman dengan virtual atau on distance. Menghindari kontak fisik

- Perusahaan: Bisnis yang membutuhkan interaksi fisik harus menyiapkan layanan pengalaman non-fisik/digital.

- Manufaktur: Memberlakukan physical distancing memperhatikan ruang dan shift karyawan dalam bekerja

 

4 Timbulnya Emphatic society

Jadi, kedermawaan meningkat karena banyaknya masyarakat korban dari Covid-19 ini, termasuk banyaknya PHK sehingga orang tidak bisa mencari uang.

"Apalagi yang bekerja mendapatkan rezeki harian, jelas itu susah di masa sulit ini," tutur Faisal.

Masalah yang akan dihadapi:

- Konsumen: Tingkat kepedulian akan meningkat dengan saling membantu dan peduli akan lingkungan

- Perusahaan: Aspek-aspek kesehatan ramah lingkungan dan sosial menjadi perhatian penting

- Manufaktur: Industri harus lebih memperhatikan aspek-aspek kesehatan, ramah lingkungan dan sosial.

Kemudian, Faisal merangkum ada 10 produk teknologi yang bisa memberikan solusi masalah di atas ketika manusia menjalani kehidupan new normal, yakni:

1. Online Shopping and Robot Deliveries (Warehouse Automation, Digital Identity & Payment) 

2. Digital Payments and Financial Technology (RFID, NFC, Digital Wallet)

3. Remote Work [Virtual Private Networks (VPNs), Voice over Internet Protocols (VoIP), Virtual Meetings]

4. Distance Learning (Cloud Technology, Facial Recognition, Virtual Reality)

5. Telehealt (Virtual Care, Virtual Health Store, Chatbots)

6. Online Entertainment (Music, Video Streaming, Virtual Reality) 

7. Supply Chain 4.0 (Big Data, Cloud Computing, Blockchain) 

8. 3D Printing (Intellectual Property Rights Security, Digital Light Processing, Electronic Beam Meeting)

9. Robotics and Drones (Robotic process automation, Consumer drones, medical robotics)

10. 5G and ICT (Broadband service with speed up to 20 Gbps, Massive Iot up to 1 million connections/km2, high energy efficency)

 

VIDEO Enaknya jadi Atlet eSports di Indonesia