30 Tahun Kita Dibohongi Daihatsu Terkait Uji Keselamatan
Uzone.id-Skandal manipulasi uji tabrak yang dilakukanDaihatsumasih terus berlanjut. Bahkan, pabrikan Jepang tersebut mengakui kalau pohaknya telah melakukan manipulasi uji keselamatan selama lebih dari 30 tahun!
CEODaihatsu, Soichiro Okudaira mengumumkan bahwa sebuah komite pihak ketiga yang independen telah menemukan bukti-bukti kecurangan dalam pengujian keselamatan pada 64 model kendaraan, termasuk yang dijual dengan merek Toyota.
"Kami mengkhianati kepercayaan pelanggan kami. Semua kesalahan ada pada manajemen," kata Soichiro, dikutip dariThe Guardian.
Masalah ini berdampak pada mobil-mobil yang dijual di Thailand, Malaysia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Indonesia, dan Meksiko.
Skandal manipulasi uji keselamatan terbongkar Masalah manipulasi uji keselamatan mobil milikDaihatsupertama kali terungkap pada April 2023.
Saat itu,Daihatsumengakui bahwa mereka telah memanipulasi data pada empat model yang diproduksi di Thailand dan Malaysia dari tahun 2022 hingga tahun ini.
Sejak saat itu, Daihatsu mengakui bahwa masalah serupa telah terjadi di hampir seluruh proses produksinya, dengan investigasi internal yang menemukan data dipalsukan sejak tahun 1989.
Pada April 2023 lalu,Daihatsutelah mengakui bahwa sebanyak 88.000 mobil yang dijual dengan merek Toyota di Thailand dan di Malaysia melanggar uji keselamatan.
Beberapa pemeriksaan menyebut bahwa lapisan dalam pintu depan dimodifikasi secara tidak benar. Di sisi lain, Daihatsu juga tidak mematuhi persyaratan peraturan untuk tes tabrakan samping tertentu.
Laporan yang dirilis komite investigasi pada Desember 2023 ini menunjukkan adanya 174 kasus lagi di manaDaihatsumemanipulasi data, membuat pernyataan palsu, atau mengutak-atik kendaraan secara tidak benar untuk lulus uji sertifikasi keselamatan.
"Kasus tertua ditelusuri kembali ke tahun 1989, dengan peningkatan jumlah kasus sejak tahun 2014," tulis laporan tersebut, dikutip dariCNN.
Menanggapi hal ini, perusahaan raksasa Jepang itu berjanji akan merombak anak perusahaannya, Daihatsu. "Reformasi fundamental diperlukan untuk merevitalisasi Daihatsu," kata pihak Toyota.
"Kami menyadari betapa beratnya fakta bahwa pengabaian Daihatsu terhadap proses sertifikasi telah mengguncang fondasi perusahaan sebagai produsen mobil," tambahnya.
Proses produksi dihentikan sementara imbas skandal ini,Daihatsumenghentikan produksi sementara waktu di keempat pabriknya di Jepang, termasuk satu pabrik di kantor pusatnya di Osaka, Jepang. Penghentian produksi tersebut akan berlangsung hingga akhir Januari 2024.
Hal ini mempengaruhi sekitar 9.000 karyawan yang bekerja di bagian produksi dalam negeri. Tak hanya menghentikan produksi untuk sementara waktu,Daihatsujuga menyetop pengiriman kendaraan domestik dan internasional.
Sementara untuk pabrik di Indonesia, perlahan sudah mulai pulih dan beroperasi kembali, tidak hanya untuk kebutuhan domestik tapi juga ekspor.